Kemendikbud Klaim Jumlah SMK Sudah Lampaui Target
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada saat ini sudah melampaui target.
JAKARTA, NusaBali
"Pertumbuhan SMK sangat cepat sekali, hingga saat ini sudah mencapai 14.000-an SMK. Melampaui target sebelumnya yakni pada 2020 sebanyak 7.500 SMK," ujar Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Bakhrun, di Jakarta, Jumat (10/8).
Pesatnya jumlah SMK di Tanah Air tersebut, dikarenakan tingginya minat masyarakat untuk mendirikan SMK. Selain itu, perizinan pendirian SMK beberapa tahun sebelumnya masih di pemerintah kabupaten/kota.
Saat ini, Kemendikbud melakukan pemetaan terhadap SMK yang ada tersebut. Apakah sekolah berjalan sesuai dengan kaidah seharusnya dalam memberikan keterampilan pada siswa.
"Bagaimanapun yang dikembangkan itu pembelajaran dengan sistem hands on atau praktik langsung," kata dia. Sekolah-sekolah yang sarana prasarananya tidak lengkap diminta untuk dilengkapi. Jika SMK itu milik swasta, maka yayasannya diminta untuk melengkapinya. Sementara jika SMK negeri, maka pemerintah daerah diminta untuk melengkapinya sehingga sekolah yang ada sesuai dengan layanan yang ada.
"Contohnya di Jawa Barat, kalau tidak salah ada sekitar 2.900-an SMK. Jumlah itu relatif banyak, dengan jumlah yang sekian itu, kita coba untuk mengevaluasi kinerjanya. Kemudian, apakah posisinya sudah menyebar atau belum. Kalau ternyata kinerjanya kurang bagus, maka akan kita evaluasi lagi," kata dia. Ke depan, pihaknya mendorong agar SMK yang ada sesuai dengan standar layanan pendidikan yang ada dan bekerja sama dengan dunia industri sehingga lulusan SMK, bisa diserap industri.
Bakhrun juga mengatakan akan melakukan pembinaan karakter siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai 2020. "Fokus kami pada tahun depan pada pembinaan karakter siswa SMK. Kami berupaya untuk meningkatkan budaya kerja atau karakter kerja dari lulusan SMK," ujarnya. Oleh karena itu, dia mendorong agar sekolah menggunakan dana yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan budaya kerja. Pihaknya sering mendapat masukan bahwa lulusan SMK kurang tangguh. *ant
Pesatnya jumlah SMK di Tanah Air tersebut, dikarenakan tingginya minat masyarakat untuk mendirikan SMK. Selain itu, perizinan pendirian SMK beberapa tahun sebelumnya masih di pemerintah kabupaten/kota.
Saat ini, Kemendikbud melakukan pemetaan terhadap SMK yang ada tersebut. Apakah sekolah berjalan sesuai dengan kaidah seharusnya dalam memberikan keterampilan pada siswa.
"Bagaimanapun yang dikembangkan itu pembelajaran dengan sistem hands on atau praktik langsung," kata dia. Sekolah-sekolah yang sarana prasarananya tidak lengkap diminta untuk dilengkapi. Jika SMK itu milik swasta, maka yayasannya diminta untuk melengkapinya. Sementara jika SMK negeri, maka pemerintah daerah diminta untuk melengkapinya sehingga sekolah yang ada sesuai dengan layanan yang ada.
"Contohnya di Jawa Barat, kalau tidak salah ada sekitar 2.900-an SMK. Jumlah itu relatif banyak, dengan jumlah yang sekian itu, kita coba untuk mengevaluasi kinerjanya. Kemudian, apakah posisinya sudah menyebar atau belum. Kalau ternyata kinerjanya kurang bagus, maka akan kita evaluasi lagi," kata dia. Ke depan, pihaknya mendorong agar SMK yang ada sesuai dengan standar layanan pendidikan yang ada dan bekerja sama dengan dunia industri sehingga lulusan SMK, bisa diserap industri.
Bakhrun juga mengatakan akan melakukan pembinaan karakter siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai 2020. "Fokus kami pada tahun depan pada pembinaan karakter siswa SMK. Kami berupaya untuk meningkatkan budaya kerja atau karakter kerja dari lulusan SMK," ujarnya. Oleh karena itu, dia mendorong agar sekolah menggunakan dana yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan budaya kerja. Pihaknya sering mendapat masukan bahwa lulusan SMK kurang tangguh. *ant
1
Komentar