Jelang Galungan, Pesanan 'Saur' Meningkat
Tingkat pemesanan saur yang kerap disajikan sebagai pelengkap sarana upakara umat Hindu mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Galungan.
SEMARAPURA, NusaBali
"Kalau mendekati Galungan biasanya banyak pesanan dari suplier di pasar, ada saur manis untuk bisa di konsumsi, ada saur banten biasanya dipakai untuk upakara di banten-banten gitu," kata salah satu distributor saur di Pasar Galiran Klungkung, Luh Gede Juliarti, Minggu (21/7).
Ia mengatakan dari dua jenis saur tersebut, pembelian saur banten lebih dominan dibandingkan dengan saur manis. Hal ini disebabkan pelaksanaan hari raya Galungan yang semakin dekat. Untuk hari-hari biasanya, pihaknya hanya menyiapkan sekitar 200 biji kelapa dengan jumlah saur sekitar 5-10 kilogram (kg). Sedangkan mendekati Hari Raya Galungan, pengiriman juga bertambah menjadi 50-100 kg.
"Iya jadi biasanya mengirim ke Pasar Galiran Klungkung, kalau hari biasa, pas ada kelapa, ya setiap hari kita proses, tapi pas hari raya kita sediakan stok di saat pesanan saur ini membludak," katanya.
Untuk harga yang dipasarkan baik saat pengiriman normal dan saat mendekati Hari Raya Galungan, memiliki kisaran yang sama, yaitu Rp130.000. Hanya saja yang membedakan jumlah pemesanan yang mengalami peningkatan.
Di saat jumlah kelapa mulai langka, maka Luh Gede akan memberikan patokan harga sesuai dengan persentase jumlah yang meningkat. Selanjutnya masing-masing pemasok (suplier) yang berada di Pasar Galiran Klungkung akan menyesuaikan peningkatan harganya untuk dipasarkan kembali.
"Proses pembuatannya berawal dari kelapa yang diparut dan dicampur dengan pewarna makanan, garam, bawang dan jahe, lalu dijemur di bawah sinar matahari, setelahnya dipanaskan dalam oven agar tahan lama," ujar Luh Gede.
Apabila kondisi cuaca tidak mendukung, saur akan di oven dalam waktu lama agar tidak meninggalkan bau tidak sedap. Pengerjaannya pun dilakukan selama satu hari hingga siap dikirim ke setiap pemasok di Pasar Klungkung.
Apabila saur ini telah melalui proses oven, maka dapat bertahan hingga 6 bulan. Selain itu, menurut Luh Gede, untuk dapat membedakan jenis saur yang aman dan sedap, dilihat dari warna dan aromanya. "Nah cara membedakannya itu dilihat dari warnanya, kalau agak mencolok kuningnya dan aromanya agak berbau tengik ketika dibuka perlu hati-hati juga," katanya. *ant
Ia mengatakan dari dua jenis saur tersebut, pembelian saur banten lebih dominan dibandingkan dengan saur manis. Hal ini disebabkan pelaksanaan hari raya Galungan yang semakin dekat. Untuk hari-hari biasanya, pihaknya hanya menyiapkan sekitar 200 biji kelapa dengan jumlah saur sekitar 5-10 kilogram (kg). Sedangkan mendekati Hari Raya Galungan, pengiriman juga bertambah menjadi 50-100 kg.
"Iya jadi biasanya mengirim ke Pasar Galiran Klungkung, kalau hari biasa, pas ada kelapa, ya setiap hari kita proses, tapi pas hari raya kita sediakan stok di saat pesanan saur ini membludak," katanya.
Untuk harga yang dipasarkan baik saat pengiriman normal dan saat mendekati Hari Raya Galungan, memiliki kisaran yang sama, yaitu Rp130.000. Hanya saja yang membedakan jumlah pemesanan yang mengalami peningkatan.
Di saat jumlah kelapa mulai langka, maka Luh Gede akan memberikan patokan harga sesuai dengan persentase jumlah yang meningkat. Selanjutnya masing-masing pemasok (suplier) yang berada di Pasar Galiran Klungkung akan menyesuaikan peningkatan harganya untuk dipasarkan kembali.
"Proses pembuatannya berawal dari kelapa yang diparut dan dicampur dengan pewarna makanan, garam, bawang dan jahe, lalu dijemur di bawah sinar matahari, setelahnya dipanaskan dalam oven agar tahan lama," ujar Luh Gede.
Apabila kondisi cuaca tidak mendukung, saur akan di oven dalam waktu lama agar tidak meninggalkan bau tidak sedap. Pengerjaannya pun dilakukan selama satu hari hingga siap dikirim ke setiap pemasok di Pasar Klungkung.
Apabila saur ini telah melalui proses oven, maka dapat bertahan hingga 6 bulan. Selain itu, menurut Luh Gede, untuk dapat membedakan jenis saur yang aman dan sedap, dilihat dari warna dan aromanya. "Nah cara membedakannya itu dilihat dari warnanya, kalau agak mencolok kuningnya dan aromanya agak berbau tengik ketika dibuka perlu hati-hati juga," katanya. *ant
1
Komentar