nusabali

Putra Alit Yudha Cabut dari Golkar

  • www.nusabali.com-putra-alit-yudha-cabut-dari-golkar

IGN Agung Daniel Yunandha Yudha enggan menjawab saat ditanya apakah akan gabung ke partai lain setelah cabut dari Golkar

Isunya, Tak Puas Kepemimpinan Sudikerta

DENPASAR, NusaBali
Satu per satu kader Golkar cabut dari naungan Beringin. Kali ini, giliran I Gusti Ngurah Agung Daniel Yunandha Yudha alias Gung Daniel, 44, yang hengkang dari Golkar. Politisi asal Puri Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung yang notabene putra dari sesepuh Golkar I Gusti Ngurah Alit Yudha ini disebut-sebut cabut karena tidak puas kepemimpinan Golkar Bali di bawah kendali Ketut Sudikerta.

Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (22/6), Gung Daniel sudah pasti keluar dari Golkar. "Ya, Gung Daniel sudah cabut dari Golkar," ujar sumber yang mantan kader struktural dan selama ini selalu berseberangan dengan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta tersebut.

Menurut dia, hengkangnya Gung Daniel dari Golkar merupakan preseden buruk bagi Partai Beringin. Kepergian Gung Daniel bisa disusul kader-kader senior Golkar lainnya. Maklum, Gung Daniel merupakan kader militan yang selama ini salah salah satu ikon Golkar. Dia adalah cucu dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, yang keluarganya begitu mengakar di Golkar.

Ayah Gung Daniel, IGN Alit Yudha, merupakan mantan Ketua DPD I Golkar Bali 1999-2005 (di era sulit saat dihujat gerakan Reformasi). Alit Yudha yang mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, sempat menjadi Ketua Dewan Penasihat Golkar Bali.

Menurut sumber tadi, Gung Daniel memilih hengang dari Golkar, karena tidak puas gaya kepemimpinan partainya di Bali. "Penyebabnya, karena gaya-gaya kepemimpinan di Golkar Bali saja. Nggak ada alasan lain," kata kader Golkar yang wanti-wanti namanya tidak dikorankan ini.

Benarkah? Saat ditemui NusaBali secara terpisah di Denpasar, Rabu sore, Gung Daniel membenarkan dirinya lebih memilih cabut dari Golkar. Hanya saja, politisi berusia 44 tahun ini enggan merinci alasan cabut dari Golkar. "Apa alasannya saya cabut, nanti akan sampaikan langsung kepada pimpinan Golkar di Bali," ujar Gung Daniel yang mantan Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Wilayah Denpasar-Gianyar-Klungkung DPD I Golkar Bali 2010-2015 ini.

Ditanya apakah akan hengkang ke partai lain, Gung Daniel lagi-lagi mengelak menjawab secara gamblang. "Mungkin iya (masuk partai lain), mungkin tidak. Yang jelas, saya sekarang pulang kampung ke desa, mategtegan dulu (istirahat sejenak, Red)," ujar kakak kandung dari I Gusti Agung Inda Trimafo Yudha, mantan Ketua DPD II Golkar Badung versi Munas Ancol, yang juga berseberangan dengan Ketut Sudikerta ini.

Gung Daniel juga menolak komentar terkait kemungkinan dirinya pergi dari Golkar karena ketidakpuasan dengan kepemimpinan Sudikerta. "Soal ketidakpuasan, siapa pun pemimpin di dunia ini, pasti ada kekurangan-kekurangannya. Demikian pula kepemimpinan di Golkar, bisa kita terima. Kelebihan harus dipakai,” tandas Gung Daniel. “Tapi, ada yang sangat prinsip yang mungkin tidak bisa saya buka kepada Anda (wartawan)," lanjut mantan caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali di Pileg 2014 ini.

Ditanya apakah ayahnya, IGN Alit Yudha, yang memberikan perintah agar meninggalkan Golkar, Gung Daniel membantahnya. "Nggak ada perintah siapa-siapa. Ajung (begitu Gung Daniel memanggul ayahnya) beda urusan sama saya. Itu urusan belakangan. Kalau saya bilang meninggalkan Golkar, pasti Ajung nggak ngasi. Sebab, karena saya terlahir di di keluarga Golkar. Tapi, inilah pilihan," ujar mantan Wakil Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali kelahiran tahun 1972 ini.

Isu yang santer berhembus, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta disebut-sebut kerap menyakiti ayah Gung Daniel, IGN Alit Yudha. Kasus terakhir, Sudikerta men-dadak lengserkan IGN Alit Yudha dari jabatan Ketua Dewan Penasihat Golkar Bali menjelang Musyawarah Daerah (Musda) di Sanur, Denpasar Selatan, 10 Desember 2015 lalu. “Kala itu, Alit Yudha dilengserkan tanpa konfirmasi apa pun terlebih dulu,” kata sumber NusaBali di lingkaran Golkar.

Sayangnya, Sudikerta belum berhasil dikonfirmasi terkait hengkangnya Gung Daniel dari Golkar dan seputar isu kerap menyakiti IGN Alit Yudha. Saat dihubungi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung namun ponselnya tidak diangkat.

IGN Agung Daniel Yunandha Yudha alias Gung Daniel sendiri mengawali kariernya duduk sebagai pengurus struktural di Golkar, dengan menjabat sbagai Wakil Ketua AMPG Provinsi Bali tahun 1999 silam. Setahun kemudian, Gung Daniel diangkat menjadi Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali tahun 2000. Kala itu, Ketua DPD I Golkar Bali 1999-2005 dipegang sang ayah, IGN Alit Yudha---yang kemudian digantikan Tjokorde Gede Budi Suryawan (Ketua DPD I Golkar Bali 2005-2010), lalu Ketut Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali 2010-2015).

Gung Daniel merupakan kader elite Golkar kesekian yang dikabarkan hengkang pasca Munaslub 2016. Sebelumnya, sederet kader dikabarkan cabut karena tidak terakomodasi dalam struktur kepengurusan di Bali. Salah satunya, I Gusti Ayu Mas Sri Lestari alias Gek Rani, yang bahkan sudah dilamar Partai Perindo. Gek Rani, Srikandi Golkar yang mantan Bendahara DPD AMPI Bali, digadang-gadang akan diplot menjadi Ketua Partai Perindo Denpasar.

Selain Gek Rani, mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali versi Munas Ancol, Dewa Made Widiyasa Nida, juga santer dikabarkan dilirik Perindo. Dewa Nida merupakan politisi asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung 2009-2014, yang kemudian lengser karena dianggap membelot ke kubu Munas Ancol. Informasinya, Dewa Nida akan ditarik sebagai pengurus Perindo Provinsi Bali. Namun, Dewa Nida telah membantah informasi tersebut. "Saya masih di Golkar, belum ke mana-mana, meski saya tidak jadi pengurus," ujar mantan Wakil Ketua DPRD Klungkung 2009-2014 ini, beberapa waktu lalu. 7 nat

Komentar