Asyiknya Wisata Sejarah Eks Di Pelabuhan Singaraja
Eks Pelabuhan Singaraja terkenal sebagai salah satu tempat nongkrong anak muda Bali Utara. Pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan yang bernilai sejarah.
SINGARAJA, NusaBali.com
Membahas soal pelabuhan penyerangan masuk ke Bali, yang terlintas di pikiran pasti Pelabuhan Gilimanuk. Namun, pernahkah Kamu mendengar tentang eks Pelabuhan Singaraja?
Pelabuhan ini terkenal sebagai salah satu tempat nongkrong anak muda Bali Utara. Tak hanya itu, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan dengan nilai sejarah yang tinggi.
Periode tahun 1950-1958 Singaraja menjadi ibu kota Provinsi Sunda Kecil. Menjadikan pelabuhan ini pelabuhan paling penting di Bali.
Kala itu Pelabuhan Singaraja merupakan pintu masuk utama ke Bali dan dikenal sebagai pelabuhan terbesar. Pelabuhan ini juga dipakai untuk bongkar muat barang dan juga kapal pesiar asing yang membawa wisatawan berkunjung ke Bali.
Ramainya aktivitas kala itu mempengaruhi daerah kawasan pelabuhan. Muncul banyak deretan gudang sampai pertokoan sebagai sarana jual-beli.
Saat itu pamor Bali Utara mengalami zaman keemasan hingga tahun 1960. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 52/2/36-136 Tahun 1960 menetapkan ibu kota Bali dipindahkan ke Bali Selatan, yakni Kota Denpasar membuat pengaruh pesisir utara Bali mulai memudar.
Pelabuhan Singaraja menjadi tidak difungsikan lagi dan mati. Hal ini ditambahkan lagi dengan dibukanya penerbangan internasional Bandara Ngurah Rai pada tahun 1959.
Kini Pelabuhan Singaraja berganti fungsi menjadi tempat wisata. Tahun 2002 pemerintah setempat merenovasi berbagai sudutnya.
Tugu dibangun lengkap dengan taman dan balebengong untuk mempercantik. Bekas dermaga kayu pada masa lampau kini berganti dengan restoran apung.
Eks Pelabuhan Singaraja saat ini menjadi tempat wisata yang ramai pengunjung. Tempat ini suasananya romantis juga bernilai historis.
Eks Pelabuhan Singaraja berlokasi sekitar 2,5 Kilometer arah utara pusat kota Singaraja. Jika berangkat dari pusat kota Singaraja, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 15 untuk mencapai pelabuhan ini. Sedangakan jika berangkat dari Bandara Ngurah Rai, maka perjalanan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 150 menit saja.
Untuk dapat memasuki pelabuhan Buleleng tak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Cukup dengan membayar retribusi parkir seharga Rp. 1.000 untuk sepeda motor, dan Rp. 5.000 untuk kendaraan roda 4, maka anda dapat menikmati pelabuhan dengan panorama yang indah.
“Saya suka ke sini kalau sore hari. Matahari yang tenggelam terlihat cantik dari tempat ini,” ujar Roni salah seorang pengunjung, Selasa (06/08/2019).
Bagi yang memiliki hobi memancing bisa menyalurkan hobinya di tepian pelabuhan. Deburan ombak laut utara membuat tempat ini menjadi salah satu kawasan favorit kawula muda menghabiskan waktunya.
Komentar