Berderma Lewat Jam Dinding Bertuliskan Aksara Bali
Yayasan Vidya Kertajaya, Tangerang, Banten membuat 300 jam dinding bertuliskan aksara Bali.
JAKARTA, NusaBali
Bergambar Ganesha dan bertuliskan Yayasan Vidya Kertajaya, hasil penjualan jam tersebut mereka sumbangkan kepada umat Hindu yang menjadi korban banjir di Sulawesi Tenggara.
"Saat banjir bandang melanda umat kita di Kota Kendari, kabupaten Kolaka Timur, kabupaten Konawe dan kabupaten Konawe Utara pada Juni kemarin, Yayasan Vidya Kertajaya dan banjar Tangerang melakukan program Peduli Umat. Kami menggalang dana melalui penjualan jam dinding aksara Bali," ujar Ketua Yayasan Vidya Kertajaya Ketut Jono, Selasa (30/7).
Mereka memilih aksara Bali agar umat Hindu di luar Pulau Dewata tidak melupakan aksara tersebut. "Kita terkadang hafal dengan bahasa lain, sementara aksara sendiri tidak. Oleh karena itu, kami punya misi agar umat yang berada di luar Bali jangan lupa dengan aksara Bali melalui pembuatan jam dinding ini," terang Ketut Jono kepada Nusa Bali.
Jam dinding itu dibandrol Rp. 200 ribu. Sebesar 25 persen hasil penjualan mereka sumbangkan. Respon umat sangat bagus. Pembeli jam tidak hanya umat banjar Tangerang, tetapi juga umat Hindu di Pulau Jawa serta Lampung.
"Sekarang kami membuat lagi 125 jam dinding sehingga total 425 jam dinding," ucap Jono. Hasil penjualan jam dinding tahap pertama mereka salurkan lewat KMHDI pada 12 Juni 2019 lalu. Sedangkan tahap dua mereka salurkan melalui PDHI Provinsi Banten.
Selain penggalangan dana korban banjir, mereka juga melakukan penggalian dana untuk pembangunan Padmasari kepada umat Hindu dan Romo Mangku di kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka melakukan itu, karena disana tempat sembahyang terbatas.
"Dengan memberikan bantuan Padmasari, kami berharap dapat memudahkan umat disana untuk sembahyang," ucap Ketut Jono.
Awalnya mereka berencana menyumbang 80 pembangunan Padmasari untuk umat dan 90 untuk Romo Mangku. Bantuan satu Padmasari senilai Rp. 450 ribu.
Dalam tempo tujuh hari, mereka sukses mengumpulkan dana membangun 172 Padmasari. Plus dana sebesar Rp. 51.258.000 sehingga total mendapatkan dana Rp. 128.658.000 dari seluruh umat Hindu di tanah air. Pembangunan dilakukan dari Oktober 2018 sampai 28 Juli 2019. Ketut Jono, terjun ke lokasi untuk meninjau pembangunan tersebut.
Pembangunan Padmasari berlangsung di desa Arjowilangun, kecamatan Kalipare, kabupaten Malang. Satu Kepala Keluarga (KK) mendapat bantuan pembangunan satu Padmasari.
"Cetakan kami beli dari Bali. Pembangunan dikerjakan oleh umat Hindu di Malang agar sama-sama merasa memiliki," jelas Ketut Jono.
Mereka akhirnya membangun 116 Padmasari untuk umat Hindu dengan menghabiskan dana Rp. 52.200.000 dan 140 Padmasari untuk Romo Mangku dengan dana sebesar Rp. 63 juta. Sisa dana mereka sumbangkan untuk tujuh Pura dan satu Sanggar Pemujaan.
Ketua PHDI Kabupaten Malang Sutomo Adiwijoyo saat dihubungi mengatakan, sangat berterimakasih atas bantuan tersebut. *k22
"Saat banjir bandang melanda umat kita di Kota Kendari, kabupaten Kolaka Timur, kabupaten Konawe dan kabupaten Konawe Utara pada Juni kemarin, Yayasan Vidya Kertajaya dan banjar Tangerang melakukan program Peduli Umat. Kami menggalang dana melalui penjualan jam dinding aksara Bali," ujar Ketua Yayasan Vidya Kertajaya Ketut Jono, Selasa (30/7).
Mereka memilih aksara Bali agar umat Hindu di luar Pulau Dewata tidak melupakan aksara tersebut. "Kita terkadang hafal dengan bahasa lain, sementara aksara sendiri tidak. Oleh karena itu, kami punya misi agar umat yang berada di luar Bali jangan lupa dengan aksara Bali melalui pembuatan jam dinding ini," terang Ketut Jono kepada Nusa Bali.
Jam dinding itu dibandrol Rp. 200 ribu. Sebesar 25 persen hasil penjualan mereka sumbangkan. Respon umat sangat bagus. Pembeli jam tidak hanya umat banjar Tangerang, tetapi juga umat Hindu di Pulau Jawa serta Lampung.
"Sekarang kami membuat lagi 125 jam dinding sehingga total 425 jam dinding," ucap Jono. Hasil penjualan jam dinding tahap pertama mereka salurkan lewat KMHDI pada 12 Juni 2019 lalu. Sedangkan tahap dua mereka salurkan melalui PDHI Provinsi Banten.
Selain penggalangan dana korban banjir, mereka juga melakukan penggalian dana untuk pembangunan Padmasari kepada umat Hindu dan Romo Mangku di kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka melakukan itu, karena disana tempat sembahyang terbatas.
"Dengan memberikan bantuan Padmasari, kami berharap dapat memudahkan umat disana untuk sembahyang," ucap Ketut Jono.
Awalnya mereka berencana menyumbang 80 pembangunan Padmasari untuk umat dan 90 untuk Romo Mangku. Bantuan satu Padmasari senilai Rp. 450 ribu.
Dalam tempo tujuh hari, mereka sukses mengumpulkan dana membangun 172 Padmasari. Plus dana sebesar Rp. 51.258.000 sehingga total mendapatkan dana Rp. 128.658.000 dari seluruh umat Hindu di tanah air. Pembangunan dilakukan dari Oktober 2018 sampai 28 Juli 2019. Ketut Jono, terjun ke lokasi untuk meninjau pembangunan tersebut.
Pembangunan Padmasari berlangsung di desa Arjowilangun, kecamatan Kalipare, kabupaten Malang. Satu Kepala Keluarga (KK) mendapat bantuan pembangunan satu Padmasari.
"Cetakan kami beli dari Bali. Pembangunan dikerjakan oleh umat Hindu di Malang agar sama-sama merasa memiliki," jelas Ketut Jono.
Mereka akhirnya membangun 116 Padmasari untuk umat Hindu dengan menghabiskan dana Rp. 52.200.000 dan 140 Padmasari untuk Romo Mangku dengan dana sebesar Rp. 63 juta. Sisa dana mereka sumbangkan untuk tujuh Pura dan satu Sanggar Pemujaan.
Ketua PHDI Kabupaten Malang Sutomo Adiwijoyo saat dihubungi mengatakan, sangat berterimakasih atas bantuan tersebut. *k22
Komentar