Bertemu Anjing Liar, Pelari Run To Care Pilih Diam
Selain bisa menikmati keindahan alam Bali, pelari Run To Care harus punya strategi saat berpapasan dengan anjing liar.
TABANAN, NusaBali.com
Suara tabuhan dan sorak-sorai anak-anak menggema menyambut para pelari yang berhasil menyelesaikan misi mulia. Setelah berlari sejauh 150 kilometer, para pelari Run To Care Bali 2019 tiba di garis finish di SOS Children’s Villages Bali, Desa Bantas, Selemadeg, Tabanan, Minggu (28/7/2019).
Diikuti lebih dari 300 pelari se-Indonesia dan luar negeri, dua hari sebelumnya, Jumat (26/7/2019) malam, mereka dilepas dari garis start di Lapangan Kota Lumintang, Denpasar. “Saya sangat bersyukur karena diberi kekuatan fisik dan mental hingga mampu menyelesaikan di garis finish,” kata Adit, salah satu pelari yang berjuang hingga tiba di garis finish.
Pria anggota komunitas Semarang Runners mengaku mengikuti kegiatan ini karena memang menggemari olahraga lari. Selain itu ia juga ingin terlibat dalam aksi berbagi dengan anak-anak asuhan SOS Children’s Villages Bali. “Kalau bisa melakukan hobi sekaligus berbagi, kenapa tidak,” ujar Adit.
Ia mengikuti kategori relay 2 bersama temannya dan berhasil menuntaskan 80 kilometer hingga garis finish. “Saya mengambil start dari Singaraja, sebelumnya teman saya start dari Denpasar dan berlari sejauh 70 kilometer,” jelasnya.
Adit mengaku pengalaman berlari di Run To Care kali ini sangat berkesan. “Saya bisa menikmati keindahan Bali dari dekat sekali. Waktu pagi hari di Tabanan saya bisa mendengar alunan musik tradisional Bali dari rumah-rumah warga dan mencium aroma dupa yang digunakan ketika sembahyang. Menyenangkan dan akan terus terkenang ,” cerita Adit.
Adit bercerita selama berlari di Run To Care Bali ada tantangan tersendiri. “Waktu di jalan beberapa kali berpapasan sama anjing liar. Jadi harus diam dulu, kemudian lari lagi. Mengulang ritme kecepatannya lagi dari awal. Cukup capek, tapi di situ tantangannya,” kata Adit.
Ia berharap event ini diadakan kembali tahun depan. “Tentunya dengan harapan semakin banyak pelari yang bergabung dan semakin banyak orang yang tergerak hatinya untuk membantu anak-anak SOS Children’s Villages Indonesia,” harapnya.
Adit berhasil mencapai finish sesuai dengan waktu maksimal yang ditempuh selama berlari yakni 38 jam. Sementara itu pelari tercepat kategori individual, Hendra Siswanto berhasil mencapai finish dalam waktu 23 jam, Sabtu (27/07) sekitar pukul 21.00 WITA.
Selain Adit dan Hendra, pelari Run To Care lainnya adalah aktor Ibnu Jamil. Di tahun sebelumnya, yakni 2018 Ibnu Jamil berlari sepanjang 35 kilometer. Tahun ini ia kembali mengikuti Run to Care di kategori relay 4 dan akan menjadi pelari terakhir dalam tim. “Saya ingin bertemu langsung dengan anak-anak SOS Children's Villages," ujar Ibnu Jamil yang dikenal juga sebagai presenter ini.
Pelari Run To Care terbagi dalam tiga kategori: individu 150 KM, Relay 2 orang masing-masing 75 KM, dan Team 4 orang masing-masing 35-40-35-40 KM. Mereka tak hanya berlari tetapi juga berbagi kebaikan dengan memberikan dukungan untuk mimpi anak-anak SOS Children's Villages demi terwujudnya pengasuhan anak-anak Indonesia yang lebih baik. Pada event tahunan ini, tercatat mampu mengumpulkan donasi dari para dermawan hingga Rp 2,1 miliar.
Hasil penggalangan dana akan disumbangkan untuk 5.500 anak ‘kurang beruntung’ dalam naungan SOS Children's Villages Indonesia yang tersebar di beberapa daerah di Nusantara. SOS Children's Villages Indonesia telah berdiri berada di Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Jakarta, Bogor, Lembang Semarang, Yogyakarta, Bali, dan Flores.*zky
Komentar