Musda Ditingkahi Adu Jotos
Cok Wisnu Parta ditetapkan sebagai Sekretaris DPD II Golkar Gianyar, Cok Wah direkomendasi jadi Cabup ke Pilkada 2018
Dauh Wijana Kembali Pimpin Golkar Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Kandidat incumbent Made Dauh Wijana terpilih kembali menjadi Ketua DPD II Golkar Gianyar 2016-2021 melalui Musyawarah Daerah (Musda), Minggu (19/6). Terpilihnya Dauh Wijana dalam Musda yang digelar di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Gianyar kemarin ditingkahi aksi adu jotos dua kader elite.
Adu jotos dalam Musda Golkar Gianyar, Minggu kemarin, melibatkan Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Tampaksiring I Gusti Ngurah Sena vs pentolan SOKSI Gianyar, I Gusti Agung Erika Sudewa. Pantauan NusaBali, tanda-tanda ketegang berlanjut kisruh mulai terlihat setelah kubu pendukung Made Dauh Wijana (kandidat incumbent yang Ketua DPD II Golkar Gianyar demisioner) dan Tjokorda Wisnu Parta alias Cok Wisnu (kandidat penantang dari Puri Agung Ubud) saling interupsi di arena Musda.
Perang interupsi mencapai puncaknya saat masing-masing pemilik suara menyetor surat mandat dukungan kepada pimpinan sidang Musda, I Gusti Putu Wijaya (Wakil Ketua DPD I Golkar Bali). Sebagaimana aturan dalam Musda, dukungan dari masing-masing pemilik suara wajib diverifikasi kebenarannya oleh pimpinan sidang. Verifikasi ini diajukan sebelum para pemilik suara menyampaikan pandangan umum.
Namun, surat mandat dukungan dua dari tiga Kelompok Induk Organisasi (Kino) Pendiri Partai Golkar yakni MKGR dan SOKSI terbelah, karena terjadi dualisme kepengurusan. Duelisme di SOKSI Gianyar terjadi antara AA Alit Kakarsana (Ketua SOKSI Gianyar versi Ade Komarudin) vs Wayan Arjono (Ketua SOKSI Gianyar versi Ali wongso). Mereka sama-sama memegang surat keputusan (SK) baik dari Depidar SOKSI Bali dan Depimnas SOKSI.
Sedangkan dualisme MKGR terjadi antara Ketut Mudita (Ketua MKGR Gianyar versi Priyo Budi Santoso) vs IGN Anom Masta (Ketua MKGR Gianyar versi Rumkono). Karena terjadi perang interupsi, beberapa kader Golkar sempat berdiri dan saling mengamankan satu sama lain.
Nah, puncak kisruh terjadi saat I Gusti Agung Erika Sudewa menyetor surat mandat Ketua SOKSI Gianyar AA Alit Kakarsana ke meja persidangan. IGA Erika Sudewa merupakan pendukung Cok Wisnu. Disusul kemudian I Gusti Ngurah Sena (Ketua PK Golkar Tampaksiring) menyetor mandat serupa, sekaligus mewakili beberapa PK Golkar lainnya. IGN Sena merupakan pendukung incumbent Dauh Wijana.
Ketika kembali ke tempat duduk usai setor surat mandat dukungan, IGN Sena langsung berteriak ’Lawan….!’ Teriakannya itu memancing emosi IGA Erika Sudewa, yang terlihat agak tegang sejak awal. Erika Sudewa pun berdiri. Tanpa diduga, IGN Sena bangkit dari tempat duduk dan spoantan melayangkan bogem mentah ke dagu Erika Sudewa yang masih memegang map. Kontan Erika Sudewa tidak terima. “Anda kok memukul saya, kalau begini saya akan laporkan Anda ke polisi,” ancam Erika Sudewa.
Beruntung, kericuhan bisa diatasi dan tidak berkembang jadi perkelahian massal, setelah IGN Sena dan Erika Sudewa ditenangkan oleh belasan kader dari kelompok masing-masing. Pimpinan sidang Musda, IGP Wijaya, pun langsung menghentikan jalannya persidangan. Sedangkan kandidat incumbent yang Ketua DPD II Golkar Gianyar (demisioner), Made Duah Wijana, langsung ambil mix dan berdiri untuk memberikan pengarahan. Guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan, Dauh Wijana juga minta Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta untuk mengambil langkah-langkah.
Selanjutnya, Sudikerta ambil mix sembari memberikan pengarahan di depan peserta Musda Golkar. “Mohon persidangan ini dihargai. Jangan main pukul seperti ormas. Jangan gunakan otot di Musda. Jika Musda tak bisa berjalan mulus di sini hingga tidak membuahkan hasil, akan saya tarik ke provinsi,” ancam Sudikerta yang juga Wakil Gubernur Bali.
Siang sekitar pukul 13.34 Wita, Sudikerta langsung mengambil-alih persidangan. Sudikerta menuju Ruang Ketua DPD II Golkar Gianyar untuk membentuk tim kecil dan langsung menyikapi kisruh tersebut. Usai pertemuan tim kecil, Musda dilanjutkan sekitar pukul 14.32 Wita. Saat itulah, Sudikerta menyampaikan beberapa item keputusan hasil perundingan tim kecil. Antara lain, soal dirinya telah menelepon pengurus Depimnas SOKSI dan MKGR Pusat. Hasilnya, suara dukungan dari SOKSI dan MKGR di Musda Golkar Gianyar ditiadakan, karena sama-sama ngotot dengan dualisme.
Dalam kesempatan itu, Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkar Bali memberikan hak 1 suaranya ke incumbent Dauh Wijana. Sedangkan penantang Dauh Wijana yakni Tjok Wisnu Parta alias Cok Wah disepakati menjabat sebagai Sekretaris DPD II Golkar Gianyar 2016-2021. Selanjutnya, pimpinan sidang Musda, IGP Wijaya, diminta menentukan formatur untuk pembentukan pengurus DPD II Golkar pimpinan duet Dauh Wijana-Cok Wisnu.
Sebelum Sudikerta menyampaikan keputusan tim kecil, terungkap kandidat incumbent Dauh Wijana meraih dukungan 5 dari 7 PK Golkar se-Gianyar. Pendukung Dauh Wijana itu masing-masing PK Golkar Payangan, PK Golkar Tegallalang, PK Golkar Gianyar, PK Golkar Tampaksiring, dan PK Golkar Ubud, plus dukungan 1 suara dari DPD I Golkar Bali dan 1 suara dari DPD II Golkar Gianyar. Sedangkan Cok Wisnu meraih 5 suara dukungan dari PK Golkar Sukawati, PK Golkar Blahbatuh, plus Dewan Pertimbangan Golkar Gianyar (yang diketuai Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah), organisasi sayap partai (AMPG-KPPG), dan Kosgoro.
Usai menutup Musda Golkar Gianyar kemarin, Sudikerta minta IGN Sena dan IGA Erika Sudewa tampil ke depan untuk berdamai di hadapan peserta Musda sambil berangkulan. Namun, melalui telepon, IGA Erika Sudewa mengaku sudah pulang ganti baju, lanjut melapor ke polisi atas pemukulan dirinya.
Sementara itu, dalam Musda Golkar Gianyar kemarin juga disampaikan rekomendasi partai terakit Calon Bupati (Cabup) Gianyar ke Pilkada 2018. Menurut Sudikerta, tim kecil telah menyepakati untuk mengusung Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Cok Wah merupakan tokoh muda dari Puri Agung Ubud, Gianyar. Sebelumnya, Cok Wah juga sudah direstui keluarga besar Puri Agung Ubud untuk maju ke Pilkada Gianyar 2018. 7 lsa
GIANYAR, NusaBali
Kandidat incumbent Made Dauh Wijana terpilih kembali menjadi Ketua DPD II Golkar Gianyar 2016-2021 melalui Musyawarah Daerah (Musda), Minggu (19/6). Terpilihnya Dauh Wijana dalam Musda yang digelar di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Gianyar kemarin ditingkahi aksi adu jotos dua kader elite.
Adu jotos dalam Musda Golkar Gianyar, Minggu kemarin, melibatkan Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Tampaksiring I Gusti Ngurah Sena vs pentolan SOKSI Gianyar, I Gusti Agung Erika Sudewa. Pantauan NusaBali, tanda-tanda ketegang berlanjut kisruh mulai terlihat setelah kubu pendukung Made Dauh Wijana (kandidat incumbent yang Ketua DPD II Golkar Gianyar demisioner) dan Tjokorda Wisnu Parta alias Cok Wisnu (kandidat penantang dari Puri Agung Ubud) saling interupsi di arena Musda.
Perang interupsi mencapai puncaknya saat masing-masing pemilik suara menyetor surat mandat dukungan kepada pimpinan sidang Musda, I Gusti Putu Wijaya (Wakil Ketua DPD I Golkar Bali). Sebagaimana aturan dalam Musda, dukungan dari masing-masing pemilik suara wajib diverifikasi kebenarannya oleh pimpinan sidang. Verifikasi ini diajukan sebelum para pemilik suara menyampaikan pandangan umum.
Namun, surat mandat dukungan dua dari tiga Kelompok Induk Organisasi (Kino) Pendiri Partai Golkar yakni MKGR dan SOKSI terbelah, karena terjadi dualisme kepengurusan. Duelisme di SOKSI Gianyar terjadi antara AA Alit Kakarsana (Ketua SOKSI Gianyar versi Ade Komarudin) vs Wayan Arjono (Ketua SOKSI Gianyar versi Ali wongso). Mereka sama-sama memegang surat keputusan (SK) baik dari Depidar SOKSI Bali dan Depimnas SOKSI.
Sedangkan dualisme MKGR terjadi antara Ketut Mudita (Ketua MKGR Gianyar versi Priyo Budi Santoso) vs IGN Anom Masta (Ketua MKGR Gianyar versi Rumkono). Karena terjadi perang interupsi, beberapa kader Golkar sempat berdiri dan saling mengamankan satu sama lain.
Nah, puncak kisruh terjadi saat I Gusti Agung Erika Sudewa menyetor surat mandat Ketua SOKSI Gianyar AA Alit Kakarsana ke meja persidangan. IGA Erika Sudewa merupakan pendukung Cok Wisnu. Disusul kemudian I Gusti Ngurah Sena (Ketua PK Golkar Tampaksiring) menyetor mandat serupa, sekaligus mewakili beberapa PK Golkar lainnya. IGN Sena merupakan pendukung incumbent Dauh Wijana.
Ketika kembali ke tempat duduk usai setor surat mandat dukungan, IGN Sena langsung berteriak ’Lawan….!’ Teriakannya itu memancing emosi IGA Erika Sudewa, yang terlihat agak tegang sejak awal. Erika Sudewa pun berdiri. Tanpa diduga, IGN Sena bangkit dari tempat duduk dan spoantan melayangkan bogem mentah ke dagu Erika Sudewa yang masih memegang map. Kontan Erika Sudewa tidak terima. “Anda kok memukul saya, kalau begini saya akan laporkan Anda ke polisi,” ancam Erika Sudewa.
Beruntung, kericuhan bisa diatasi dan tidak berkembang jadi perkelahian massal, setelah IGN Sena dan Erika Sudewa ditenangkan oleh belasan kader dari kelompok masing-masing. Pimpinan sidang Musda, IGP Wijaya, pun langsung menghentikan jalannya persidangan. Sedangkan kandidat incumbent yang Ketua DPD II Golkar Gianyar (demisioner), Made Duah Wijana, langsung ambil mix dan berdiri untuk memberikan pengarahan. Guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan, Dauh Wijana juga minta Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta untuk mengambil langkah-langkah.
Selanjutnya, Sudikerta ambil mix sembari memberikan pengarahan di depan peserta Musda Golkar. “Mohon persidangan ini dihargai. Jangan main pukul seperti ormas. Jangan gunakan otot di Musda. Jika Musda tak bisa berjalan mulus di sini hingga tidak membuahkan hasil, akan saya tarik ke provinsi,” ancam Sudikerta yang juga Wakil Gubernur Bali.
Siang sekitar pukul 13.34 Wita, Sudikerta langsung mengambil-alih persidangan. Sudikerta menuju Ruang Ketua DPD II Golkar Gianyar untuk membentuk tim kecil dan langsung menyikapi kisruh tersebut. Usai pertemuan tim kecil, Musda dilanjutkan sekitar pukul 14.32 Wita. Saat itulah, Sudikerta menyampaikan beberapa item keputusan hasil perundingan tim kecil. Antara lain, soal dirinya telah menelepon pengurus Depimnas SOKSI dan MKGR Pusat. Hasilnya, suara dukungan dari SOKSI dan MKGR di Musda Golkar Gianyar ditiadakan, karena sama-sama ngotot dengan dualisme.
Dalam kesempatan itu, Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkar Bali memberikan hak 1 suaranya ke incumbent Dauh Wijana. Sedangkan penantang Dauh Wijana yakni Tjok Wisnu Parta alias Cok Wah disepakati menjabat sebagai Sekretaris DPD II Golkar Gianyar 2016-2021. Selanjutnya, pimpinan sidang Musda, IGP Wijaya, diminta menentukan formatur untuk pembentukan pengurus DPD II Golkar pimpinan duet Dauh Wijana-Cok Wisnu.
Sebelum Sudikerta menyampaikan keputusan tim kecil, terungkap kandidat incumbent Dauh Wijana meraih dukungan 5 dari 7 PK Golkar se-Gianyar. Pendukung Dauh Wijana itu masing-masing PK Golkar Payangan, PK Golkar Tegallalang, PK Golkar Gianyar, PK Golkar Tampaksiring, dan PK Golkar Ubud, plus dukungan 1 suara dari DPD I Golkar Bali dan 1 suara dari DPD II Golkar Gianyar. Sedangkan Cok Wisnu meraih 5 suara dukungan dari PK Golkar Sukawati, PK Golkar Blahbatuh, plus Dewan Pertimbangan Golkar Gianyar (yang diketuai Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah), organisasi sayap partai (AMPG-KPPG), dan Kosgoro.
Usai menutup Musda Golkar Gianyar kemarin, Sudikerta minta IGN Sena dan IGA Erika Sudewa tampil ke depan untuk berdamai di hadapan peserta Musda sambil berangkulan. Namun, melalui telepon, IGA Erika Sudewa mengaku sudah pulang ganti baju, lanjut melapor ke polisi atas pemukulan dirinya.
Sementara itu, dalam Musda Golkar Gianyar kemarin juga disampaikan rekomendasi partai terakit Calon Bupati (Cabup) Gianyar ke Pilkada 2018. Menurut Sudikerta, tim kecil telah menyepakati untuk mengusung Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Cok Wah merupakan tokoh muda dari Puri Agung Ubud, Gianyar. Sebelumnya, Cok Wah juga sudah direstui keluarga besar Puri Agung Ubud untuk maju ke Pilkada Gianyar 2018. 7 lsa
Komentar