Peserta Posko Siswa DO Bertambah
Proses penyaringan siswa putus sekolah melalui Posko Drop Out (DO) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng terus berlanjut.
SINGARAJA, NusaBali
Data taranyar, ada 78 anak tamat SD yang ditemukan tak melanjutkan ke jenjang SMP. Puluhan anak putus sekolah itu terdata di tujuh kecamatan di Buleleng dan kemungkinan akan terus bertambah.
Sekretaris Disdikpora Buleleng Made Astika, Selasa (6/8), mengatakan Posko DO masih menunggu data dari Kecamatan Sawan dan Seririt yang belum masuk. “Sementara yang baru masuk ada 78 orang anak, terbanyak di Gerokgak ada 24 orang. Kami masih menunggu data dari kecamatan Seririt dan Sawan yang mungkin masih terkendala geografis wilayahnya, sehingga penyisiran perlu waktu yang lebih lama,” ujar Astika.
Dari puluhan siswa putus sekolah yang terdata, ada tujuh alasan yang muncul ke permukaan. Astika pun merinci, jumlah terbanyak 36 orang beralasan tidak berniat sekolah, kemudian 29 orang lainnya karena tidak mampu, dua orang yatim piatu, kerja ke Denpasar 3 orang, cacat fisik 2 orang, sakit 2 orang dan kawin 4 orang.
Pihaknya mengaku melalui koordinator wilayah setelah mendapatkan data tersebut sedang berupaya mendekati secara persuasif agar anak yang bersangkutan mau sekolah kembali. Menurut Astika tantangan terberat ada pada anak yang tidak berminat melanjutkan sekolah lagi. “Itu perlu pendekatan khusus, karena yang paling susah kalau tidak ada minat, nanti kami juga minta kepada orangtua dan juga aparat desa setempat untuk meyakinkan dan mendorong anak-anak ini kembali ke sekolah,” imbuh dia.
Sedangkan untuk anak yang sudah kawin akan diarahkan ke sekolah kejar paket. Astika juga mengaku akan mencarikan jalan keluar bagi yang cacat fisik dan sakit agar memiliki peluang yang sama seperti anak lainnya. Sementara itu untuk penanganan Posko DO, Disdikpora Buleleng sudah menyiapkan anggaran khusus untuk menarik kembali anak-anak yang tidak melanjutkan kembali ke sekolah. Disdikpora pun akan menanggung transportasi, uang saku hingga seragam sekolah bagi siswa yang terjaring di Posko DO. *k23
Sekretaris Disdikpora Buleleng Made Astika, Selasa (6/8), mengatakan Posko DO masih menunggu data dari Kecamatan Sawan dan Seririt yang belum masuk. “Sementara yang baru masuk ada 78 orang anak, terbanyak di Gerokgak ada 24 orang. Kami masih menunggu data dari kecamatan Seririt dan Sawan yang mungkin masih terkendala geografis wilayahnya, sehingga penyisiran perlu waktu yang lebih lama,” ujar Astika.
Dari puluhan siswa putus sekolah yang terdata, ada tujuh alasan yang muncul ke permukaan. Astika pun merinci, jumlah terbanyak 36 orang beralasan tidak berniat sekolah, kemudian 29 orang lainnya karena tidak mampu, dua orang yatim piatu, kerja ke Denpasar 3 orang, cacat fisik 2 orang, sakit 2 orang dan kawin 4 orang.
Pihaknya mengaku melalui koordinator wilayah setelah mendapatkan data tersebut sedang berupaya mendekati secara persuasif agar anak yang bersangkutan mau sekolah kembali. Menurut Astika tantangan terberat ada pada anak yang tidak berminat melanjutkan sekolah lagi. “Itu perlu pendekatan khusus, karena yang paling susah kalau tidak ada minat, nanti kami juga minta kepada orangtua dan juga aparat desa setempat untuk meyakinkan dan mendorong anak-anak ini kembali ke sekolah,” imbuh dia.
Sedangkan untuk anak yang sudah kawin akan diarahkan ke sekolah kejar paket. Astika juga mengaku akan mencarikan jalan keluar bagi yang cacat fisik dan sakit agar memiliki peluang yang sama seperti anak lainnya. Sementara itu untuk penanganan Posko DO, Disdikpora Buleleng sudah menyiapkan anggaran khusus untuk menarik kembali anak-anak yang tidak melanjutkan kembali ke sekolah. Disdikpora pun akan menanggung transportasi, uang saku hingga seragam sekolah bagi siswa yang terjaring di Posko DO. *k23
1
Komentar