Jokowi Marah Soal Listrik Padam
Analisis intelijen menangkap kejanggalan, human error atau serangan hacking?
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo telah mendapat penjelasan dari direksi PT PLN Persero mengenai pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian wilayah Pulau Jawa. Namun, seusai mendapat penjelasan dari Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani, Jokowi terlihat marah dan bergegas pergi.
Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (5/8) sekitar pukul 08.45. Ia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman. "Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang," kata Jokowi.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu menjelaskan mengenai penyebab padamnya listrik di sebagian besar Pulau Jawa. Sripeni menjelaskan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan listrik padam, yakni terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.
Namun, Jokowi dengan raut muka datar tak puas dengan penjelasan Sripeni itu karena terlalu panjang. "Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.
"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.
Menanggapi itu, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.
Jokowi heran, mengapa PLN seperti tidak bisa berbuat banyak saat padamnya listrik secara besar-besaran itu terjadi.
"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi," ucap Jokowi kepada direksi PLN seperti dilansir kompas.
“Dengan manajemen besar tentu saja ada contingency plan, backup plan (rencana cadangan). Pertanyaan saya, kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," kata Jokowi.
Jokowi kemudian menyinggung peristiwa pemadaman besar yang pernah terjadi pada 2002. Saat itu, wilayah yang terdampak juga serupa, yaitu di Jawa dan Bali. "Mestinya itu bisa jadi pelajaran bersama. Jangan sampai kejadian yang pernah terjadi, kembali terjadi lagi," ucap Jokowi.
Analis keamanan dan intelijen Ridlwan Habib menilai ada kejanggalan dari peristiwa listrik padam yang terjadi di setengah Pulau Jawa, Minggu (4/8).
“Apakah karena human error? Atau sistem dalam operasi di Ungaran itu dilakukan serangan hacking?” kata Ridlwan seperti dilansir tempo (5/8).
Kejanggalan itu muncul lantaran gangguan tak hanya terjadi di transmisi Ungaran-Pemalang, tapi juga di pembangkitnya yaitu PLTU Suralaya. Dua kejadian simultan dan serentak ini, kata Ridlwan, sulit dijelaskan jika disebut kebetulan.
Dia menjelaskan, jika gangguan ini adalah hacking, serangan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Hacker bisa meretas sistem operasi aplikasi PLN, seperti aplikasi pengatur suhu, pengatur tekanan, hingga aplikasi perpindahan jaringan sehingga dapat mengganggu sirkuit.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengaku Korps Bhayangkara bekerja sama dengan PT PLN menyelidiki penyebab mati lampu massal di Pulau Jawa, Banten, dan DKI jakarta.
"Yang jelas, untuk dicari dulu penyebabnya. Penyebabnya bisa jadi gangguan teknis, kemudian ada human error, kemudian gangguan lain," ucap dia di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, (5/8) seperti dilansir vivanews. *
Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (5/8) sekitar pukul 08.45. Ia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman. "Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang," kata Jokowi.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu menjelaskan mengenai penyebab padamnya listrik di sebagian besar Pulau Jawa. Sripeni menjelaskan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan listrik padam, yakni terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.
Namun, Jokowi dengan raut muka datar tak puas dengan penjelasan Sripeni itu karena terlalu panjang. "Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.
"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.
Menanggapi itu, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.
Jokowi heran, mengapa PLN seperti tidak bisa berbuat banyak saat padamnya listrik secara besar-besaran itu terjadi.
"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi," ucap Jokowi kepada direksi PLN seperti dilansir kompas.
“Dengan manajemen besar tentu saja ada contingency plan, backup plan (rencana cadangan). Pertanyaan saya, kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," kata Jokowi.
Jokowi kemudian menyinggung peristiwa pemadaman besar yang pernah terjadi pada 2002. Saat itu, wilayah yang terdampak juga serupa, yaitu di Jawa dan Bali. "Mestinya itu bisa jadi pelajaran bersama. Jangan sampai kejadian yang pernah terjadi, kembali terjadi lagi," ucap Jokowi.
Analis keamanan dan intelijen Ridlwan Habib menilai ada kejanggalan dari peristiwa listrik padam yang terjadi di setengah Pulau Jawa, Minggu (4/8).
“Apakah karena human error? Atau sistem dalam operasi di Ungaran itu dilakukan serangan hacking?” kata Ridlwan seperti dilansir tempo (5/8).
Kejanggalan itu muncul lantaran gangguan tak hanya terjadi di transmisi Ungaran-Pemalang, tapi juga di pembangkitnya yaitu PLTU Suralaya. Dua kejadian simultan dan serentak ini, kata Ridlwan, sulit dijelaskan jika disebut kebetulan.
Dia menjelaskan, jika gangguan ini adalah hacking, serangan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Hacker bisa meretas sistem operasi aplikasi PLN, seperti aplikasi pengatur suhu, pengatur tekanan, hingga aplikasi perpindahan jaringan sehingga dapat mengganggu sirkuit.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengaku Korps Bhayangkara bekerja sama dengan PT PLN menyelidiki penyebab mati lampu massal di Pulau Jawa, Banten, dan DKI jakarta.
"Yang jelas, untuk dicari dulu penyebabnya. Penyebabnya bisa jadi gangguan teknis, kemudian ada human error, kemudian gangguan lain," ucap dia di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, (5/8) seperti dilansir vivanews. *
Komentar