Tiga Pekan, Identitas Mayat Dalam Kardus Masih Misterius
Tiga pekan pasca penemuan mayat dalam kardus di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, identitas mayat tersebut masih misterius.
TABANAN, NusaBali
Polisi masih kesulitan mengungkap identitas mayat lantaran belum ada keluarga, kerabat, atau teman korban yang melaporkan kehilangan. Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu I Made Budiarta, mengatakan hingga saat ini kasus penemuan mayat dalam kardus masih dalam penyelidikan. Pihak kepolisian masih menunggu hasil VeR (Visum et Repertum) dari forensik, serta menunggu kemungkinan adanya laporan dari salah satu keluarga yang kehilangan anggota keluarganya.
“Belum, kami masih lakukan penyelidikan, dan juga menunggu hasil VeR secara resmi dari RS Sanglah,” ungkapnya, Minggu (22/7).
Menurut Iptu Budiarta, hingga saat ini belum ada laporan kehilangan dari masyarakat. Sehingga polisi belum bisa mengungkap identitas. Namun polisi masih terus mencari informasi untuk mengungkap kasus. “Tempat hiburan yang ada di sana sudah sempat dicek tetapi memang tidak ada yang kehilangan anggota keluarga,” imbuhnya.
Maka dari itu sembari menunggu hasil resmi tersebut, pihak kepolisian juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar melapor ke pihak berwajib jika kehilangan anggota keluarga atau temannya yang ciri-cirinya sama dengan identitas awal mayat misterius tersebut.
“Kami imbau seluruh masyarakat agar segera melapor jika memang ada kehilangan salah satu keluarga yang menyerupai dengan ciri awal mayat tersebut. Jika memang ada laporan, salah satu keluarga kami akan lakukan tes DNA untuk memastikan identitas mayat tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, krama Desa Adat Megati Kelod juga menggelar upacara pecaruan Manca Sanak pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (4/7) lalu. Tujuannya untuk menetralisir aura negatif di lokasi penemuan mayat dalam kardus di Banjar Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan pada Minggu (30/6).
Mayat ditemukan pertama kali oleh Nyoman Sudiastawa saat hendak menyabit karena mencium bau busuk. Sudiastawa sempat mengorek dengan kayu kardus yang menjadi sumber bau busuk itu. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke polisi. Mayat tersebut saat ini sudah dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk diotopsi guna penyelidikan lebih lanjut. *des
“Belum, kami masih lakukan penyelidikan, dan juga menunggu hasil VeR secara resmi dari RS Sanglah,” ungkapnya, Minggu (22/7).
Menurut Iptu Budiarta, hingga saat ini belum ada laporan kehilangan dari masyarakat. Sehingga polisi belum bisa mengungkap identitas. Namun polisi masih terus mencari informasi untuk mengungkap kasus. “Tempat hiburan yang ada di sana sudah sempat dicek tetapi memang tidak ada yang kehilangan anggota keluarga,” imbuhnya.
Maka dari itu sembari menunggu hasil resmi tersebut, pihak kepolisian juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar melapor ke pihak berwajib jika kehilangan anggota keluarga atau temannya yang ciri-cirinya sama dengan identitas awal mayat misterius tersebut.
“Kami imbau seluruh masyarakat agar segera melapor jika memang ada kehilangan salah satu keluarga yang menyerupai dengan ciri awal mayat tersebut. Jika memang ada laporan, salah satu keluarga kami akan lakukan tes DNA untuk memastikan identitas mayat tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, krama Desa Adat Megati Kelod juga menggelar upacara pecaruan Manca Sanak pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (4/7) lalu. Tujuannya untuk menetralisir aura negatif di lokasi penemuan mayat dalam kardus di Banjar Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan pada Minggu (30/6).
Mayat ditemukan pertama kali oleh Nyoman Sudiastawa saat hendak menyabit karena mencium bau busuk. Sudiastawa sempat mengorek dengan kayu kardus yang menjadi sumber bau busuk itu. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke polisi. Mayat tersebut saat ini sudah dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk diotopsi guna penyelidikan lebih lanjut. *des
Komentar