Pendangkalan Danau Buyan Masuk Kemenpar
Dua tahun lalu sebelum ada festival, Danau Buyan tidak banyak yang mengunjungi.
Putri Pariwisata Indonesia Hadiri TLF
SINGARAJA, NusaBali
Twin Lake Festival (TLF) II resmi dibuka Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Putu Ngurah, Rabu (22/6) sore. Pembukaan itu dihadiri Putri Pariwisata Indonesia 2015, Dikna Paradiba Maharani.
Pembukaan ditandai pelepasan burung ke alam oleh Asisten Deputi Putu Ngurah, bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng I Gede Surpriatna, Sekkab Buleleng Dewa Ketut Puspaka, Putri Pariwisata Dikna Paradiba Mahari, bersama Nyonya Aries Suradnyana dan Nyonya Wardhani Sutjidra, serta undangan lainnya.
TLF ini berlangsung empat hari, 23-25 Juni 2016, di dua lokasi yakni panggung utama di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, dan Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar. Sebelum acara dibuka secara resmi, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutan kembali mengungkap kondisi pendangkalan Danau Buyan. Dikatakan, dua tahun lalu sebelum dilaksanakan kegiatan festival, Danau Buyan tidak banyak yang mengunjungi. Hal itu karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap danau tersebut. “Setelah itu, kami mencoba membangkitkan potensi yang ada, karena Danau Buyan punya potensi pariwisata yang didukung pertanian di sekitarnya. Sejak itu, Danau Buyan mulai dikunjungi,” katanya.
Namun, kata Bupati, Pemkab Buleleng tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi Danau Buyan yang alami pendangkalan. Karena kewenangan danau berada di provinsi dan Pusat. Ia pun berharap Kementerian Pariwisata bisa mendorong penataan potensi wisata di Danau Buyan dan Danau Tamblingan. “Kami nanti akan berkoordinasi terus, berdiskusi tentang upaya-upaya yang mampu membangkitkan potensi wisata Danau Buyan dan Tamblingan,” imbuhnya.
Usai pembukaan TLF, Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar RI, Putu Ngurah mengatakan, Kemenpar tidak punya kewenangan dalam membenahi infrastruktur. Namun Kemenpar selalu membawa persoalan-persoalan yang menyangkut destinasi pariwisata dalam rapat kabinet. “Persoalan Danau Buyan, bisa saja disampaikan ke Kemenpar. Nanti, persoalan yang ada itu akan disampaikan dalam rapat cabinet, sehingga bisa diatasi oleh Kementerian terkait. Misalnya, Kementerian PU kalau itu menyangkut infrastruktur,” terangnya.
Putu Ngurah yang juga putra asli Buleleng ini menyatakan, destinasi pariwisata bisa berkembang jika ada tiga hal yang mendukungnya. Yakni, atraksi, aksebility, dan kelengkapan pendukung destinasi. Disebutkan, atraksi alam, budaya dan buatan itu mesti ada dalam satu destinasi, kemudian akses menuju destinasi itu haruslah mudah, dan penunjang lainnya seperti akomodasi dan tempat makan. “Kalau ini sudah tersedia lengkap, silakan manfaatkan kami (Kemenpar, Red) dalam mempromosikannya. Karena kami banyak memiliki media promosi,” terang pria kelahiran Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Ditempat yang sama Putri Pariwisata Indonesia, Dikna Paradiba Maharani mengaku kagum dengan pesona Danau Buyan, termasuk dengan atraksi yang ditampilkan dalam acara pembukaan. Ia pun janji memromosikan potensi wisata di Danau Buyan termasuk destinasi lainnya di Buleleng. “Tadi saja saya sudah upload ke medsos kegiatan ini, sudah banyak yang memberi komen dan like. Bali itu memang banyak atraksi keseniannya, saya sangat kagum dengan Danau Buyan, sangat alami,” akunya.
Rencananya Putri Pariwisata Indonesia Dikna akan berada di Buleleng selama tiga hari, untuk mengunjungi destinasi wisata, sekaligus memromosikan destinasi ke tingkat nasional maupun internasional. 7k19
SINGARAJA, NusaBali
Twin Lake Festival (TLF) II resmi dibuka Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Putu Ngurah, Rabu (22/6) sore. Pembukaan itu dihadiri Putri Pariwisata Indonesia 2015, Dikna Paradiba Maharani.
Pembukaan ditandai pelepasan burung ke alam oleh Asisten Deputi Putu Ngurah, bersama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng I Gede Surpriatna, Sekkab Buleleng Dewa Ketut Puspaka, Putri Pariwisata Dikna Paradiba Mahari, bersama Nyonya Aries Suradnyana dan Nyonya Wardhani Sutjidra, serta undangan lainnya.
TLF ini berlangsung empat hari, 23-25 Juni 2016, di dua lokasi yakni panggung utama di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, dan Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar. Sebelum acara dibuka secara resmi, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutan kembali mengungkap kondisi pendangkalan Danau Buyan. Dikatakan, dua tahun lalu sebelum dilaksanakan kegiatan festival, Danau Buyan tidak banyak yang mengunjungi. Hal itu karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap danau tersebut. “Setelah itu, kami mencoba membangkitkan potensi yang ada, karena Danau Buyan punya potensi pariwisata yang didukung pertanian di sekitarnya. Sejak itu, Danau Buyan mulai dikunjungi,” katanya.
Namun, kata Bupati, Pemkab Buleleng tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi Danau Buyan yang alami pendangkalan. Karena kewenangan danau berada di provinsi dan Pusat. Ia pun berharap Kementerian Pariwisata bisa mendorong penataan potensi wisata di Danau Buyan dan Danau Tamblingan. “Kami nanti akan berkoordinasi terus, berdiskusi tentang upaya-upaya yang mampu membangkitkan potensi wisata Danau Buyan dan Tamblingan,” imbuhnya.
Usai pembukaan TLF, Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar RI, Putu Ngurah mengatakan, Kemenpar tidak punya kewenangan dalam membenahi infrastruktur. Namun Kemenpar selalu membawa persoalan-persoalan yang menyangkut destinasi pariwisata dalam rapat kabinet. “Persoalan Danau Buyan, bisa saja disampaikan ke Kemenpar. Nanti, persoalan yang ada itu akan disampaikan dalam rapat cabinet, sehingga bisa diatasi oleh Kementerian terkait. Misalnya, Kementerian PU kalau itu menyangkut infrastruktur,” terangnya.
Putu Ngurah yang juga putra asli Buleleng ini menyatakan, destinasi pariwisata bisa berkembang jika ada tiga hal yang mendukungnya. Yakni, atraksi, aksebility, dan kelengkapan pendukung destinasi. Disebutkan, atraksi alam, budaya dan buatan itu mesti ada dalam satu destinasi, kemudian akses menuju destinasi itu haruslah mudah, dan penunjang lainnya seperti akomodasi dan tempat makan. “Kalau ini sudah tersedia lengkap, silakan manfaatkan kami (Kemenpar, Red) dalam mempromosikannya. Karena kami banyak memiliki media promosi,” terang pria kelahiran Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Ditempat yang sama Putri Pariwisata Indonesia, Dikna Paradiba Maharani mengaku kagum dengan pesona Danau Buyan, termasuk dengan atraksi yang ditampilkan dalam acara pembukaan. Ia pun janji memromosikan potensi wisata di Danau Buyan termasuk destinasi lainnya di Buleleng. “Tadi saja saya sudah upload ke medsos kegiatan ini, sudah banyak yang memberi komen dan like. Bali itu memang banyak atraksi keseniannya, saya sangat kagum dengan Danau Buyan, sangat alami,” akunya.
Rencananya Putri Pariwisata Indonesia Dikna akan berada di Buleleng selama tiga hari, untuk mengunjungi destinasi wisata, sekaligus memromosikan destinasi ke tingkat nasional maupun internasional. 7k19
Komentar