Gadget Terus Ancam Tradisi Masatua
Padahal para guru sekolah dan para tetua di Bali amat meyakini masatua adalah salah satu aktivitas yang terbukti menjadi akar tradisi budaya Bali. Namun akar ini makin tercerabut.
GIANYAR, NusaBali
Kemajuan zaman yang ditandai perkembangan teknologi modern memang tak bisa dipungkiti masyarakat Bali. Padahal kemajuan zaman yang makin pesat telah menjadi ancaman serius bagi tradisi dan kearifan losal Bali. Salah satunya, tradisi masatua (bercerita atau mendongeng ala Bali,Red) kian lenyap.
Padahal para guru sekolah dan para tetua di Bali amat meyakini masatua adalah salah satu aktivitas yang terbukti menjadi akar tradisi budaya Bali. Namun akar ini makin tercerabut. Salah satu penyebabnya karena anak-anak milineal Bali sangat gandrung teknologi gadget. Berbekal gadget, anak-anak lebih suka ‘menyendiri’ bahkan tanpa kontrol, bermanja-manja dengan gadget.
Di tengah lenyapnya budaya bertutur positif bagi anak-anak Bali, kehadiran Komunitas Bali Mendongeng tentu patut disyukuri.
Karena komunitas ini menjadi salah satu kelompok remaja Bali yang konsen dalam penyelamatan tradisi masatua.
Antara lain, bertemu dengan sejumlah anak di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Selasa (30/7). Di hadapan puluhan anak-anak, komunitas ini membawakan satua (cerita) Bali 'Men Tiwas Men Sugih'. Untuk menghidupkan suasana, beberapa anak diminta untuk memerankan tokoh Men Tiwas dan Men Sugih.
Ditemui usai mendongeng, salah satu anggota komunitas I Made Adi Krisma Dinata alias Dekdus mengaku terpanggil pada kegiatan sosial budaya ini karena pemasukan di era modern ini, ribuan cerita Bali seolah terkubur. Sebab tak ada lagi yang mau nutur (bercerita). Anak-anak saat ini disibukkan dengan gadget sepanjang waktu, kakek neneknya tak lagi punya kesempatan untuk masatua alias mendongeng.
Dijelaskan, Komunitas Bali Mendongeng berdiri sejak 7 Agustus 2017. Visinya untuk melestarikan budaya mendongeng, mempopulerkan kegiatan mendongeng kembali dan menyelamatkan generasi muda dari krisis tutur. Demi mewujudkan itu, Komunitas Bali Mendongeng terus berupaya menebarkan dan menanamkan nilai-nilai luhur pada anak negeri melalui dongeng.
Mengajak lebih masyarakat khususnya orang tua dan anak-anak untuk menggemari dongeng. Menciptakan wirausaha sosial dengan pelatihan dan kerajinan boneka jari untuk mendongeng, serta menulis buku-buku dongeng.
Salah satu anggota komunitas, I Made Adi Krisma Dinata menjelaskan Bali Mendongeng merupakan komunitas yang berupaya untuk melestarikan budaya dongeng khususnya di Bali. Dongeng sebagai warisan tradisi lisan nampak hampir punah tergerus modernisasi. Dongeng dalam beragam jenis memang masih eksis abadi tertuang dalam buku bergambar warna warni terjejer rapi di toko buku. Walau tak banyak, dongeng pun kini hadir dalam bentuk aplikasi android kekinian yang bisa diunduh dengan mudah di telepon pintar.
Sayangnya, kegiatan mendongeng sangat sulit ditemukan. Hampir tak terdengar lagi orang tua atau kakek nenek mendongeng untuk anak atau cucunya. Padahal, dongeng memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. "Dalam ingatan kami, dongeng yang kami nikmati saat kecil berkontribusi besar dalam pengembangan intuisi, imajinasi dan nilai-nilai kebaikan yang tertanam hingga saat ini. Karena itulah kemudian komunitas ini terbentuk. Harapannya, dongeng kembali hidup dan lebih banyak lagi yang mendongeng," jelasnya.
Sejauh ini Komunitas Bali Mendongeng mengadakan dongeng keliling di beberapa kegiatan dan juga memproduksi video dongeng yang kemudian dipublikasikan di akun sosial medianya. Dalam setiap kali mendongeng, komunitas ini menggali dongeng lokal guna memperkaya materi. Saat mendongeng dilengkapi pengadaan media mendongeng seperti boneka jari dan boneka tangan. "Kedua agenda di atas sangat penting karena pada umumnya ada dua hal yang menyebabkan dongeng semakin pudar, yakni kurangnya penguasaan materi dongeng dan minimnya media untuk mendongeng," jelasnya.
Dikatakan, penggalian dongeng lokal ialah upaya mereka untuk menemukan cerita-cerita Bali lainnya yang terekam dalam memori para tetua yang belum sempat terpublikasi. Ada ribuan cerita Bali yang terkubur sebab tak ada lagi yang mau nutur. Anak-anak saat ini disibukkan dengan gadget sepanjang waktu, kakek neneknya tak lagi punya kesempatan untuk masatua alias mendongeng.
Krisma menjelaskan, mendongeng keliling adalah sebuah kegiatan dimana Bali Mendongeng dapat diundang oleh masyarakat untuk mengadakan kegiatan mendongeng di tempat mereka. Workshop mendongeng adalah kegiatan pelatihan mendongeng buat masyarakat, orang tua, anak-anak dari para praktisi mendongeng.*nvi
Padahal para guru sekolah dan para tetua di Bali amat meyakini masatua adalah salah satu aktivitas yang terbukti menjadi akar tradisi budaya Bali. Namun akar ini makin tercerabut. Salah satu penyebabnya karena anak-anak milineal Bali sangat gandrung teknologi gadget. Berbekal gadget, anak-anak lebih suka ‘menyendiri’ bahkan tanpa kontrol, bermanja-manja dengan gadget.
Di tengah lenyapnya budaya bertutur positif bagi anak-anak Bali, kehadiran Komunitas Bali Mendongeng tentu patut disyukuri.
Karena komunitas ini menjadi salah satu kelompok remaja Bali yang konsen dalam penyelamatan tradisi masatua.
Antara lain, bertemu dengan sejumlah anak di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Selasa (30/7). Di hadapan puluhan anak-anak, komunitas ini membawakan satua (cerita) Bali 'Men Tiwas Men Sugih'. Untuk menghidupkan suasana, beberapa anak diminta untuk memerankan tokoh Men Tiwas dan Men Sugih.
Ditemui usai mendongeng, salah satu anggota komunitas I Made Adi Krisma Dinata alias Dekdus mengaku terpanggil pada kegiatan sosial budaya ini karena pemasukan di era modern ini, ribuan cerita Bali seolah terkubur. Sebab tak ada lagi yang mau nutur (bercerita). Anak-anak saat ini disibukkan dengan gadget sepanjang waktu, kakek neneknya tak lagi punya kesempatan untuk masatua alias mendongeng.
Dijelaskan, Komunitas Bali Mendongeng berdiri sejak 7 Agustus 2017. Visinya untuk melestarikan budaya mendongeng, mempopulerkan kegiatan mendongeng kembali dan menyelamatkan generasi muda dari krisis tutur. Demi mewujudkan itu, Komunitas Bali Mendongeng terus berupaya menebarkan dan menanamkan nilai-nilai luhur pada anak negeri melalui dongeng.
Mengajak lebih masyarakat khususnya orang tua dan anak-anak untuk menggemari dongeng. Menciptakan wirausaha sosial dengan pelatihan dan kerajinan boneka jari untuk mendongeng, serta menulis buku-buku dongeng.
Salah satu anggota komunitas, I Made Adi Krisma Dinata menjelaskan Bali Mendongeng merupakan komunitas yang berupaya untuk melestarikan budaya dongeng khususnya di Bali. Dongeng sebagai warisan tradisi lisan nampak hampir punah tergerus modernisasi. Dongeng dalam beragam jenis memang masih eksis abadi tertuang dalam buku bergambar warna warni terjejer rapi di toko buku. Walau tak banyak, dongeng pun kini hadir dalam bentuk aplikasi android kekinian yang bisa diunduh dengan mudah di telepon pintar.
Sayangnya, kegiatan mendongeng sangat sulit ditemukan. Hampir tak terdengar lagi orang tua atau kakek nenek mendongeng untuk anak atau cucunya. Padahal, dongeng memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. "Dalam ingatan kami, dongeng yang kami nikmati saat kecil berkontribusi besar dalam pengembangan intuisi, imajinasi dan nilai-nilai kebaikan yang tertanam hingga saat ini. Karena itulah kemudian komunitas ini terbentuk. Harapannya, dongeng kembali hidup dan lebih banyak lagi yang mendongeng," jelasnya.
Sejauh ini Komunitas Bali Mendongeng mengadakan dongeng keliling di beberapa kegiatan dan juga memproduksi video dongeng yang kemudian dipublikasikan di akun sosial medianya. Dalam setiap kali mendongeng, komunitas ini menggali dongeng lokal guna memperkaya materi. Saat mendongeng dilengkapi pengadaan media mendongeng seperti boneka jari dan boneka tangan. "Kedua agenda di atas sangat penting karena pada umumnya ada dua hal yang menyebabkan dongeng semakin pudar, yakni kurangnya penguasaan materi dongeng dan minimnya media untuk mendongeng," jelasnya.
Dikatakan, penggalian dongeng lokal ialah upaya mereka untuk menemukan cerita-cerita Bali lainnya yang terekam dalam memori para tetua yang belum sempat terpublikasi. Ada ribuan cerita Bali yang terkubur sebab tak ada lagi yang mau nutur. Anak-anak saat ini disibukkan dengan gadget sepanjang waktu, kakek neneknya tak lagi punya kesempatan untuk masatua alias mendongeng.
Krisma menjelaskan, mendongeng keliling adalah sebuah kegiatan dimana Bali Mendongeng dapat diundang oleh masyarakat untuk mengadakan kegiatan mendongeng di tempat mereka. Workshop mendongeng adalah kegiatan pelatihan mendongeng buat masyarakat, orang tua, anak-anak dari para praktisi mendongeng.*nvi
1
Komentar