Banjir dan Longsor Landa Jateng
Banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah Jawa Tengah selatan dan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akibat hujan lebat yang terjadi sejak Sabtu sore hingga malam.
35 Orang tewas, 25 orang hilang dan 14 orang luka-luka
JAKARTA, NusaBali
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan belum akan menetapkan status khusus terkait bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Pihaknya masih akan memantau perkembangan hingga Senin (20/6). "Kami masih akan melakukan evaluasi hingga besok. Berdasar perkiraan cuaca dari BMKG, curah hujan tinggi akan terjadi hingga Senin," kata Ganjar saat ditemui ketika meninjau korban banjir di Solo, Minggu (19/6).
BNPB menengarai setidaknya ada 16 wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami bencana banjir dan longsor. Semula, BNPB mencatat ada 28 orang korban tewas dan 26 lainnya belum ditemukan. Namun Minggu (19/6) siang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah mencatat korban sudah bertambah menjadi 35 orang meninggal dunia. Menurut Ketua BPBD Jateng Sarwa Permana, korban tewas ada di tiga kabupaten yakni Purworejo, Banjarnegara dan Kebumen. Korban paling banyak ada di Purworejo di mana terdapat 19 orang meninggal dunia. Dari 19 korban tersebut, satu orang belum teridentifikasi. "Korban luka di rumah sakit ada 7 orang," kata Sarwa dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir cnnindonesia.
Seperti dilansir kantor berita Antara, banjir bandang melanda Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, pada Sabtu (18/6) malam, akibat jebolnya tanggul Sungai Reja. Tak hanya daerah tersebut, banjir juga menggenangi permukiman warga di Desa Buniayu, Kecamatan Tambak, dan beberapa desa di Kabupaten Banyumas. Sementara di Banjarnegara ada enam orang meninggal dunia dan satu orang terluka. Sama seperti di Banjarnegara, di Kabupaten Kebumen juga terdapat 6 orang korban tewas.
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, saat ini penanganan darurat masih dilakukan oleh BPBD dibantu unsur terkait dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, dan beberapa instansi lain. Tim Reaksi Cepat BNPB menurut Sutopo terbagi dalam lima group yang tersebar di Jawa Tengah untuk mendampingi BPBD. "Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD tetangga untuk memberikan bantuan pada daerah-daerah yang mengalami bencana cukup besar," katanya.
BPBD Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Boyolali dan beberapa daerah lain telah mengerahkan personil dan logistik peralatan membantu penanganan darurat. Saat ini evakuasi korban dan mencarian korban hilang masih terus dilakukan. "Dapur umum dan posko telah didirikan dan pendataan masih terus dilakukan," kata Sutopo.
Sementara di Kendal, banjir yang terjadi karena hujan yang turun sejak kemarin menggenangi Jalur Pantai Utara Jawa. Akibatnya kemacetan terjadi hingga sekitar 10 kilometer. Kemacetan terjadi sejak pagi dan belum terurai pada siang hari. Sebanyak 72 kepala keluarga yang terdiri dari 175 jiwa di Daleman Kelurahan Ngringo Kecamatan Jateng Kabupaten Karanganyar, Jateng, terpaksa diungsikan karena rumah mereka terendam air akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.
Sutopo mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, mengingat hujan lebat diperkirakan masih berpotensi turun hingga 20 Juni 2016. "Kami ingin masyarakat selalu waspada dengan kondisi lingkungan yang membahayakan jiwa," ucapnya. 7
JAKARTA, NusaBali
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan belum akan menetapkan status khusus terkait bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Pihaknya masih akan memantau perkembangan hingga Senin (20/6). "Kami masih akan melakukan evaluasi hingga besok. Berdasar perkiraan cuaca dari BMKG, curah hujan tinggi akan terjadi hingga Senin," kata Ganjar saat ditemui ketika meninjau korban banjir di Solo, Minggu (19/6).
BNPB menengarai setidaknya ada 16 wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami bencana banjir dan longsor. Semula, BNPB mencatat ada 28 orang korban tewas dan 26 lainnya belum ditemukan. Namun Minggu (19/6) siang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah mencatat korban sudah bertambah menjadi 35 orang meninggal dunia. Menurut Ketua BPBD Jateng Sarwa Permana, korban tewas ada di tiga kabupaten yakni Purworejo, Banjarnegara dan Kebumen. Korban paling banyak ada di Purworejo di mana terdapat 19 orang meninggal dunia. Dari 19 korban tersebut, satu orang belum teridentifikasi. "Korban luka di rumah sakit ada 7 orang," kata Sarwa dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir cnnindonesia.
Seperti dilansir kantor berita Antara, banjir bandang melanda Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, pada Sabtu (18/6) malam, akibat jebolnya tanggul Sungai Reja. Tak hanya daerah tersebut, banjir juga menggenangi permukiman warga di Desa Buniayu, Kecamatan Tambak, dan beberapa desa di Kabupaten Banyumas. Sementara di Banjarnegara ada enam orang meninggal dunia dan satu orang terluka. Sama seperti di Banjarnegara, di Kabupaten Kebumen juga terdapat 6 orang korban tewas.
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, saat ini penanganan darurat masih dilakukan oleh BPBD dibantu unsur terkait dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, dan beberapa instansi lain. Tim Reaksi Cepat BNPB menurut Sutopo terbagi dalam lima group yang tersebar di Jawa Tengah untuk mendampingi BPBD. "Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD tetangga untuk memberikan bantuan pada daerah-daerah yang mengalami bencana cukup besar," katanya.
BPBD Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Boyolali dan beberapa daerah lain telah mengerahkan personil dan logistik peralatan membantu penanganan darurat. Saat ini evakuasi korban dan mencarian korban hilang masih terus dilakukan. "Dapur umum dan posko telah didirikan dan pendataan masih terus dilakukan," kata Sutopo.
Sementara di Kendal, banjir yang terjadi karena hujan yang turun sejak kemarin menggenangi Jalur Pantai Utara Jawa. Akibatnya kemacetan terjadi hingga sekitar 10 kilometer. Kemacetan terjadi sejak pagi dan belum terurai pada siang hari. Sebanyak 72 kepala keluarga yang terdiri dari 175 jiwa di Daleman Kelurahan Ngringo Kecamatan Jateng Kabupaten Karanganyar, Jateng, terpaksa diungsikan karena rumah mereka terendam air akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.
Sutopo mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, mengingat hujan lebat diperkirakan masih berpotensi turun hingga 20 Juni 2016. "Kami ingin masyarakat selalu waspada dengan kondisi lingkungan yang membahayakan jiwa," ucapnya. 7
Komentar