Tiga Pasar Bakal Terapkan Lagi e-Parkir
PD Pasar Anggarkan Rp 150 Juta untuk Alat
DENPASAR, NusaBali
PD Pasar Kota Denpasar kembali menggagas penggunaan parkir elektronik (e-Parkir) dalam lingkup pasar. Setelah menerapkan di Pasar Badung, kini PD Pasar kembali menganggarkan sebesar Rp 150 juta untuk pembelian alat e-Parkir yang akan dipasang pada tiga titik pasar yakni Pasar Kumbasari, Pasar Malam Gunung Agung, dan Pasar Cokroaminoto (Cokro).
Dirut PD Pasar Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata saat dikonfirmasi, Selasa (13/8) mengatakan, ketiga pasar tersebut dirancang menggunakan e-Parkir untuk menambah pendapatan sekaligus menekan kebocoran yang selama ini sering terjadi. Hal itu menyebabkan pendapatan PD Pasar selama ini kurang maksimal.
Dengan penerapam e-Parkir ini, pihaknya juga bekerjasama dengan PD Parkir dalam hal regulasi pungutan. Sementara untuk pengelolaannya, kata dia, masih berada di PD Pasar. Seluruh peralatan hingga staf yang bertugas saat penerapan e-Parkir merupakan dari PD Pasar. "Kami bekerjasama dari karcis parkirnya. Jadi seluruh pengelolaan ada di kita (PD Pasar)," jelas Gus Kowi sapaan IB Kompyang Wiranata
Dikatakan Gus Kowi, pihaknya menginginkan seluruh pasar di Denpasar yang dikelola oleh PD Pasar yang jumlahnya 17 pasar bisa menerapkan e-Parkir. Namun, kata dia, karena masalah biaya yang diprioritaskan baru lima pasar yakni Pasar Kumbasari, Pertokoan Lokita Sari, Pasar Gunung Agung malam, Pasar Anyar Sari dan Pasar Cokro. Namun target tahun ini dari PD Pasar minimal tiga pasar yang sudah terealisasi.
Yakni Pasar Kumbasari, Pasar Gunung Agung malam, dan Pasar Cokro. Dua pasar diantaranya tergolong baru yakni Pasar Gunung Agung malam dan Cokro. Pasar Gunung Agung malam merupakan pemindahan pedagang ikan yang sebelumnya di Pasar Badung kini dipusatkan di tempat tersebut khusus malam hari.
Sementara, Pasar Cokro juga merupakan pemekaran Pasar Badung yang sebelumnya buka malam hari. Karena pasar Badung tidak lagi buka hingga malam, Pasar Cokro menjadi pusat pasar malam. "Pemekaran dua pasar, jadi 17 pasar sekarang. Nah, itu yang kami utamakan sekarang pemasangan e-Parkir karena potensinya bagus. Kalau bisa tahun ini kelimanya kita target selesaikan. Tapi anggarannya baru tiga alat dengan dana Rp 150 juta," ungkapnya.
Selain e-Parkir, Gus Kowi juga mengatakan sudah menggunakan e-Retribusi atau pungutan online. Ditarget September 2019 ini seluruh pasar yang dikelola PD Pasar akan menggunakan e-Retribusi untuk mempermudah pembayaran pedagang, sekaligus meminimalisir kebocoran. "Ini untuk mengoptimalkan sisi pendapatan. Jadi kami mencoba menerapkan sistem yang ada," imbuhnya.*mis
Dirut PD Pasar Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata saat dikonfirmasi, Selasa (13/8) mengatakan, ketiga pasar tersebut dirancang menggunakan e-Parkir untuk menambah pendapatan sekaligus menekan kebocoran yang selama ini sering terjadi. Hal itu menyebabkan pendapatan PD Pasar selama ini kurang maksimal.
Dengan penerapam e-Parkir ini, pihaknya juga bekerjasama dengan PD Parkir dalam hal regulasi pungutan. Sementara untuk pengelolaannya, kata dia, masih berada di PD Pasar. Seluruh peralatan hingga staf yang bertugas saat penerapan e-Parkir merupakan dari PD Pasar. "Kami bekerjasama dari karcis parkirnya. Jadi seluruh pengelolaan ada di kita (PD Pasar)," jelas Gus Kowi sapaan IB Kompyang Wiranata
Dikatakan Gus Kowi, pihaknya menginginkan seluruh pasar di Denpasar yang dikelola oleh PD Pasar yang jumlahnya 17 pasar bisa menerapkan e-Parkir. Namun, kata dia, karena masalah biaya yang diprioritaskan baru lima pasar yakni Pasar Kumbasari, Pertokoan Lokita Sari, Pasar Gunung Agung malam, Pasar Anyar Sari dan Pasar Cokro. Namun target tahun ini dari PD Pasar minimal tiga pasar yang sudah terealisasi.
Yakni Pasar Kumbasari, Pasar Gunung Agung malam, dan Pasar Cokro. Dua pasar diantaranya tergolong baru yakni Pasar Gunung Agung malam dan Cokro. Pasar Gunung Agung malam merupakan pemindahan pedagang ikan yang sebelumnya di Pasar Badung kini dipusatkan di tempat tersebut khusus malam hari.
Sementara, Pasar Cokro juga merupakan pemekaran Pasar Badung yang sebelumnya buka malam hari. Karena pasar Badung tidak lagi buka hingga malam, Pasar Cokro menjadi pusat pasar malam. "Pemekaran dua pasar, jadi 17 pasar sekarang. Nah, itu yang kami utamakan sekarang pemasangan e-Parkir karena potensinya bagus. Kalau bisa tahun ini kelimanya kita target selesaikan. Tapi anggarannya baru tiga alat dengan dana Rp 150 juta," ungkapnya.
Selain e-Parkir, Gus Kowi juga mengatakan sudah menggunakan e-Retribusi atau pungutan online. Ditarget September 2019 ini seluruh pasar yang dikelola PD Pasar akan menggunakan e-Retribusi untuk mempermudah pembayaran pedagang, sekaligus meminimalisir kebocoran. "Ini untuk mengoptimalkan sisi pendapatan. Jadi kami mencoba menerapkan sistem yang ada," imbuhnya.*mis
1
Komentar