Seluruh Murid Wajib Bawa Gelas
Cara SDN 1 Mambang Kurangi Sampah Plastik
TABANAN, NusaBali
SDN 1 Mambang di Desa Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, mewajibkan siswa siswinya membawa gelas untuk minum saat jam istirahat. Kebijakan ini diambil untuk mengurangi produksi sampah plastik yang berasal dari pembungkus minuman. Setelah selesai digunakan, para murid menyimpan gelas tersebut di dalam kelas.
Guru SDN 1 Mambang I Wayan Budi Susila, mengatakan aturan tersebut diberlakukan sejak 2016. Seluruh siswa dari kelas I hingga kelas VI diwajibkan membawa gelas untuk minum saat jam istirahat. Dan untuk kelas I mereka tidak bawa, karena gelas kelas VI yang sudah lulus disumbangkan. “Ini kami lakukan supaya timbunan plastik di SDN 1 Mambang berkurang,” ujarnya, Kamis (25/7).
Budi Susila menyatakan, dengan membawa alat minuman sendiri maka kebersihan makanan juga akan lebih terjamin. Karena setiap kali akan membeli minuman, masing-masing siswa mencuci alat minum mereka terlebih dahulu. “Jadi ini lebih bersih, tidak ada lagi sedotan dan lain-lain, kantin juga untung tidak lagi beli plastik,” imbuhnya.
Menurut Budi Susila, sekolah juga tidak mengizinkan kantin menjual makanan dan minuman dalam kemasan plastik. Meski saat ini hal tersebut belum diterapkan 100 persen, minimal kantin juga telah ikut berkontribusi tidak menyumbang timbunan plastik. “Ada MoU kami dengan kantin, meski tak 100 persen bisa jalan, tetapi kantin sudah berkontribusi,” tuturnya.
Dengan membawa alat minum sendiri, siswa lebih mudah berbelanja. Pelayanan jadi lebih cepat, karena saat siswa beli minum tinggal menuangkan minuman. Siswa pun sangat merespons arahan tersebut. “Ini juga sebagai langkah menanamkan kepada anak didik mengenai kesadaran dalam menangani sampah dan memperhatikan lingkungan,” ujar Budi Susila.
Ditambahkannya, untuk menangani sampah plastik yang tercecer, SDN 1 Mambang punya ide kreatif. Apabila ada yang membeli makanan dengan kemasan plastik, sampah tersebut akan dimasukkan ke dalam botol plastik untuk dijadikan ecobrik. Tiap siswa SDN 1 Mambang memiliki ecobrik.
Setelah terkumpul ecobrik tersebut akan dibuat menjadi berbagai kerajinan. Mulai dari bangku, kursi, dan pagar. “Sekarang di sekolah kami hampir 100 persen tidak ada sampah plastik, karena seluruh keluarga sekolah peduli," tandas Budi Susila.
Untuk diketahui, SDN 1 Mambang sudah ‘berperang’ melawan sampah plastik sejak 2011. Siswa diedukasi menangani sampah plastik yang kian mengkhawatirkan. Tak hanya dil ingkungan sekolah diajak menangani sampah plastik dengan cara memungut, mereka juga melakukan hal tersebut keliling Desa Mambang.
Berkat inilah banyak dukungan dari pihak swasta untuk memberikan reward. Kegiatan tersebut juga dikenal di seluruh Bali, karena hampir setiap acara lingkungan, SDN 1 Mambang menjadi duta Tabanan. Mereka pun memperkenalkan berbagai kerajinan yang dibuat dari plastik hasil pungutan di lingkungan sekolah dan Desa Mambang. *des
Guru SDN 1 Mambang I Wayan Budi Susila, mengatakan aturan tersebut diberlakukan sejak 2016. Seluruh siswa dari kelas I hingga kelas VI diwajibkan membawa gelas untuk minum saat jam istirahat. Dan untuk kelas I mereka tidak bawa, karena gelas kelas VI yang sudah lulus disumbangkan. “Ini kami lakukan supaya timbunan plastik di SDN 1 Mambang berkurang,” ujarnya, Kamis (25/7).
Budi Susila menyatakan, dengan membawa alat minuman sendiri maka kebersihan makanan juga akan lebih terjamin. Karena setiap kali akan membeli minuman, masing-masing siswa mencuci alat minum mereka terlebih dahulu. “Jadi ini lebih bersih, tidak ada lagi sedotan dan lain-lain, kantin juga untung tidak lagi beli plastik,” imbuhnya.
Menurut Budi Susila, sekolah juga tidak mengizinkan kantin menjual makanan dan minuman dalam kemasan plastik. Meski saat ini hal tersebut belum diterapkan 100 persen, minimal kantin juga telah ikut berkontribusi tidak menyumbang timbunan plastik. “Ada MoU kami dengan kantin, meski tak 100 persen bisa jalan, tetapi kantin sudah berkontribusi,” tuturnya.
Dengan membawa alat minum sendiri, siswa lebih mudah berbelanja. Pelayanan jadi lebih cepat, karena saat siswa beli minum tinggal menuangkan minuman. Siswa pun sangat merespons arahan tersebut. “Ini juga sebagai langkah menanamkan kepada anak didik mengenai kesadaran dalam menangani sampah dan memperhatikan lingkungan,” ujar Budi Susila.
Ditambahkannya, untuk menangani sampah plastik yang tercecer, SDN 1 Mambang punya ide kreatif. Apabila ada yang membeli makanan dengan kemasan plastik, sampah tersebut akan dimasukkan ke dalam botol plastik untuk dijadikan ecobrik. Tiap siswa SDN 1 Mambang memiliki ecobrik.
Setelah terkumpul ecobrik tersebut akan dibuat menjadi berbagai kerajinan. Mulai dari bangku, kursi, dan pagar. “Sekarang di sekolah kami hampir 100 persen tidak ada sampah plastik, karena seluruh keluarga sekolah peduli," tandas Budi Susila.
Untuk diketahui, SDN 1 Mambang sudah ‘berperang’ melawan sampah plastik sejak 2011. Siswa diedukasi menangani sampah plastik yang kian mengkhawatirkan. Tak hanya dil ingkungan sekolah diajak menangani sampah plastik dengan cara memungut, mereka juga melakukan hal tersebut keliling Desa Mambang.
Berkat inilah banyak dukungan dari pihak swasta untuk memberikan reward. Kegiatan tersebut juga dikenal di seluruh Bali, karena hampir setiap acara lingkungan, SDN 1 Mambang menjadi duta Tabanan. Mereka pun memperkenalkan berbagai kerajinan yang dibuat dari plastik hasil pungutan di lingkungan sekolah dan Desa Mambang. *des
Komentar