Mangga Depaha Buleleng Tembus Rusia
Di Rusia, mangga harum manis mencapai harga Rp 500.000 per kilogram dan pemasarannya cukup diminati.
DENPASAR, NusaBali
Unngul rasa, tekstur dan kekhasan lainnya, produksi Mangga Harum Manis petani di Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, memancing minat Rusia. Hal tersebut ditunjukkan ekspor mangga harum manis dari Desa Depaha ke Rusia. Sebanyak 2,5 ton komoditas mangga Harum Manis dari Desa Depaha ke ekspor negeri ‘ beruang merah’ Rusia.
Ini merupakan ekspor ke perdana mangga harum manis Bali, khususnya dari Depaha, menembus pasar Rusia. Lauching ekspor dilakukan langsung Menteri Pertanian Amran Sulaiman di area Cargo Bandara Bali Logistik Park, Jalan Airport Ngurah Rai, Tuban, Badung, Rabu (7/8).
Kasi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Irsan Nuhantoro menyatakan, ekspor mangga harum manis Rusia, merupakan upaya untuk membuka pasar komoditas ekspor produk pertanian, khususnya buah. “ Ini merupakan yang ke perdana ke Rusia. Sebelumnya belum pernah ada,” jelasnya.
Penerbangan langsung dari Rusia ke Bali dan sebaliknya, kata Irsan, sangat membantu pemasaran produk pertanian, termasuk produk buah mangga seperti buah mangga harum manis Depaha, Buleleng.
Muhamad Ryansyah Putra, salah seorang eksportir mengatakan ekspor mangga ke Rusia merupakan usaha perluasan pasar buah di luar negeri. “ Tidak hanya fokus ke China saja,” ujar eksporter dari perusahaan ekspor Surya Elok Sejahtera. Kata dia perluasan pasar buah, juga diupayakan ke kawasan timur tengah seperti di Dubai, Uni Emirat Arab. Tidak hanya, mangga harum manis, juga buah naga, salak dan komoditas buah lainnya.
Sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mengatakan Kementerian Pertanian terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina, antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert.
Amran Sulaiman menginstruksikan Badan Karantina Pertanian melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan ini."Sampai dengan hari ini sudah empat negara, yaitu Selandia Baru, Australia, Belanda dan Vietnam. Baru ada 1 negara di ASEAN. Ini yang kita dorong dahulu, seluruh negara ASEAN dan terus lanjut ke negara mitra dagang lainnya," kata Amran Sulaimen.
Peningkatan ekspor disebut Amran akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani. Dikatakan Mentan Amran, ekspor produk pertanian terus meningkat Total volume ekspor tahun 2014 sebanyak 33 juta ton. Tahun 2018 telah mencapai 42,5 juta ton. Hal ini dikarenakan berbagai, kemudahan dan percepatan layanan karantina di pelabuhan/bandara.
Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor. "Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perizinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor," tegas Mentan.
Ekspor pertanian ke Rusia baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas antara lain air kelapa, bambu, salak dan kacang tanah. Kementan akan terus dorong volumenya bertambah."Saya mengajak pemuda tani Indonesia, ayo kita mulai ekspor ke Rusia. Harganya bagus dan ekspor akan meningkatkan kesejahteraan petani" ujarnya bersemangat saat memberi sambutan.
Khusus ekspor mangga, Mentan Amran Sulaiman menargetkan 100 ton buah mangga asal Bali bisa memenuhi pasar Rusia tahun 2019. Sekedar diketahui,dari perbincangan Mentan dengan pelaku ekspor, harga per kilogram mangga harum manis di Rusia mencapai Rp 500.000.
Komoditas lainnya yang dilepas ekspornya oleh Mentan Amran Sulaiman, antara lain, paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami dan enceng gondok tujuan Belanda, daun bawang tujuan Taiwan, vanili tujuan AS, rempah tujuan Swiss.
Selain itu komoditas peternakan berupa anak ayam umur sehari (DOC) sebanyak 44.500 tujuan Timor Leste, dan beberapa produk hewan lainnya. Keseluruhan bernilai Rp 13,5 miliar. *k17
Unngul rasa, tekstur dan kekhasan lainnya, produksi Mangga Harum Manis petani di Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, memancing minat Rusia. Hal tersebut ditunjukkan ekspor mangga harum manis dari Desa Depaha ke Rusia. Sebanyak 2,5 ton komoditas mangga Harum Manis dari Desa Depaha ke ekspor negeri ‘ beruang merah’ Rusia.
Ini merupakan ekspor ke perdana mangga harum manis Bali, khususnya dari Depaha, menembus pasar Rusia. Lauching ekspor dilakukan langsung Menteri Pertanian Amran Sulaiman di area Cargo Bandara Bali Logistik Park, Jalan Airport Ngurah Rai, Tuban, Badung, Rabu (7/8).
Kasi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Irsan Nuhantoro menyatakan, ekspor mangga harum manis Rusia, merupakan upaya untuk membuka pasar komoditas ekspor produk pertanian, khususnya buah. “ Ini merupakan yang ke perdana ke Rusia. Sebelumnya belum pernah ada,” jelasnya.
Penerbangan langsung dari Rusia ke Bali dan sebaliknya, kata Irsan, sangat membantu pemasaran produk pertanian, termasuk produk buah mangga seperti buah mangga harum manis Depaha, Buleleng.
Muhamad Ryansyah Putra, salah seorang eksportir mengatakan ekspor mangga ke Rusia merupakan usaha perluasan pasar buah di luar negeri. “ Tidak hanya fokus ke China saja,” ujar eksporter dari perusahaan ekspor Surya Elok Sejahtera. Kata dia perluasan pasar buah, juga diupayakan ke kawasan timur tengah seperti di Dubai, Uni Emirat Arab. Tidak hanya, mangga harum manis, juga buah naga, salak dan komoditas buah lainnya.
Sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mengatakan Kementerian Pertanian terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina, antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert.
Amran Sulaiman menginstruksikan Badan Karantina Pertanian melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan ini."Sampai dengan hari ini sudah empat negara, yaitu Selandia Baru, Australia, Belanda dan Vietnam. Baru ada 1 negara di ASEAN. Ini yang kita dorong dahulu, seluruh negara ASEAN dan terus lanjut ke negara mitra dagang lainnya," kata Amran Sulaimen.
Peningkatan ekspor disebut Amran akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani. Dikatakan Mentan Amran, ekspor produk pertanian terus meningkat Total volume ekspor tahun 2014 sebanyak 33 juta ton. Tahun 2018 telah mencapai 42,5 juta ton. Hal ini dikarenakan berbagai, kemudahan dan percepatan layanan karantina di pelabuhan/bandara.
Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor. "Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perizinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor," tegas Mentan.
Ekspor pertanian ke Rusia baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas antara lain air kelapa, bambu, salak dan kacang tanah. Kementan akan terus dorong volumenya bertambah."Saya mengajak pemuda tani Indonesia, ayo kita mulai ekspor ke Rusia. Harganya bagus dan ekspor akan meningkatkan kesejahteraan petani" ujarnya bersemangat saat memberi sambutan.
Khusus ekspor mangga, Mentan Amran Sulaiman menargetkan 100 ton buah mangga asal Bali bisa memenuhi pasar Rusia tahun 2019. Sekedar diketahui,dari perbincangan Mentan dengan pelaku ekspor, harga per kilogram mangga harum manis di Rusia mencapai Rp 500.000.
Komoditas lainnya yang dilepas ekspornya oleh Mentan Amran Sulaiman, antara lain, paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami dan enceng gondok tujuan Belanda, daun bawang tujuan Taiwan, vanili tujuan AS, rempah tujuan Swiss.
Selain itu komoditas peternakan berupa anak ayam umur sehari (DOC) sebanyak 44.500 tujuan Timor Leste, dan beberapa produk hewan lainnya. Keseluruhan bernilai Rp 13,5 miliar. *k17
1
Komentar