Subak Tangkub II Kaba-Kaba Mustahil Dialiri Air Pompa
Dinas Pertanian Tabanan menanggapi harapan para petani di Subak Tangkub II, Tempek Segeh dan Tempek Lantang, Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Para petani ini meminta Pemkab Tabanan memberikan bantuan pompa air untuk mengairi sawah. Hanya saja setelah dicek awal, jarak Sungai Yeh Panet ke Subak Tangkub II sekitar 700 meter dengan kedalaman 400 meter. Kondisi ini pun masih akan dipikirkan oleh petugas. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan Gusti Putu Wiadnyana mengatakan setelah dicek ke lokasi jarak untuk menaikkan air dengan pompa hampir 1 km. Sedangkan kedalaman sungai sekitar 400 meter. Hal tersebut dirasa tak memungkinan karena pompa dengan tarikan air sepanjang itu tidak ada. "Sudah kami cek dengan pekaseh, tapi panjangnya hampir 1 kilometer," ujarnya, Jumat (2/8).
Hanya saja pihaknya pun kembali akan memastikan mengecek kedua kalinya terkait jarak untuk menaikkan air dari Sungai Panet Desa Kaba-Kaba. "Tetapi kami akan kembali dulu, tapi rasanya tidak memungkinkan panjang sekali jaraknya," imbuh Wiadnyana.
Dikatakan, Subak Tangkub II tidak mempunyai saluran air. Subak ini adalah salah satu subak natak tiyis (mengandalkan rembesan air tanah) sekaligus subak tadah hujan. Sedangkan Subak Tangkub I dan Subak Mumbu, airnya lancar karena posisinya paling atas. Mengingat sekarang ini musim kemarau, maka aliran air irigasi ke Subak Tangkub II, seret. "Dari luasnya sekitar 170 hektare ada beberapa kondisi padinya masih bagus, memang ada juga yang kekeringan," akunya.
Oleh karena itu, selama musim kemarau yang diperkirakan sampai dengan September 2019, sesuai info BMKG, petani di Subak Tangkub II diharapkan jangan memaksa menanam padi. Diharapkan, petani beralih ke palawija. "Subak Tangkub II ini adalah subak natak tiyis, tidak ada aliran airnya," tandasnya.
Seperti berita sebelumnya, petani di Tempek Segeh dan Tempek Lantang, rugi. Sebab padi yang baru ditanam sepekan sudah layu akibat kekeringan. Petani pun rugi karena ongkos traktor dan biaya tanam tak akan kembali. *des
Hanya saja pihaknya pun kembali akan memastikan mengecek kedua kalinya terkait jarak untuk menaikkan air dari Sungai Panet Desa Kaba-Kaba. "Tetapi kami akan kembali dulu, tapi rasanya tidak memungkinkan panjang sekali jaraknya," imbuh Wiadnyana.
Dikatakan, Subak Tangkub II tidak mempunyai saluran air. Subak ini adalah salah satu subak natak tiyis (mengandalkan rembesan air tanah) sekaligus subak tadah hujan. Sedangkan Subak Tangkub I dan Subak Mumbu, airnya lancar karena posisinya paling atas. Mengingat sekarang ini musim kemarau, maka aliran air irigasi ke Subak Tangkub II, seret. "Dari luasnya sekitar 170 hektare ada beberapa kondisi padinya masih bagus, memang ada juga yang kekeringan," akunya.
Oleh karena itu, selama musim kemarau yang diperkirakan sampai dengan September 2019, sesuai info BMKG, petani di Subak Tangkub II diharapkan jangan memaksa menanam padi. Diharapkan, petani beralih ke palawija. "Subak Tangkub II ini adalah subak natak tiyis, tidak ada aliran airnya," tandasnya.
Seperti berita sebelumnya, petani di Tempek Segeh dan Tempek Lantang, rugi. Sebab padi yang baru ditanam sepekan sudah layu akibat kekeringan. Petani pun rugi karena ongkos traktor dan biaya tanam tak akan kembali. *des
1
Komentar