Puasa Sehat
Naiknya asam lambung, bisa terjadi jika sesudah makan sahur maupun berbuka langsung tidur.
Ramadhan adalah bulan yang diberkati dan ditunggu umat Islam. Selama Ramadhan, umat muslim berpuasa dari dini hari hingga senja.Segera setelah matahari terbenam, yang berpuasa diizinkan untuk makan dan minum lagi. Selain penghargaan spiritual, Ramadhan juga memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Meskipun Ramadhan tidak selalu menyebabkan penurunan berat badan, sebuah artikel di The Washington Post bulan September 2008, menunjukkan seorang dokter ahli diet di Teheran menggunakan bulan Ramadhan untuk membantu orang yang kelebihan berat mencapai bobot ideal.
Daripada makan makanan berlemak dan manis segera setelah matahari terbenam, para pasien diminta mengonsumsi makan malam sehat yang terdiri dari sup, roti segar, keju dari susu kambing. Ini adalah makanan tradisional Iran yang biasa dimakan di bulan Ramadhan, tapi tanpa tambahan gula dan saus, sehingga bisa membantu melangsingkan tubuh.
Ketika Anda menghabiskan berjam-jam tanpa makan, gula darah akan turun. Menurut Dr. Razeen Mahroof di artikel untuk Arab News Agustus 2010, tubuh menggunakan glukosa yang disimpan untuk diubah menjadi energi ketika berpuasa. Penderita diabetes harus berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalankan puasa untuk jangka waktu yang lama. Mereka dengan gula darah tinggi - tetapi tidak ada diabetes - akan mendapatkan keuntungan dari proses puasa.
Dengan puasa, seseorang belajar kebiasaan sehat. Jika terbiasa mengonsumsi banyak makanan manis dalam kehidupan sehari-hari, Ramadhan juga bisa menjadi saat yang tepat untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Saat matahari terbenam, pilih sumber karbohidrat kompleks untuk diubah menjadi glukosa secaa perlahan - seperti biji-bijian dan makanan tinggi serat lainnya. Perubahan ini memiliki manfaat ganda. Yang paling jelas adalah bertambah sehat karena makanan yang kaya nutrisi dan rendah kalori.
Manfaat lainnya adalah akan lebih merasa tidak lapar pada siang hari. Makanan yang membutuhkan waktu lama untuk diubah menjadi glukosa akan membuat seseorang berenergi selama berjam-jam dan akan membantu mengontrol rasa lapar di siang hari. Bulan puasa ini juga bisa menjadi waktu untuk mengurangi lemak, yang dapat membantu menurunkan kolesterol tubuh.
Untuk itu, abaikan makanan tinggi lemak di malam hari, menjauhi gorengan dan mengonsumsi protein rendah lemak. Lantaran berpuasa selama berjam-jam, Anda juga akan mengonsumsi lebih sedikit sodium, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Sebuah tinjauan di Nutrition Journal 2010 menyatakan, meskipun konsensus umum menyatakan puasa selama Ramadhan tidak memiliki konsekuensi kesehatan yang negatif, hal ini akan berbeda jika mengasup lemak trans secara berlebihan pada saat makan malam.
Jika sedang berpuasa Ramadhan, pilihlah potongan daging tanpa atau rendah lemak agar tak merasakan efek negatif tersebut. Apa yang terjadi saat puasa ? Ketika seseorang menjalani puasa, pola makan pun berubah dari biasanya. Tak heran jika masalah pencernaan dapat muncul suatu saat. Dokter spesialis penyakit dalam Epistel Simatupang mengungkapkan, ada beberapa masalah pencernaan yang bisa terjadi. Umumnya karena asupan makanan yang kurang tepat dan kebiasaan makan yang kurang baik saat sahur dan berbuka.
Enam masalah pencernaan dan cara mencegahnya seperti dipaparkan Epistel dalam diskusi di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (7/6/2016).
1. Mual dan muntah
Menurut Epistel, mual dan muntah umumnya terjadi pada hari pertama puasa. Sebab, saat itu sistem pencernaan ikut beradaptasi. Penyebabnya antara lain, makan terlalu banyak saat buka puasa, kemudian langsung tidur malam. Makan sahur pun akhirnya dilewatkan karena masih merasa kenyang. "Kalau malam kan metabolisme melambat. Jadi saat sahur perut masih terasa penuh dan akhirnya enggak makan sahur," ujar Epistel. Cara mencegahnya, jangan makan malam berlebihan, hindari makanan pedas dan asam. Selain itu, selalu manfaatkan waktu untuk makan sahur. Pilihlah makanan berserat tinggi yang membuat rasa kenyang lebih tahan lama.
2. Diare
Diare juga menjadi masalah paling umum saat menjalani ibadah puasa. Selain karena konsumsi makanan tercemar, diare juga bisa disebabkan oleh konsumsi makanan berlemak terlalu banyak. "Lambung terkejut dan lemak memang lebih sulit dicerna. Kalau berlebihan lemak bisa diare," lanjut Epistel. Diare bisa dicegah dengan menjaga pola makan bergizi seimbang.
3. Kembung
Terlalu banyak makan dan minum juga bisa menyebabkan perut kembung. Banyaknya cairan akan diserap dan lambung mengeluarkan asam. Jika perut terus diisi makanan dan minuman secara berlebihan, sistem pencernaan akan melambat. Untuk mencegah perut kembung, makanlah secukupnya dan pilihnya jenis makanan yang tinggi serat.
4. Konstipasi
Konstipasi atau susah buang air besar, disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan berserat dan kurang minum. Untuk itu, sangat penting perhatikan asupan makanan saat sahur dan berbuka. "Mulai dari buka puasa sampai sahur minum 8 gelas per hari," terang Epistel.
5. Nyeri maag
Menurut epistel, maag nyeri pada perut ini bisa disebabkan makan terlalu banyak dan cepat saat buka puasa, makan pedas, dan tidak makan saat sahur. Masalah maag juga paling sering terjadi karena sistem pencernaan belum bisa beradaptasi dengan kondisi perut kosong dalam waktu lama. Meski demikian, masalah ini bisa dicegah dengan makan tinggi serat saat sahur agar kenyang lebih lama.
6. Asam lambung naik
Naiknya asam lambung atau GERD juga bisa kambuh saat menjalani ibadah puasa. Naiknya asam lambung, bisa terjadi jika sesudah makan sahur maupun berbuka langsung tidur. Kondisi tidur atau berbaring akan memudahkan makanan, termasuk asam dari lambung naik ke tenggorokan. Untuk itu, hindari makan terlalu banyak sebelum tidur. Idealnya, makan terakhir adalah 2-3 jam sebelum tidur. Hindari juga terlalu banyak kopi yang dapat merangsang produksi asam. Bagaimana dengan buka puasa ? Umat Muslim yang berpuasa dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa begitu waktunya tiba.
Menunda berbuka akan menimbulkan beberapa masalah kesehatan sebagai berikut, seperti dituturkan Dr Johanes Casay Candrawinata, MND, SpGK, spesialis gizi dari Melinda Hospital, Bandung.
1. Kadar gula darah turun (hipoglikemia)
Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Pada saat tidak puasa, asupan makanan diubah oleh tubuh, salah satunya menjadi glukosa sebagai sumber energi. Glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Jika kadarnya menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak. Gejala lainnya dapat mencakup kelemahan, pusing, kelelahan, konsentrasi yang buruk, berkeringat, merasa gemetar, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik, sakit kepala, dan jantung berdebar. Gejala-gejala ini umumnya muncul di sore hari. Jika cara berbuka sudah tepat, namun kadar gula darah masih tetap rendah, terutama bagi penderita diabetes, segera batalkan puasa, dan hubungi dokter.
2. Tubuh lebih dehidrasi
Hal ini mudah dimengerti, dengan tidak adanya cairan yang masuk sejak sahur hingga berbuka, tubuh bisa memasuki fase dehidrasi. Jika berbuka puasa ditunda, maka tubuh akan lebih dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan disorientasi otak dan menganggu kerja organ tubuh secara keseluruhan. Segera minum air putih atau jus segar begitu tanda waktu berbuka terdengar, perbanyak minum air putih mulai saat berbuka hingga waktunya sahur.
3. Gastritis
Gastritis atau sakit lambung terjadi akibat asam lambung selam puasa lebih lama kontak dengan dinding lambung. Selain menyegerakan berbuka, cara lain menghindari gastritis adalah dengan tidak makan berlebihan.
Pastikan untuk minum banyak air dan termasuk makanan kaya serat, seperti sayur dan buah-buahan segar, untuk menetralkan keasaman dan membuat kenyang tanpa makan berlebihan. 7/beragam sumber
Meskipun Ramadhan tidak selalu menyebabkan penurunan berat badan, sebuah artikel di The Washington Post bulan September 2008, menunjukkan seorang dokter ahli diet di Teheran menggunakan bulan Ramadhan untuk membantu orang yang kelebihan berat mencapai bobot ideal.
Daripada makan makanan berlemak dan manis segera setelah matahari terbenam, para pasien diminta mengonsumsi makan malam sehat yang terdiri dari sup, roti segar, keju dari susu kambing. Ini adalah makanan tradisional Iran yang biasa dimakan di bulan Ramadhan, tapi tanpa tambahan gula dan saus, sehingga bisa membantu melangsingkan tubuh.
Ketika Anda menghabiskan berjam-jam tanpa makan, gula darah akan turun. Menurut Dr. Razeen Mahroof di artikel untuk Arab News Agustus 2010, tubuh menggunakan glukosa yang disimpan untuk diubah menjadi energi ketika berpuasa. Penderita diabetes harus berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalankan puasa untuk jangka waktu yang lama. Mereka dengan gula darah tinggi - tetapi tidak ada diabetes - akan mendapatkan keuntungan dari proses puasa.
Dengan puasa, seseorang belajar kebiasaan sehat. Jika terbiasa mengonsumsi banyak makanan manis dalam kehidupan sehari-hari, Ramadhan juga bisa menjadi saat yang tepat untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Saat matahari terbenam, pilih sumber karbohidrat kompleks untuk diubah menjadi glukosa secaa perlahan - seperti biji-bijian dan makanan tinggi serat lainnya. Perubahan ini memiliki manfaat ganda. Yang paling jelas adalah bertambah sehat karena makanan yang kaya nutrisi dan rendah kalori.
Manfaat lainnya adalah akan lebih merasa tidak lapar pada siang hari. Makanan yang membutuhkan waktu lama untuk diubah menjadi glukosa akan membuat seseorang berenergi selama berjam-jam dan akan membantu mengontrol rasa lapar di siang hari. Bulan puasa ini juga bisa menjadi waktu untuk mengurangi lemak, yang dapat membantu menurunkan kolesterol tubuh.
Untuk itu, abaikan makanan tinggi lemak di malam hari, menjauhi gorengan dan mengonsumsi protein rendah lemak. Lantaran berpuasa selama berjam-jam, Anda juga akan mengonsumsi lebih sedikit sodium, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Sebuah tinjauan di Nutrition Journal 2010 menyatakan, meskipun konsensus umum menyatakan puasa selama Ramadhan tidak memiliki konsekuensi kesehatan yang negatif, hal ini akan berbeda jika mengasup lemak trans secara berlebihan pada saat makan malam.
Jika sedang berpuasa Ramadhan, pilihlah potongan daging tanpa atau rendah lemak agar tak merasakan efek negatif tersebut. Apa yang terjadi saat puasa ? Ketika seseorang menjalani puasa, pola makan pun berubah dari biasanya. Tak heran jika masalah pencernaan dapat muncul suatu saat. Dokter spesialis penyakit dalam Epistel Simatupang mengungkapkan, ada beberapa masalah pencernaan yang bisa terjadi. Umumnya karena asupan makanan yang kurang tepat dan kebiasaan makan yang kurang baik saat sahur dan berbuka.
Enam masalah pencernaan dan cara mencegahnya seperti dipaparkan Epistel dalam diskusi di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (7/6/2016).
1. Mual dan muntah
Menurut Epistel, mual dan muntah umumnya terjadi pada hari pertama puasa. Sebab, saat itu sistem pencernaan ikut beradaptasi. Penyebabnya antara lain, makan terlalu banyak saat buka puasa, kemudian langsung tidur malam. Makan sahur pun akhirnya dilewatkan karena masih merasa kenyang. "Kalau malam kan metabolisme melambat. Jadi saat sahur perut masih terasa penuh dan akhirnya enggak makan sahur," ujar Epistel. Cara mencegahnya, jangan makan malam berlebihan, hindari makanan pedas dan asam. Selain itu, selalu manfaatkan waktu untuk makan sahur. Pilihlah makanan berserat tinggi yang membuat rasa kenyang lebih tahan lama.
2. Diare
Diare juga menjadi masalah paling umum saat menjalani ibadah puasa. Selain karena konsumsi makanan tercemar, diare juga bisa disebabkan oleh konsumsi makanan berlemak terlalu banyak. "Lambung terkejut dan lemak memang lebih sulit dicerna. Kalau berlebihan lemak bisa diare," lanjut Epistel. Diare bisa dicegah dengan menjaga pola makan bergizi seimbang.
3. Kembung
Terlalu banyak makan dan minum juga bisa menyebabkan perut kembung. Banyaknya cairan akan diserap dan lambung mengeluarkan asam. Jika perut terus diisi makanan dan minuman secara berlebihan, sistem pencernaan akan melambat. Untuk mencegah perut kembung, makanlah secukupnya dan pilihnya jenis makanan yang tinggi serat.
4. Konstipasi
Konstipasi atau susah buang air besar, disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan berserat dan kurang minum. Untuk itu, sangat penting perhatikan asupan makanan saat sahur dan berbuka. "Mulai dari buka puasa sampai sahur minum 8 gelas per hari," terang Epistel.
5. Nyeri maag
Menurut epistel, maag nyeri pada perut ini bisa disebabkan makan terlalu banyak dan cepat saat buka puasa, makan pedas, dan tidak makan saat sahur. Masalah maag juga paling sering terjadi karena sistem pencernaan belum bisa beradaptasi dengan kondisi perut kosong dalam waktu lama. Meski demikian, masalah ini bisa dicegah dengan makan tinggi serat saat sahur agar kenyang lebih lama.
6. Asam lambung naik
Naiknya asam lambung atau GERD juga bisa kambuh saat menjalani ibadah puasa. Naiknya asam lambung, bisa terjadi jika sesudah makan sahur maupun berbuka langsung tidur. Kondisi tidur atau berbaring akan memudahkan makanan, termasuk asam dari lambung naik ke tenggorokan. Untuk itu, hindari makan terlalu banyak sebelum tidur. Idealnya, makan terakhir adalah 2-3 jam sebelum tidur. Hindari juga terlalu banyak kopi yang dapat merangsang produksi asam. Bagaimana dengan buka puasa ? Umat Muslim yang berpuasa dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa begitu waktunya tiba.
Menunda berbuka akan menimbulkan beberapa masalah kesehatan sebagai berikut, seperti dituturkan Dr Johanes Casay Candrawinata, MND, SpGK, spesialis gizi dari Melinda Hospital, Bandung.
1. Kadar gula darah turun (hipoglikemia)
Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Pada saat tidak puasa, asupan makanan diubah oleh tubuh, salah satunya menjadi glukosa sebagai sumber energi. Glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Jika kadarnya menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak. Gejala lainnya dapat mencakup kelemahan, pusing, kelelahan, konsentrasi yang buruk, berkeringat, merasa gemetar, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik, sakit kepala, dan jantung berdebar. Gejala-gejala ini umumnya muncul di sore hari. Jika cara berbuka sudah tepat, namun kadar gula darah masih tetap rendah, terutama bagi penderita diabetes, segera batalkan puasa, dan hubungi dokter.
2. Tubuh lebih dehidrasi
Hal ini mudah dimengerti, dengan tidak adanya cairan yang masuk sejak sahur hingga berbuka, tubuh bisa memasuki fase dehidrasi. Jika berbuka puasa ditunda, maka tubuh akan lebih dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan disorientasi otak dan menganggu kerja organ tubuh secara keseluruhan. Segera minum air putih atau jus segar begitu tanda waktu berbuka terdengar, perbanyak minum air putih mulai saat berbuka hingga waktunya sahur.
3. Gastritis
Gastritis atau sakit lambung terjadi akibat asam lambung selam puasa lebih lama kontak dengan dinding lambung. Selain menyegerakan berbuka, cara lain menghindari gastritis adalah dengan tidak makan berlebihan.
Pastikan untuk minum banyak air dan termasuk makanan kaya serat, seperti sayur dan buah-buahan segar, untuk menetralkan keasaman dan membuat kenyang tanpa makan berlebihan. 7/beragam sumber
1
Komentar