Tampilkan Pentas Seni Anak Berkebutuhan Khusus
Peringatan Hari Peduli Autis Sedunia
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan pentas seni menjadi agenda puncak peringatan Hari Peduli Autis Sedunia dan Hari Anak Nasional Tahun 2019 yang digelar di Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Denpasar, Senin (29/7).
Puluhan anak berkebutuhan khusus menampilkan kreativitanya di atas panggung. Mereka menampilkan operet mini tentang perjalanan seorang penderita autis menuju ke PLA. Dalam perjalanannya menuju ke PLA, penderita autis ini melihat tarian India, tarian maju mundur dari Flores, Tari Gopala di Bali hingga Ngelawang Barong.
Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar yang juga selaku Pembina PLA Nyonya IA Selly Dharmawijaya Mantra mengatakan, keberadaan PLA tak terlepas dari keberadaan anak-anak autis di Kota Denpasar bahkan di Bali yang nantinya dapat memberikan kemudahan pelayanan secara baik terhadap anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Dalam peringatan Hari Peduli Autis Sedunia ini diharapkan mampu memberikan edukasi dan peningkatan pelayanan PLA Denpasar kepada anak-anak autis. “Kepada orangtua dan seluruh masyarakat dapat memberikan motivasi serta dukungan kepada anak-anak autis untuk dapat menjalankan kehidupan sehari-hari secara mandiri, serta mewadahi kreatifitas dan menjadi wahana edukasi dini,” ujar Selly Mantra didampingi Ketua Dharmawanita Persatuan Denpasar Nyonya Kerti Rai Iswara.
Ketua Pengurus Harian PLA Denpasar, Nyoman Andika mengatakan, persiapan untuk penampilan ini sudah dilakukan sejak lama. Namun penyelesaiannya kurang dari sebulan. Saat ini, PLA menangani 75 anak autis dengan jumlah pendidik 24 orang. Pelayanan autis dibagi menjadi dua yakni kelas dan terapi. Untuk kelas siswanya sebanyak 30 anak, sedangkan 45 anak terapi. Yang masuk kategori terapi yaitu anak yang belum mampu ikut kelas reguler, masih mengalami kesulitan sosialisasi dan belum bisa mandiri.
"Jumlah itu sudah kami desain dengan baik sehingga pendidik itu cukup. Sebelumnya kami menangani lebih dari 100 anak autis. Untuk meningkatkan kompetensi guru-guru atau terapis di sini, setiap tahun dilaksanakan pelatihan sebanyak dua kali. Pelatihan ini diberikan oleh pusat maupun dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar," katanya.
Walaupun memiliki keterbatasan mental, namun anak-anak di PLA ini juga berprestasi, mereka ikut lomba fashion maupun puzzel yang semuanya bertujuan untuk melatih kemandirian anak. *mis
Puluhan anak berkebutuhan khusus menampilkan kreativitanya di atas panggung. Mereka menampilkan operet mini tentang perjalanan seorang penderita autis menuju ke PLA. Dalam perjalanannya menuju ke PLA, penderita autis ini melihat tarian India, tarian maju mundur dari Flores, Tari Gopala di Bali hingga Ngelawang Barong.
Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar yang juga selaku Pembina PLA Nyonya IA Selly Dharmawijaya Mantra mengatakan, keberadaan PLA tak terlepas dari keberadaan anak-anak autis di Kota Denpasar bahkan di Bali yang nantinya dapat memberikan kemudahan pelayanan secara baik terhadap anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Dalam peringatan Hari Peduli Autis Sedunia ini diharapkan mampu memberikan edukasi dan peningkatan pelayanan PLA Denpasar kepada anak-anak autis. “Kepada orangtua dan seluruh masyarakat dapat memberikan motivasi serta dukungan kepada anak-anak autis untuk dapat menjalankan kehidupan sehari-hari secara mandiri, serta mewadahi kreatifitas dan menjadi wahana edukasi dini,” ujar Selly Mantra didampingi Ketua Dharmawanita Persatuan Denpasar Nyonya Kerti Rai Iswara.
Ketua Pengurus Harian PLA Denpasar, Nyoman Andika mengatakan, persiapan untuk penampilan ini sudah dilakukan sejak lama. Namun penyelesaiannya kurang dari sebulan. Saat ini, PLA menangani 75 anak autis dengan jumlah pendidik 24 orang. Pelayanan autis dibagi menjadi dua yakni kelas dan terapi. Untuk kelas siswanya sebanyak 30 anak, sedangkan 45 anak terapi. Yang masuk kategori terapi yaitu anak yang belum mampu ikut kelas reguler, masih mengalami kesulitan sosialisasi dan belum bisa mandiri.
"Jumlah itu sudah kami desain dengan baik sehingga pendidik itu cukup. Sebelumnya kami menangani lebih dari 100 anak autis. Untuk meningkatkan kompetensi guru-guru atau terapis di sini, setiap tahun dilaksanakan pelatihan sebanyak dua kali. Pelatihan ini diberikan oleh pusat maupun dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar," katanya.
Walaupun memiliki keterbatasan mental, namun anak-anak di PLA ini juga berprestasi, mereka ikut lomba fashion maupun puzzel yang semuanya bertujuan untuk melatih kemandirian anak. *mis
1
Komentar