'A Voice of Silence' Raih Lima Penghargaan di Film Lab Internasional
Sebanyak 12 tim filmmaker dari tujuh negara di Asia beradu kreasi dalam Film Lab Internasional yang diselenggarakan di Taman Mumbul Sangeh, Badung.
MANGUPURA, NusaBali.com
CINEMAWITHOUTWALL, sebuah gerakan yang percaya bahwa film dapat menjembatani perbedaan, untuk pertama kalinya mengadakan Film Lab Internasional, sebuah kegiatan yang mempertemukan para sineas muda dari tujuh negara, untuk berkumpul dan beradu kreasi dalam membuat 12 film pendek yang ditayangkan pada Sabtu (10/8/2019).
Gerakan yang diinisiasi oleh Caecilia Sherina ini diikuti oleh 45 sineas yang berasal dari Indonesia, Myanmar, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Makau, dan Serbia yang kemudian dibagi ke dalam 12 tim yang tersebar di lima desa di Bali yang memiliki budaya dan karakteristik yang berbeda, yaitu Desa Sangeh, Desa Mangesta, Desa Pelaga, Desa Candikuning, dan Desa Jungutan yang berlokasi di tiga kabupaten yang berbeda.
Tak hanya sebatas sebagai tempat pengambilan film, masyarakat kelima desa ini pun turut dilibatkan sebagai aktor atau pemain film tersebut. Caecilia Sherina menyebutkan, bahwa gerakan sinema tanpa batas ini dilakukan untuk menjembatani perbedaan, baik dari desa ke kota, generasi tua ke muda, dan sebaliknya. “Lewat film, segala perbedaan ini bisa jadi lebih mudah disampaikan.” ujarnya.
Bertemakan ‘Local is the New Luxury’, ke-12 film pendek yang berdurasi kurang lebih 5 menit ini masing-masing memberikan makna tersirat nan menyentuh di setiap filmnya. Pesan yang ingin disampaikan oleh ke-12 film ini berpusat pada kekayaan budaya yang dimiliki oleh kelima desa ini sebagai tempat yang masih mempertahankan kekayaan alam dan tradisi, yang menjadikan kampung halaman sebagai tempat tak tergantikan dalam kehidupan nan bersahaja.
“Dengan tema ‘Local is the New Luxury’ ini kita harapkan lokalitas di Bali bisa terangkat, bukan menjadi sesuatu yang negatif melainkan menjadi sesuatu yang keren, karena pesan yang ingin kita sampaikan khususnya pada anak-anak muda Bali ini yaitu untuk lebih aware atau peduli dengan kebudayaannya masing-masing. Mungkin dengan bantuan teman-teman kita dari luar negeri, sesuatu yang selama ini mereka anggap tidak keren, menjadi lebih keren,” lanjut Caecilia.
Yang menjadikan lomba film pendek ini berbeda dengan lomba-lomba film pendek lainnya terletak pada tantangan yang diberikan kepada para filmmakers. Seluruh tim pembuat film ini terjun langsung menginap di desa lokasi dan ditantang untuk menyelesaikan seluruh proses pembuatan film hanya dalam waktu empat hari saja, dimulai dari pembuatan naskah, pengambilan film, hingga proses editing yang dimulai dari tanggal 5 Agustus 2019 lalu.
Tantangan ini pun disambut dengan antusias baik oleh peserta filmmakers mau pun penduduk desa setempat yang mengaku turut berbangga dengan adanya para filmmakers yang ingin mengeksplorasi budaya dan kekayaan alam mereka kepada khalayak internasional.
Dari total sebelah penghargaan yang diumumkan di penghujung acara, film A Voice of Silence yang mengambil lokasi pengambilan film di Desa Candikuning memperoleh kebanggaan untuk memborong lima penghargaan sekaligus. Film besutan Jihyun Min dan Jongsoo Kim dari Korea Selatan ini meraih penghargaan untuk kategori Best Scriptwriter, Best Art Director, Best Director of Photography, Best Director, dan Best Film atau Film Terbaik berdasarkan keputusan para dewan juri.
Sutradara film A Voice of Silence, Jihyun Min, menyebutkan bahwa dirinya turut senang bisa berpartisipasi di acara Film Lab Internasional ini. “Kami (Jihyun Min dan Jongsoo Kim –red) senang bisa bergabung dan tidak menyangka bisa meraih penghargaan ini. Dalam satu tim ini kami berdua adalah satu-satunya peserta dari Korea dan kami tergabung dalam satu tim yang isinya hanya kami berdua. Menurut saya, kegiatan ini sangat inspiratif dan kami harap film garapan kami turut andil dalam memberdayakan masyarakat Candikuning,” tutur dara yang akrab disapa dengan panggilan Ji ini.
Selain A Voice of Silence, sejumlah judul film lain turut mendapatkan kehormatan untuk meraih penghargaan lainnya. Yesterday You Told Me about the Blue, Blue Sky berhasil dinobatkan sebagai film dengan Best Sound Designer dan Best Producer, menyusul How to Act Like a Hooman dengan penghargaan Best Editor dan Best Film berdasarkan voting dari penonton. Sementara itu, untuk kategori Best Actress dan Best Actor jatuh kepada pemeran film Rahajeng Memargi dan film Sesal. *yl
1
Komentar