Bisnis Udang Galah Menjanjikan
Menjadi Komoditas Pengganti Lobster
DENPASAR, NusaBali
Bisnis udang galah memiliki prospek tinggi di Bali. Hal tersebut disebabkan udang galah banyak dimanfaatkan sebagai pengganti lobster. Penggantian lobster dengan udang galah, menyusul larangan penangkapan baby lobster (kurang dari 8 centimeter atau di bawah 200 gram) sebagaimana Surat Edaran (SE) No. 18/MEN-KP/I/2015.
Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Anak Agung Gde Sanjaya, mengatakan produksi udang galah di Bali masih terbuka lebar untuk digenjot. “Sampai saat ini berapapun produksi masih bisa diserap pasar,”ujarnya Senin (22/7).Itu karena kebutuhan terhadap udang galah tinggi. Kafe, restoran, industri katering dan usaha lainnnya, banyak membutuhkan udang galah. Sedang produksinya masih terbatas. Kondisi itu berbeda dengan produksi pertanian dan perikanan lainnya, yang kadang-kadang meluber, sehingga harganya kadang jeblok.
Sekadar diketahui produksi udang galah pada tahun 2018 lalu hanya 45,5 ton. Sedang produksi tahun 2019, belum terekap di Dinas Kelautan dan Perikanan /KP Bali. Sentra budidaya udang galah, juga masih terbatas yakni hanya di Kabupaten Gianyar dan Karangasem. Itupun di kawasan terbatas.
Untuk di Gianyar di beberapa desa Desa Pering dan Saba di Kecamatan Blahbatuh. Sedang di Karangasem di beberapa desa di daerah aliran Tukad Telagawaja. Karena itu pula margin keuntungan budidaya udang galah, termasuk tinggi.
Harga per kilogram di petani sekitar Rp 115 ribu. Sedang harga pasar antara Rp 140 ribu sampai Rp 145 ribu per kilogram. “Karena itulah prospek budidaya udang galah masih tinggi,” jelas Gung Sanjaya.
Udang galah termasuk empat komoditi perikanan budidaya yang mendapat ‘perlindungan’ sebagaimana Pergub Nomor 99 Tahun 2018, tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal. Tiga komoditi lain adalah lele, gurami dan ikan nila.
Pergub tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal dan fungsi udang galah sebagai pengganti lobster, terang Gung Sanjaya, menjadikan bisnis udang galah memiliki prospek tinggi. *k17
Bisnis udang galah memiliki prospek tinggi di Bali. Hal tersebut disebabkan udang galah banyak dimanfaatkan sebagai pengganti lobster. Penggantian lobster dengan udang galah, menyusul larangan penangkapan baby lobster (kurang dari 8 centimeter atau di bawah 200 gram) sebagaimana Surat Edaran (SE) No. 18/MEN-KP/I/2015.
Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Anak Agung Gde Sanjaya, mengatakan produksi udang galah di Bali masih terbuka lebar untuk digenjot. “Sampai saat ini berapapun produksi masih bisa diserap pasar,”ujarnya Senin (22/7).Itu karena kebutuhan terhadap udang galah tinggi. Kafe, restoran, industri katering dan usaha lainnnya, banyak membutuhkan udang galah. Sedang produksinya masih terbatas. Kondisi itu berbeda dengan produksi pertanian dan perikanan lainnya, yang kadang-kadang meluber, sehingga harganya kadang jeblok.
Sekadar diketahui produksi udang galah pada tahun 2018 lalu hanya 45,5 ton. Sedang produksi tahun 2019, belum terekap di Dinas Kelautan dan Perikanan /KP Bali. Sentra budidaya udang galah, juga masih terbatas yakni hanya di Kabupaten Gianyar dan Karangasem. Itupun di kawasan terbatas.
Untuk di Gianyar di beberapa desa Desa Pering dan Saba di Kecamatan Blahbatuh. Sedang di Karangasem di beberapa desa di daerah aliran Tukad Telagawaja. Karena itu pula margin keuntungan budidaya udang galah, termasuk tinggi.
Harga per kilogram di petani sekitar Rp 115 ribu. Sedang harga pasar antara Rp 140 ribu sampai Rp 145 ribu per kilogram. “Karena itulah prospek budidaya udang galah masih tinggi,” jelas Gung Sanjaya.
Udang galah termasuk empat komoditi perikanan budidaya yang mendapat ‘perlindungan’ sebagaimana Pergub Nomor 99 Tahun 2018, tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal. Tiga komoditi lain adalah lele, gurami dan ikan nila.
Pergub tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal dan fungsi udang galah sebagai pengganti lobster, terang Gung Sanjaya, menjadikan bisnis udang galah memiliki prospek tinggi. *k17
Komentar