Ketua Koperasi Kabur, Rumah Disegel
“Sedangkan rumahnya yang masih jadi pengawasan kita itu ternyata sudah dijual kepada orang lain, jadi tidak bisa dijadikan jaminan,”
Dana Nasabah Koperasi Banjar Triwangsa Sebali Raib Rp 2,1 Miliar
GIANYAR, NusaBali
Setelah dana nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) Dana Asih Banjar Negari Desa Singapadu Tengah, Sukawati, Gianyar senilai Rp 22 miliar yang dilarikan sang ketua, kini hal yang sama menimpa KSU (Koperasi Serba Usaha) Banjar Triwangsa Sebali Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang. Ketua Koperasi, I Wayan Nampan dikabarkan menghilang dan tidak bisa mempertanggungjawabkan uang nasabah senilai Rp 2,1 miliar. Akibatnya, massa menyegel rumah ketua koperasi ini.
Pantauan NusaBali Jumat (26/7), rumah di Banjar Triwangsa yang berada di sebelah utara SDN 3 keliki ini adalah milik Ketua KSU (Koperasi Serba Usaha) Banjar Triwangsa Sebali I Wayan Nampan. Sang Ketua koperasi ini diduga korupsi dan membawa kabur dana nasabah sekitar Rp 2,1 milyar. Beberapa diantaranya ada tabungan milik banjar setempat berjumlah Rp 80 juta dan tabungan milik Desa Adat Sebali sebesar Rp 40 juta.
Menurut Bendesa Adat Sebali I Made Mupu, kaburnya I Wayan Nampan sudah sejak 6 bulan lalu, tepatnya sejak rahina Sugihan Bali menjelang hari raya Galungan sebelumnya. "Dia kabur karena tidak bisa mempertanggungjawabkan dana nasabah koperasi. Di awal-awal, nasabah banyak yang mendatangi rumahnya. Lalu pas sugihan Bali, sekeluarga sudah tidak dirumah itu lagi," jelasnya.
Pihaknya sempat kehilangan jejak mencari dimana I Wayan Nampan bersembunyi. Hingga akhirnya baru-baru ini diketahui telah menetap di wilayah Puluk-puluk, Penebel, Tabanan. Bahkan informasinya, I Wayan Nampan telah mengantongi KTP sebagai warga Tabanan. "Informasinya dia beli rumah di Tabanan. Bahkan sudah punya KTP disana. Kami sudah sempat mencari ke sana, juga sudah sempat ke kantor desa di sana. Katanya mereka sudah ikut mabanjar dan memiliki KTP di desa setempat. Namun di Banjar Sebali sendiri mereka belum sah keluar, karena belum ada menyampaikan apa-apa dan pertanggungjawabannya juga tidak ada," ungkap Made Mupu.
Namun pihak Desa Pakraman tidak mengetahui pasti apakah rumah kosong yang ditinggal ini sudah terjual atau belum. Kalaupun terjual, siapa yang beli tidak ada yang tahu. Maka agar tidak berfungsi, pihak Desa Adat Sebali sepakat memasang tanda segel bertuliskan ‘Lahan dan Rumah ini dalam pengawasan Banjar Triwangsa dan Banjar Sebali Desa Pakraman Sebali’. "Spanduk itu sudah kita pasang sekitar 5 bulan lalu, pasca dia kabur," jelasnya. Meski sudah mengetahui dimana persembunyian I Wayan Nampan, pihak Desa tidak bisa berbuat banyak. Sehingga pilih melaporkan kasus ini pada pihak berwajib. "Sudah, sudah kita laporkan ke polisi. Mungkin masih dalam proses," ujarnya.
Dijelaskan, KSU itu merupakan koperasi banjar. I Wayan Nampan dipercaya sebagai ketua sejak tahun 2003 karena dianggap berpendidikan. Selama pengelolaannya juga bagus dan membuat koperasi berkembang. Namun baru-baru ini, kondisi keuangan koperasi tidak balance antara pemasukan dan pengeluaran. "Ada kerugian, mencapai sekitar Rp 2,1 milyar. Itu pertanggungjawaban tidak ada, uangnya entah kemana. Karena nota tidak ada, catatan juga merugi terus. Sedangkan rumahnya yang masih jadi pengawasan kita itu ternyata sudah dijual kepada orang lain, jadi tidak bisa dijadikan jaminan,” ungkapnya.
Made Mupu mengaku anggota koperasi tersebut merupakan seluruh warga Banjar Triwangsa Sebali, Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang. Bahkan iuran setiap bulannya per orang sebesar Rp 50 ribu, ditabung di koperasi banjar itu yang berjumlah Rp 40 juta. Belum lagi dengan nasabah yang lainnya menaruh uang puluhan hingga ratusan juta. Sehingga total uang yang tidak ada pertanggungjawaban mencapai miliaran.
Kaburnya Ketua I Wayan Nampan turut membuat KSU tutup. Kini hanya tampak papan nama KSU yang masih terpampang di Balai Banjar Triwangsa Sebali. Begitu juga dengan masyarakat setempat dikatakan sudah menyerahkan sepenuhnya ke ranah hukum. “Sekarang kasusnya sudah ke ranah hukum, kita dan para nasabah sudah lapor ke Polisi,” imbuhnya. Dikonfirmasi terpisah, Kasatreskrim Polres Gianyar AKP deni Septiawan mengakui sedang melakukan penyelidikan terhadap dugaan korupsi di sejumlah koperasi dan LPD di Gianyar. Hanya saja, pihaknya masih enggan membeberkan nama koperasi termasuk nominal yang dikorupsi. "Masih lidik, nanti pasti kita kasi tahu. Sabar dulu," ujarnya. Termasuk apakah salah satunya adalah KSU Banjar Triwangsa Sebali, Desa Keliki, AKP Deni masih bungkam. "Tunggu, masih lidik. Kemarin sudah tuntas LPD Pacung. Tahun ini kita atensi 4 koperasi dan LPD. Tapi detailnya nanti dulu," ungkapnya. *nvi
Komentar