Senyum Kemenangan Wirya Tertahan
Dari pernyataan dukungan saat pemandangan umum, Wirya sudah kantongi 9 suara dukungan, sedangkan penantangnya Sukaja hanya 3 suara.
Gara-gara Musda Golkar Tabanan Berakhir Deadlock
TABANAN, NusaBali
Dari pemandangan umum atas laporan pertanggungjawaban Ketua DPD II Golkar Tabanan yang disertai pernyataan dukungan, Nyoman Wirya (ketua demisioner/calon incumbent) sudah menangi pertarungan head to head atas penantangnya, Wayan Sukaja. Perhitungannya, delapan (8) dari sepuluh (10) Ketua Pengurus (PK) Tabanan mendukung Wirya. Satu suara lagi datang dari Dewan Pertimbangan Golkar. Dari 15 suara yang diperebutkan, Wirya sudah kantongi 9 dukungan.
Namun keunggulan Wirya langsung berantakan sebab Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Tabanan yang digelar, Selasa (21/6) diskors sampai batas waktu yang belum ditentukan (deadlock) oleh pimpinan sidang, I Gusti Putu Wijaya. Dalam pandangan umum PK dan organisasi sayap, terjadi beda suara dari Organisasi Sayap Golkar, yakni AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Tabanan.
AMPG yang diwakili Ida Bagus Adi Suaja mendukung Wayan Sukaja, sementara KPPG yang diwakili Putu Panca Wardani mendukung Nyoman Wirya. “Mereka itu satu wadah, yakni organisasi sayap. Karena mereka beda suara, maka suara dari organisasi sayap itu dinyatakan gugur,” ungkap Nyoman Wirya, Rabu (22/6). Hingga kemarin, Wirya mengaku belum ada petunjuk dari DPD I Golkar Bali. Terkait Musda yang tanpa hasil, Wirya mengaku menunggu.
Sementara Wayan Sukaja selaku penantang dalam Musda DPD II Golkar dalam pandangan umum mendapat dukungan tiga suara. Dukungan itu berasal dari 2 PK Golkar tersisa yakni PK Golkar Selemadeg Barat dan PK Golkar Penebel. Satu suara lagi berasal dari unsur organisasi pendiri Golkar, yakni SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia). Jadi secara total sebelum pemilihan ketua digelar, Wirya sudah kantongi 9 suara dan Sukaja 3 suara.
Sedangkan suara dari DPD II Golkar Tabanan dipastikan mengalir ke Wirya, sementara suara dari DPD I Golkar Bali menggelinding ke Sukaja. Sehingga hasil akhir 10 suara buat Wirya dan 4 suara untuk Sukaja, sementara 1 suara organisasi sayap Golkar gugur. Terkait Musda DPD II Golkar Tabanan yang berakhir berantakan, kader sekaligus pelamar posisi Ketua, Wayan Suasana pun menyampaikan kekecewaannya.
“Ada PK yang ngangkang (pilihan ganda dalam bentuk surat bermaterai) yang bikin kacau,” sesal Suasana yang akrab disapa Jero Gede Suasana. Politisi yang dikenal sebagai jero balian ini justru menyebut Sukaja harusnya menang. Alasannya, laporan pertanggungjawaban (LPJ) Nyoman Wirya diterima dengan catatan atau menurutnya ditolak.
“Karena pertanggungjawaban ditolak, etikanya Sukaja yang menang,” sebutnya. Sementara itu, pendukung Sukaja menyayangkan manuver 4 Ketua PK Golkar Tabanan. Keempat PK Golkar yang dinilai plin plan dalam dukungan masing-masing PK Golkar Marga, PK Golkar Selemadeg, PK Golkar Pupuan, dan PK Golkar Tabanan. Padahal sebelumnya pada tanggal 15 Maret 2016, keempat PK itu ditambah PK Selemadeg Barat dan Dewan Pertimbangan Partai Golkar bertemu di Denpasar bersama I Gusti Putu Wijaya untuk mendukung Sukaja.
“Mereka menulis surat dukungan bermaterai agar bisa meloloskan Sukaja sebagai calon ketua di Musda DPD II Golkar Tabanan,” terang pendukung Sukaja yang namanya tak mau dikorankan. Namun pada 12 April 2016, keempat PK itu, yakni PK Golkar Pupuan, PK Golkar Selemadeg, PK Golkar Marga, dan PK Golkar Tabanan menarik dukungan ke Sukaja. Namun ke-4 ketua PK itu kembali bisa dirangkul dalam pertemuan di sebuah hotel di kawasan Sanur pada tanggal 9 Juni 2015.
Pertemuan itu juga dihadiri I Gusti Putu Wijaya. Ke-4 PK itu kembali menyatakan dukungan buat Sukaja lengkap dengan surat bermaterai. Dukungan lainnya muncul dari Ketua PK Golkar Penebel, I Putu Pidada. “Mereka mendukung Sukaja dengan kesepakatan baru,” imbuhnya.
Dengan dukungan itu, DPP Golkar akhirnya menurunkan rekomendasi bernomor B-364/Golkar/VI/2016 ditandatangani Ketua Umum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham. Namun menurutnya, H-3, ke-4 Ketua PK itu menghilang dan sulit dicari sampai akhirnya dukungan yang sempat mereka ditarik muncul di Musda. Jika surat penarikan itu tak muncul, Sukaja dipastikan menang dengan 6 dukungan suara PK Golkar, 1 suara DPD I Bali, dan 1 suara dari SOKSI. 7 k21
TABANAN, NusaBali
Dari pemandangan umum atas laporan pertanggungjawaban Ketua DPD II Golkar Tabanan yang disertai pernyataan dukungan, Nyoman Wirya (ketua demisioner/calon incumbent) sudah menangi pertarungan head to head atas penantangnya, Wayan Sukaja. Perhitungannya, delapan (8) dari sepuluh (10) Ketua Pengurus (PK) Tabanan mendukung Wirya. Satu suara lagi datang dari Dewan Pertimbangan Golkar. Dari 15 suara yang diperebutkan, Wirya sudah kantongi 9 dukungan.
Namun keunggulan Wirya langsung berantakan sebab Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Tabanan yang digelar, Selasa (21/6) diskors sampai batas waktu yang belum ditentukan (deadlock) oleh pimpinan sidang, I Gusti Putu Wijaya. Dalam pandangan umum PK dan organisasi sayap, terjadi beda suara dari Organisasi Sayap Golkar, yakni AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Tabanan.
AMPG yang diwakili Ida Bagus Adi Suaja mendukung Wayan Sukaja, sementara KPPG yang diwakili Putu Panca Wardani mendukung Nyoman Wirya. “Mereka itu satu wadah, yakni organisasi sayap. Karena mereka beda suara, maka suara dari organisasi sayap itu dinyatakan gugur,” ungkap Nyoman Wirya, Rabu (22/6). Hingga kemarin, Wirya mengaku belum ada petunjuk dari DPD I Golkar Bali. Terkait Musda yang tanpa hasil, Wirya mengaku menunggu.
Sementara Wayan Sukaja selaku penantang dalam Musda DPD II Golkar dalam pandangan umum mendapat dukungan tiga suara. Dukungan itu berasal dari 2 PK Golkar tersisa yakni PK Golkar Selemadeg Barat dan PK Golkar Penebel. Satu suara lagi berasal dari unsur organisasi pendiri Golkar, yakni SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia). Jadi secara total sebelum pemilihan ketua digelar, Wirya sudah kantongi 9 suara dan Sukaja 3 suara.
Sedangkan suara dari DPD II Golkar Tabanan dipastikan mengalir ke Wirya, sementara suara dari DPD I Golkar Bali menggelinding ke Sukaja. Sehingga hasil akhir 10 suara buat Wirya dan 4 suara untuk Sukaja, sementara 1 suara organisasi sayap Golkar gugur. Terkait Musda DPD II Golkar Tabanan yang berakhir berantakan, kader sekaligus pelamar posisi Ketua, Wayan Suasana pun menyampaikan kekecewaannya.
“Ada PK yang ngangkang (pilihan ganda dalam bentuk surat bermaterai) yang bikin kacau,” sesal Suasana yang akrab disapa Jero Gede Suasana. Politisi yang dikenal sebagai jero balian ini justru menyebut Sukaja harusnya menang. Alasannya, laporan pertanggungjawaban (LPJ) Nyoman Wirya diterima dengan catatan atau menurutnya ditolak.
“Karena pertanggungjawaban ditolak, etikanya Sukaja yang menang,” sebutnya. Sementara itu, pendukung Sukaja menyayangkan manuver 4 Ketua PK Golkar Tabanan. Keempat PK Golkar yang dinilai plin plan dalam dukungan masing-masing PK Golkar Marga, PK Golkar Selemadeg, PK Golkar Pupuan, dan PK Golkar Tabanan. Padahal sebelumnya pada tanggal 15 Maret 2016, keempat PK itu ditambah PK Selemadeg Barat dan Dewan Pertimbangan Partai Golkar bertemu di Denpasar bersama I Gusti Putu Wijaya untuk mendukung Sukaja.
“Mereka menulis surat dukungan bermaterai agar bisa meloloskan Sukaja sebagai calon ketua di Musda DPD II Golkar Tabanan,” terang pendukung Sukaja yang namanya tak mau dikorankan. Namun pada 12 April 2016, keempat PK itu, yakni PK Golkar Pupuan, PK Golkar Selemadeg, PK Golkar Marga, dan PK Golkar Tabanan menarik dukungan ke Sukaja. Namun ke-4 ketua PK itu kembali bisa dirangkul dalam pertemuan di sebuah hotel di kawasan Sanur pada tanggal 9 Juni 2015.
Pertemuan itu juga dihadiri I Gusti Putu Wijaya. Ke-4 PK itu kembali menyatakan dukungan buat Sukaja lengkap dengan surat bermaterai. Dukungan lainnya muncul dari Ketua PK Golkar Penebel, I Putu Pidada. “Mereka mendukung Sukaja dengan kesepakatan baru,” imbuhnya.
Dengan dukungan itu, DPP Golkar akhirnya menurunkan rekomendasi bernomor B-364/Golkar/VI/2016 ditandatangani Ketua Umum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham. Namun menurutnya, H-3, ke-4 Ketua PK itu menghilang dan sulit dicari sampai akhirnya dukungan yang sempat mereka ditarik muncul di Musda. Jika surat penarikan itu tak muncul, Sukaja dipastikan menang dengan 6 dukungan suara PK Golkar, 1 suara DPD I Bali, dan 1 suara dari SOKSI. 7 k21
Komentar