Ini Momen Naga Raja Diterbangkan Kembali Sebelum Mesineb
Layangan janggan raksasa Naga Raja diterbangkan untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu Naga Raja akan mesineb.
DENPASAR, NusaBali.com
Layangan janggan raksasa Naga Raja yang dibuat Sekaa Teruna Dhananjaya, Banjar Danginpeken, Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Denpasar untuk yang terakhir kalinya diterbangkan sebelum mesineb. Momen ini berbarengan dengan penutupan lomba layang-layang Piala Dhananjaya ke-2 tahun 2019, Minggu (11/08/09).
Kehadiran layangan raksasa ini menyedot perhatian ribuan warga maupun wisatawan. Mereka memadati Pantai Mertasari yang menjadi lokasi penerbangan layangan Naga Raja untuk menyaksikan layangan raksasa ini mengudara untuk yang terakhir kali sebelum mesineb.
Menurut Kadek Suprapta Meranggi, Penasihat STT Dhananjaya, layangan janggan raksasa Naga Raja ini akan mesineb dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. “Naga Raja telah menarik antusias masyarakat. Banyak permintaan untuk layangan ini diterbangkan. Sementara itu ukuran layangan ini raksasa, jadi butuh ratusan orang dan puluhan kendaraan untuk mengangkut logistik layang-layang ke lokasi,” kata Kadek Suprapta.
Layangan janggan raksasa Naga Raja sendiri memiliki berat 707 kg dengan bentangan sayap sepanjang 11,3 meter. Sementara itu Naga Raja memiliki tubuh sepanjang 15 meter dan ekor sepanjang 250 meter.
“Kami memutuskan untuk Naga Raja mesineb sementara. Kurun waktu Naga Raja mesineb kami tidak bisa menentukan. Mungkin beberapa tahun lagi akan diwangun kembali setelah ada wangsit atau oleh spirit dari STT,” lanjutnya.
Sementara itu momen diterbangkannya layangan janggan raksasa Naga Raja untuk yang terakhir kali turut dihadiri Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Ketua DPRD Denpasar, I Wayan Mariana Wandira yang juga Ketua Persatuan Layang-layang Indonesia (Pelangi) Denpasar.
Wali Kota Rai Mantra menyampaikan apresiasinya pada Sekaa Teruna Dhananjaya atas masterpiece layangan janggan raksasa Naga Raja. Ia menilai Naga Raja menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bali dan Denpasar khususnya untuk menjaga tradisi Rare Angon.
Layangan yang dibuat tahun 2016 dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 120 juta ini sebelumnya telah menorehkan namanya di Museum Rekor Indonesia sebagai layangan tradisional jenis janggan terbesar dan terpanjang di Indonesia. *ZKY
Video Liputan :
1
Komentar