Permen Klungkung Tembus Mancanegara
Permen berbahan gula merah yang menjadi bahan produksi khas Gula Dawan asal Banjar Kawan, Desa Besan, Dawan, Klungkung, menembus pasar mancanegara, karena pesanan tidak hanya dari tamu domestik, tapi hingga mancanegara.
SEMARAPURA, NusaBali
"Biasanya kalau bikin permen dari gula Dawan ini, buatnya sesuai pesanan dari langganan - langganan tamu dari Australia ada, tamu dari Jawa yang mau liburan ke Bali juga ada, nanti saya dihubungi dan membuat permen sesuai pesanan, begitu," kata perajin Permen Gula Merah, Ni Luh Wirasmini, Jumat (26/7).
Menurutnya, didukung dengan keberadaan dari Desa Wisata di wilayah Kecamatan Dawan yang sedang digalakkan, maka hal ini membawa keuntungan bagi nya untuk memperkenalkan produksi Gula Dawan sendiri.
Meskipun warga yang memproduksi Gula Dawan semakin bertambah, khususnya di Desa besan, namun pihaknya mengaku membuat terobosan baru dengan memproduksi permen dari Gula Merah.
Ide ini berawal dari adanya kunjungan wisatawan asal Australia didampingi pemandunya, mencicipi Gula Merah hasil karya Wirasmini. Setelah merasakannya, kemudian para wisatawan juga memesan Gula Merah tersebut untuk dijadikan oleh - oleh.
Dengan begitu, Wirasmini mulai berinovasi dengan mengolah Gula Merah menjadi permen, dengan bentuk yang beragam, dari kotak, berbentuk hati dan lain sebagainya. Sejak saat itu, pemesanan setiap menjelang waktu liburan, menjadi meningkat.
"Tamu Australia yang langganan membeli gula, biasanya mencapai 5-10 kg tapi sudah dalam bentuk cetakan yang mereka pesan, kalau waktu pertama sih untuk dikonsumsi, tapi sekarang sudah mulai dipasarkan, dan ada juga menjadikan Gula Merah ini jadi bahan sirup gitu," jelasnya.
Untuk harga yang dipasarkan per kilo nya berkisar Rp25.000 hingga Rp50.000, dilihat dari jenis bahan Gula yang dipesan. Tidak hanya wisatawan Australia, permen yang berbahan Gula Merah ini juga dijadikan sebagai bahan penelitian (skripsi) dari salah satu mahasiswa di luar daerah Bali, saat berkunjung ke rumahnya.
Wirasmini menuturkan bahwa pihaknya tidak memproduksi permen Gula Merah setiap hari, melainkan hanya berdasarkan pesanan baik dari tamu domestik hingga Mancanegara. Tidak hanya itu, Pemesanan permen Gula Merah ini akan meningkat saat kegiatan pernikahan, yang disajikan berupa pernak pernik pernikahan.
Proses pembuatannya dilakukan selama 4 jam, dengan menggunakan ‘nira’ dari kelapa yang telah dikumpulkan setiap harinya. Pengerjaan dilakukan seorang diri, dengan memanfaatkan alat-alat tradisional, utamanya kayu bakar, untuk menghasilkan rasa Gula yang alami.
"Di sini juga membuat gula semut, seperti menyerupai gula pasir yang bahannya dari gula merah dan dalam pengerjaannya agak susah dan harus bertiga, karena akan ada yang bertugas untuk nguyeg, ngayak, dan dicetak terus dijemur lagi, sampai dingin dan bisa dibungkus," katanya.
Menurutnya, dengan proses yang sulit, maka harga yang dipasarkan juga tidak murah, yaitu sekitar Rp45.000 hingga Rp50.000 perkg nya. Penjualan gula semut ini dilakukannya hanya ketika ada pesanan yang diterima.
Biasanya Wirasmini menjual untuk dijadikan stok di beberapa hotel di Bali, ada juga pembeli yang menggunakannya sebagai wedang jahe hingga sebagai pemanis roti bakar dan menu lainnya. *ant
Menurutnya, didukung dengan keberadaan dari Desa Wisata di wilayah Kecamatan Dawan yang sedang digalakkan, maka hal ini membawa keuntungan bagi nya untuk memperkenalkan produksi Gula Dawan sendiri.
Meskipun warga yang memproduksi Gula Dawan semakin bertambah, khususnya di Desa besan, namun pihaknya mengaku membuat terobosan baru dengan memproduksi permen dari Gula Merah.
Ide ini berawal dari adanya kunjungan wisatawan asal Australia didampingi pemandunya, mencicipi Gula Merah hasil karya Wirasmini. Setelah merasakannya, kemudian para wisatawan juga memesan Gula Merah tersebut untuk dijadikan oleh - oleh.
Dengan begitu, Wirasmini mulai berinovasi dengan mengolah Gula Merah menjadi permen, dengan bentuk yang beragam, dari kotak, berbentuk hati dan lain sebagainya. Sejak saat itu, pemesanan setiap menjelang waktu liburan, menjadi meningkat.
"Tamu Australia yang langganan membeli gula, biasanya mencapai 5-10 kg tapi sudah dalam bentuk cetakan yang mereka pesan, kalau waktu pertama sih untuk dikonsumsi, tapi sekarang sudah mulai dipasarkan, dan ada juga menjadikan Gula Merah ini jadi bahan sirup gitu," jelasnya.
Untuk harga yang dipasarkan per kilo nya berkisar Rp25.000 hingga Rp50.000, dilihat dari jenis bahan Gula yang dipesan. Tidak hanya wisatawan Australia, permen yang berbahan Gula Merah ini juga dijadikan sebagai bahan penelitian (skripsi) dari salah satu mahasiswa di luar daerah Bali, saat berkunjung ke rumahnya.
Wirasmini menuturkan bahwa pihaknya tidak memproduksi permen Gula Merah setiap hari, melainkan hanya berdasarkan pesanan baik dari tamu domestik hingga Mancanegara. Tidak hanya itu, Pemesanan permen Gula Merah ini akan meningkat saat kegiatan pernikahan, yang disajikan berupa pernak pernik pernikahan.
Proses pembuatannya dilakukan selama 4 jam, dengan menggunakan ‘nira’ dari kelapa yang telah dikumpulkan setiap harinya. Pengerjaan dilakukan seorang diri, dengan memanfaatkan alat-alat tradisional, utamanya kayu bakar, untuk menghasilkan rasa Gula yang alami.
"Di sini juga membuat gula semut, seperti menyerupai gula pasir yang bahannya dari gula merah dan dalam pengerjaannya agak susah dan harus bertiga, karena akan ada yang bertugas untuk nguyeg, ngayak, dan dicetak terus dijemur lagi, sampai dingin dan bisa dibungkus," katanya.
Menurutnya, dengan proses yang sulit, maka harga yang dipasarkan juga tidak murah, yaitu sekitar Rp45.000 hingga Rp50.000 perkg nya. Penjualan gula semut ini dilakukannya hanya ketika ada pesanan yang diterima.
Biasanya Wirasmini menjual untuk dijadikan stok di beberapa hotel di Bali, ada juga pembeli yang menggunakannya sebagai wedang jahe hingga sebagai pemanis roti bakar dan menu lainnya. *ant
1
Komentar