nusabali

Pancasila Tangkal Isu Komunis

  • www.nusabali.com-pancasila-tangkal-isu-komunis

Anggota Komisi I DPR RI, Saefullah Tamliha menilai munculnya isu kebangkitan komunis tak lepas dari banyaknya orang yang telah melupakan Pancasila.

JAKARTA, NusaBali
Menurutnya, bila seseorang sudah ditanami Pancasila sejak kecil, maka isu itu tidak akan mencuat lagi karena mereka telah dibentengi oleh ideologi dasar negara. "Jika Pancasila ditanamkan sejak dini, maka tidak ada lagi komunis," ujar Tamliha, Rabu (22/6). Tamliha menyatakan, pendidikan saat ini berbeda dengan zamannya. Kala dia kecil, Pendidikan Moral Pancasila (PMP) merupakan mata pelajaran wajib. Ketika ada murid yang tidak mengerti Pancasila dikenakan saksi tegas. Bahkan tak sungkan memberi hukuman agar murid bersangkutan lebih hafal tentang Pancasila.
 
"Zaman saya, ketika tidak tahu Pancasila guru menghukum sampai kayu patah. Oleh karena itu, dulu ada buku saku untuk mengamalkan Pancasila yang wajib dibawa siswa," tandasnya.  Sedangkan saat ini, Pancasila hanya dijadikan sebagai kegiatan seremonial dan tidak ada kegiatan pengkaderan. Untuk itu, perlu ada upaya mengembalikan Pancasila agar jangan sampai orang tak mengerti lagi.
 
Tamliha pun terkejut dengan munculnya dua symposium soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI)  yang berlangsung di Hotel Aryaduta dan Balai Kartini, Jakarta. Keduanya sama-sama digelar oleh jenderal purnawirawan. Padahal, pemerintahan ini tengah berusaha menyeimbangkan kekuatan politik dengan Tiongkok dan Amerika Serikat.
 
"Saya terkejut dengan munculnya isu kebangkitan PKI ini di tengah Presiden Jokowi ingin menyeimbangkan kekuatan politik ekonomi ke Tiongkok dan Amerika Serikat. Bahkan ada dua symposium yang sama dan sama-sama digelar oleh jenderal. Jadi, siapa yang bermain?," katanya.
 
Seharusnya, lanjut, Tamliha, nilai dan system bernegara yang baik di masa lalu harus dipertahankan. Terbukti dengan dihilangkannya BP7, P4, kurikulum pendidikan Pancasila, kondisi bangsa ini makin buruk. Bahkan anak-anak kita sudah tidak lagi mengenal Pancasila dan pengamalannya. "Untuk itulah pentingnya kita hidupkan kembali Pancasila,” imbuhnya.
 
Peneliti LIPI Siti Zuhro berpendapat kondisi bangsa saat ini sempoyongan, tertatih-tatih, akibat nilai-nilai Pancasila sudah tidak menjadi perekat ideologi. Indonesia, kini kehilangan keadaban, nilai-nilai musyawarah mufakat yang harus kembali dijunjung tinggi dalam berdemokrasi. “Tak bisa kita tiba-tiba berdemokrasi seperti Barat di tengah pendidikan yang masih rendah. Sementara itu keadilan tidak jalan, maka menimbulkan kesenjangan, dan di tengah kesenjangan itulah muncul isu PKI,” kata Siti Zuhro. k22

Komentar