Pamedek Sepi, Tukang Suwun di Pura Lempuyang Nganggur
Sepinya pamedek selama pujawali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang berimbas pada tukang suwun (junjung) banten.
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 30 tukang suwun nganggur. Tukang suwun yang didominasi ibu-ibu ini membantu para pamedek membawa banten dari Pura Penataran menuju Pura Lempuyang Luhur dengan upah bervariasi. Namun dengan sepinya pamedek, tukang suwun banten yang bermodal keranjang mengenakan seragam kaos biru ini lebih banyak nongkrong di parkir atas jaba Pura Penataran.
Tukang suwun Ni Nengah Arianti dari Banjar Lebuh, mengatakan untuk pertama kali pamedek sepi, mulai puncak pujawali hingga nyineb. “Saya tidak dapat melayani pamedek membawa banten ke Pura Lempuyang Luhur,” katanya, Minggu (28/7). Biasanya jika membantu pamedek membawa banten hingga ke Pura Lempuyang Luhur diberi upah Rp 110.000. Sebanyak Rp 100.000 untuk diri sendiri dan Rp 10.000 diserahkan ke Desa Adat Purwayu. “Jika pamedek ramai, bisa sehari tiga kali dapat melayani pamedek,” imbuhnya.
Tukang suwung lainnya, Ni Ketut Blasin mengaku tidak mengerti karena tumben sepi pamedek. “Biasanya dari pagi hingga sore pamedek terus berdatangan,” katanya. Sementara Ni Komang Juliani mengatakan, berdasarkan pengalamannya sekali melayani pamedek diberikan imbalan Rp 130.000. “Imbalan itu tergantung pamedek, berapa diberi, seikhlasnya kami terima. Justru kali ini sepi pamedek, jarang ada yang muspa ke Pura Lempuyang Luhur,” ungkap Komang Juliani.
Bendesa Adat Purwayu I Nyoman Jati mengatakan, dari desa adat menetapkan 30 ibu-ibu sebagai tukang suwun. Jika ada pamedek yang muspa ke Pura Luhur, tukang suwun itulah yang melayani pamedek. “Tukang suwun tidak boleh mematok imbalan. Mesti menerima seberapa diberikan pamedek, itu ketentuan dari desa adat,” kata Nyoman Jati.
Mengenai sepinya pamedek tergantung situasi. “Pamedek yang datang kan tidak bisa diprediksi, terkadang tanpa pujawali pamedek ramai, yang hendak menggelar upacara nunas tirtha atau menggelar upacara ajar-ajar,” imbuhnya.
Satu hal yang memudahkan tukang suwun kali karena jalan dari Pura Penataran ke Pura Lempuyang Luhur lebih lancar. Sebab dari Pura Penataran menuju Pura Telaga Mas telah diaspal, tinggal naik tangga menuju Pura Lempuyang Luhur. Sebelumnya, hanya melintasi jalan setapak, bahkan dari Pura Telaga Mas menuju Pura Lempuyang Luhur, selain jalan setapak, berupa jalan tanah dan licin di saat musim hujan. Lagi pula sulit mendapatkan pegangan, kali ini telah ada tangga dan telah pula disediakan pegangan agar perjalanan lancar. *k16
Tukang suwun Ni Nengah Arianti dari Banjar Lebuh, mengatakan untuk pertama kali pamedek sepi, mulai puncak pujawali hingga nyineb. “Saya tidak dapat melayani pamedek membawa banten ke Pura Lempuyang Luhur,” katanya, Minggu (28/7). Biasanya jika membantu pamedek membawa banten hingga ke Pura Lempuyang Luhur diberi upah Rp 110.000. Sebanyak Rp 100.000 untuk diri sendiri dan Rp 10.000 diserahkan ke Desa Adat Purwayu. “Jika pamedek ramai, bisa sehari tiga kali dapat melayani pamedek,” imbuhnya.
Tukang suwung lainnya, Ni Ketut Blasin mengaku tidak mengerti karena tumben sepi pamedek. “Biasanya dari pagi hingga sore pamedek terus berdatangan,” katanya. Sementara Ni Komang Juliani mengatakan, berdasarkan pengalamannya sekali melayani pamedek diberikan imbalan Rp 130.000. “Imbalan itu tergantung pamedek, berapa diberi, seikhlasnya kami terima. Justru kali ini sepi pamedek, jarang ada yang muspa ke Pura Lempuyang Luhur,” ungkap Komang Juliani.
Bendesa Adat Purwayu I Nyoman Jati mengatakan, dari desa adat menetapkan 30 ibu-ibu sebagai tukang suwun. Jika ada pamedek yang muspa ke Pura Luhur, tukang suwun itulah yang melayani pamedek. “Tukang suwun tidak boleh mematok imbalan. Mesti menerima seberapa diberikan pamedek, itu ketentuan dari desa adat,” kata Nyoman Jati.
Mengenai sepinya pamedek tergantung situasi. “Pamedek yang datang kan tidak bisa diprediksi, terkadang tanpa pujawali pamedek ramai, yang hendak menggelar upacara nunas tirtha atau menggelar upacara ajar-ajar,” imbuhnya.
Satu hal yang memudahkan tukang suwun kali karena jalan dari Pura Penataran ke Pura Lempuyang Luhur lebih lancar. Sebab dari Pura Penataran menuju Pura Telaga Mas telah diaspal, tinggal naik tangga menuju Pura Lempuyang Luhur. Sebelumnya, hanya melintasi jalan setapak, bahkan dari Pura Telaga Mas menuju Pura Lempuyang Luhur, selain jalan setapak, berupa jalan tanah dan licin di saat musim hujan. Lagi pula sulit mendapatkan pegangan, kali ini telah ada tangga dan telah pula disediakan pegangan agar perjalanan lancar. *k16
Komentar