Produk Manufaktur Dominasi Ekspor
Kementerian Perindustrian mencatat sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus hingga 60,14 miliar dolar AS.
JAKARTA, NusaBali
Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88 persen dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka 80,32 miliar dolar AS di semester pertama tahun ini. “Jadi, produk manufaktur masih mendominasi ekspor kita,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kamis (8/8).
Tiga sektor yang menyetor paling besar terhadap nilai ekspor nasional pada semester I-2019, yaitu industri makanan sebesar 12,36 miliar dolar AS, kemudian industri logam dasar 8,14 miliar dolar AS, serta disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 6,37 miliar dolar AS.
Sektor lainnya yang turut menyumbang signifikan, di antaranya industri pakaian jadi sebesar 4,06 miliar dolar AS, industri kertas dan barang dari kertas 3,55 miliar dolar AS, serta industri karet, barang dari karet dan plastik 3,48 miliar dolar AS.
Menperin mengatakan melalui capaian ekspor tersebut, industri manufaktur berperan penting sebagai penggerak utama perekonomian. “Dengan investasi dan ekspor meningkat, kami yakin ekonomi kita menjadi lebih sehat,” terangnya.
Airlangga menambahkan pemerintah fokus memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Di samping itu juga mendorong tumbuhnya industri penghasil substitusi bahan baku impor. Hal ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0. “Maka itu, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” ujarnya.
Melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0, Menperin optimistis, industri nasional akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas secara efisien. “Jadi, lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” imbuhnya.*ant
Tiga sektor yang menyetor paling besar terhadap nilai ekspor nasional pada semester I-2019, yaitu industri makanan sebesar 12,36 miliar dolar AS, kemudian industri logam dasar 8,14 miliar dolar AS, serta disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 6,37 miliar dolar AS.
Sektor lainnya yang turut menyumbang signifikan, di antaranya industri pakaian jadi sebesar 4,06 miliar dolar AS, industri kertas dan barang dari kertas 3,55 miliar dolar AS, serta industri karet, barang dari karet dan plastik 3,48 miliar dolar AS.
Menperin mengatakan melalui capaian ekspor tersebut, industri manufaktur berperan penting sebagai penggerak utama perekonomian. “Dengan investasi dan ekspor meningkat, kami yakin ekonomi kita menjadi lebih sehat,” terangnya.
Airlangga menambahkan pemerintah fokus memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Di samping itu juga mendorong tumbuhnya industri penghasil substitusi bahan baku impor. Hal ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0. “Maka itu, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” ujarnya.
Melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0, Menperin optimistis, industri nasional akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas secara efisien. “Jadi, lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” imbuhnya.*ant
1
Komentar