Seychelles Jajaki Kerjasama Bidang Pariwisata dengan Bali
Sebagai sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia menjadikan lautan Seychelles yang indah sebagai komoditi pariwisata.
DENPASAR, NusaBali
Hal tersebut mempunyai kemiripan dengan Bali, untuk itu diharapkan ke depan bisa terjalin kerjasama yang baik antara Seychelles dengan Bali. Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Kepresidenan Seychelles untuk kerjasama negara ASEAN Nico Barito dalam audiensi dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), di ruang kerjanya, Rabu (31/7).
Menurutnya, sektor pariwisata dan jasa keuangan adalah penopang ekonomi terbesar negara tersebut. “Untuk itu kami yakin kerjasama dan pertukaran pengalaman dalam mengelola sektor pariwisata, terutama pariwisata laut sangat diperlukan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan jika konsep pariwisata yang diusung Seychelles adalah pariwisata eksklusif yang hanya didatangi oleh kalangan kelas atas. “Kami membuat hotel dan resort di sepanjang pantai, dan wisatawan bisa menikmati pantai dengan privat, tanpa ada gangguan dari luar. Jadi ini nilai plus serta dibutuhkan oleh kalangan wisatawan kelas atas,” imbuhnya.
Dengan pariwisata seperti itu, tak heran negara dengan 115 pulau tersebut bisa meraup keuntungan yang tidak sedikit. “Rata-rata turis menghabiskan uang mereka sekitar US$3.000 -5.000 per hari,” jabarnya. Untuk mendukung kenyaman para wisatawan, penduduk Seychelles sudah diajarkan untuk menghormati privasi mereka. “Tidak ada penduduk kami yang menjajakan dagangan langsung ke wisatawan, jadi mereka benar-benar nyaman,” jelasnya.
Bahkan saat ini ia mengaku ada sekitar 200 WNI bekerja di sana di sektor pariwisata dengan sekitar 70-80% orang Bali. “Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai manajer spa di hotel dan resort mewah dengan pendapatan yang besar, bukan kelas pekerja kecil-kecil lagi,” Nico Barito menjelaskan.
Hal lain yang ingin dijalin kerjasama adalah masalah pengolahan sampah. Menurutnya sampah memang masih menjadi momok di Bali, yang cukup mengancam sebagai destinasi pariwisata. Ia mengaku memiliki teknologi yang mengubah sampah menjadi briket, setelah itu diproses lagi melalui gasifikasi sehingga menjadi sumber energi listrik. “Dengan teknologi ini bisa menghasilkan energi listrik yang berguna dan tentu saja biaya yang rendah,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Wagub Cok Ace sangat menyambut baik. Ia begitu mengapresiasi langkah Seychelles dalam mengelola pariwisata serta menjaga alam negaranya. “Kami juga ingin menjadikan Bali sebagai tujuan wisata kelas atas, karena sebagai langkah kami juga menjaga alam dan budaya Bali,” ujarnya.
Untuk itu ia berharap bisa mengunjungi Seychelles dan melihat cara pengelolaan alam dan wisata di sana. Mengenai rencana pengolahan sampah, Wagub Cok Ace menyambut positif. Untuk mempercepat langkah tersebut, ia ingin menjadikan Kabupaten Gianyar dan Klungkung dijadikan pilot project. “Kita mulai di Gianyar dan Klungkung dulu, jika berhasil maka kita lakukan di seluruh Bali,” tandasnya. *
Hal tersebut mempunyai kemiripan dengan Bali, untuk itu diharapkan ke depan bisa terjalin kerjasama yang baik antara Seychelles dengan Bali. Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Kepresidenan Seychelles untuk kerjasama negara ASEAN Nico Barito dalam audiensi dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), di ruang kerjanya, Rabu (31/7).
Menurutnya, sektor pariwisata dan jasa keuangan adalah penopang ekonomi terbesar negara tersebut. “Untuk itu kami yakin kerjasama dan pertukaran pengalaman dalam mengelola sektor pariwisata, terutama pariwisata laut sangat diperlukan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan jika konsep pariwisata yang diusung Seychelles adalah pariwisata eksklusif yang hanya didatangi oleh kalangan kelas atas. “Kami membuat hotel dan resort di sepanjang pantai, dan wisatawan bisa menikmati pantai dengan privat, tanpa ada gangguan dari luar. Jadi ini nilai plus serta dibutuhkan oleh kalangan wisatawan kelas atas,” imbuhnya.
Dengan pariwisata seperti itu, tak heran negara dengan 115 pulau tersebut bisa meraup keuntungan yang tidak sedikit. “Rata-rata turis menghabiskan uang mereka sekitar US$3.000 -5.000 per hari,” jabarnya. Untuk mendukung kenyaman para wisatawan, penduduk Seychelles sudah diajarkan untuk menghormati privasi mereka. “Tidak ada penduduk kami yang menjajakan dagangan langsung ke wisatawan, jadi mereka benar-benar nyaman,” jelasnya.
Bahkan saat ini ia mengaku ada sekitar 200 WNI bekerja di sana di sektor pariwisata dengan sekitar 70-80% orang Bali. “Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai manajer spa di hotel dan resort mewah dengan pendapatan yang besar, bukan kelas pekerja kecil-kecil lagi,” Nico Barito menjelaskan.
Hal lain yang ingin dijalin kerjasama adalah masalah pengolahan sampah. Menurutnya sampah memang masih menjadi momok di Bali, yang cukup mengancam sebagai destinasi pariwisata. Ia mengaku memiliki teknologi yang mengubah sampah menjadi briket, setelah itu diproses lagi melalui gasifikasi sehingga menjadi sumber energi listrik. “Dengan teknologi ini bisa menghasilkan energi listrik yang berguna dan tentu saja biaya yang rendah,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Wagub Cok Ace sangat menyambut baik. Ia begitu mengapresiasi langkah Seychelles dalam mengelola pariwisata serta menjaga alam negaranya. “Kami juga ingin menjadikan Bali sebagai tujuan wisata kelas atas, karena sebagai langkah kami juga menjaga alam dan budaya Bali,” ujarnya.
Untuk itu ia berharap bisa mengunjungi Seychelles dan melihat cara pengelolaan alam dan wisata di sana. Mengenai rencana pengolahan sampah, Wagub Cok Ace menyambut positif. Untuk mempercepat langkah tersebut, ia ingin menjadikan Kabupaten Gianyar dan Klungkung dijadikan pilot project. “Kita mulai di Gianyar dan Klungkung dulu, jika berhasil maka kita lakukan di seluruh Bali,” tandasnya. *
1
Komentar