Tembakan Salvo Iringi Pemakaman Veteran Pejuang
Veteran I Djandji, 96, dikubur di Setra Desa Adat Pemuteran, Banjar Pemuteran, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Sukra Umanis Langkir, Jumat (9/8) siang.
AMLAPURA, NusaBali
Penguburan veteran pejuang ini lengkap dengan upacara militer, lengkap dengan tembakan salvo. Upacara dipimpin Kasdim Karangasem Mayor CZi Sobirin. Turut hadir saat upacara Danramil Rendang Kapten Inf I Nyoman Mangku, Danramil Abang Kapten Inf I Ketut Sumendra, Pasi Per Kodim Kapten Inf I Nyoman Suta, Kapolsek Rendang AKP I Made Sudartawan, Perbekel Pempatan I Nengah Kuta, dan undangan lainnya.
Prosesinya diawali di rumah duka dengan memandikan jenazah I Djandji dan prateka. Selanjutnya perjalanan dari rumah duka ke Setra Desa Adat Pemuteran sejauh 500 meter. Sebelum upacara menguburkan jenazah, salah seorang putra almarhum I Ketut Sengker membacakan riwayat hidup sang pejuang. Puncak upacara ditandai adanya tembakan salvo sebagai bentuk penghormatan terakhir. Veteran I Djandji dapat tunjangan Rp 45.000 dengan golongan D. Almarhum meninggal karena sakit. “Ayah saya sebagai panutan keluarga, di zaman penjajahan begitu gigih berjuang. Saya sebagai guru termotivasi untuk optimal mengajar siswa,” ungkap Ketut Sengker. *k16
Penguburan veteran pejuang ini lengkap dengan upacara militer, lengkap dengan tembakan salvo. Upacara dipimpin Kasdim Karangasem Mayor CZi Sobirin. Turut hadir saat upacara Danramil Rendang Kapten Inf I Nyoman Mangku, Danramil Abang Kapten Inf I Ketut Sumendra, Pasi Per Kodim Kapten Inf I Nyoman Suta, Kapolsek Rendang AKP I Made Sudartawan, Perbekel Pempatan I Nengah Kuta, dan undangan lainnya.
Prosesinya diawali di rumah duka dengan memandikan jenazah I Djandji dan prateka. Selanjutnya perjalanan dari rumah duka ke Setra Desa Adat Pemuteran sejauh 500 meter. Sebelum upacara menguburkan jenazah, salah seorang putra almarhum I Ketut Sengker membacakan riwayat hidup sang pejuang. Puncak upacara ditandai adanya tembakan salvo sebagai bentuk penghormatan terakhir. Veteran I Djandji dapat tunjangan Rp 45.000 dengan golongan D. Almarhum meninggal karena sakit. “Ayah saya sebagai panutan keluarga, di zaman penjajahan begitu gigih berjuang. Saya sebagai guru termotivasi untuk optimal mengajar siswa,” ungkap Ketut Sengker. *k16
Komentar