Regu Polsek Karangasem Jawara Mebat
Panitia HUT ke-74 RI Kecamatan Karangasem menggelar lomba mebat di kantor camat setempat, Selasa (13/8).
AMLAPURA, NusaBali
Lomba mebat diikuti oleh 13 regu. Regu Polsek Karangasem yang langsung dipimpin Kapolsek Kompol I Nengah Berata ditetapkan sebagai juara pertama. Disusul regu Kelurahan Karangasem sebagai juara III. Sedangkan juara tahun lalu, regu Desa Bugbug harus puas di posisi ketiga. Tim juru didatangkan dari ICA (Indonesia Chef Association) BPC Karangasem.
Sekcam Karangasem selaku ketua panitia, Ida Bagus Eka Ananta Wijaya, mengatakan lomba diikuti 13 regu. Masing-masing 3 regu dari kelurahan, 8 regu dari desa, 1 regu dari BUMDes Kecamatan Karangasem, dan regu Polsek Karangasem. Setiap regu wajib membawa peralatan kompor, talenan, tempat manggang, katik sate, nampan (nare), pisau, golok, panci, dan peralatan lainnya. Bahan-bahan yang dibawa yakni daging dolong atau ayam, sayur-sayuran, dan bumbu.
Dikatakan, dewan juri dari ICA BPC Karangasem yakni I Gusti Lanang Kastawa, Made Suarka, dan I Nyoman Ardika, menegaskan kriteria penilaian mencakup ketepatan waktu mebat, cara penyajian, kenikmatan, jumlah kreasi atau olahan, dan kekompakan tiap regu yang beranggotakan enam orang. Perwakilan tiap regu wajib mempresentasikan hasil olahannya. Dewan juri mencoba setiap jenis masakan peserta untuk menentukan nilai.
Camat Karangasem, Cokorda Alit Surya Prabawa mengatakan, lomba mebat bertujuan melestarikan budaya Bali yang telah mentradisi turun temurun. “Menang kalah tetap bersyukur yang diakhiri magibung,” jelas Cokorda Alit Surya Prabawa. Para pemenang nantinya dapat trofi dan piagam yang dibagikan seusai apel HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Lapangan Kikopang, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem, Sabtu (17/8).
Perbekel Seraya Tengah I Wayan Patra Suarsa dan Perbekel Seraya Timur I Wayan Pertu mengatakan, lomba mebat sebagai ajang studi banding cara mebat dari masing-masing desa dan kelurahan. Kapolsek Karangasem Kompol I Nengah Berata mengatakan, regu Polsek Karangasem pesertanya paling unik, merupakan kumpulan tukang mebat yang sehari-hari anggota polisi dari beberapa desa. “Kami persatukan beberapa tukang ngebat dari beberapa desa, ternyata hasil olahannya dinyatakan yang terbaik mengalahkan juara bertahan Desa Bugbug,” jelas Kompol Berata. *k16
Sekcam Karangasem selaku ketua panitia, Ida Bagus Eka Ananta Wijaya, mengatakan lomba diikuti 13 regu. Masing-masing 3 regu dari kelurahan, 8 regu dari desa, 1 regu dari BUMDes Kecamatan Karangasem, dan regu Polsek Karangasem. Setiap regu wajib membawa peralatan kompor, talenan, tempat manggang, katik sate, nampan (nare), pisau, golok, panci, dan peralatan lainnya. Bahan-bahan yang dibawa yakni daging dolong atau ayam, sayur-sayuran, dan bumbu.
Dikatakan, dewan juri dari ICA BPC Karangasem yakni I Gusti Lanang Kastawa, Made Suarka, dan I Nyoman Ardika, menegaskan kriteria penilaian mencakup ketepatan waktu mebat, cara penyajian, kenikmatan, jumlah kreasi atau olahan, dan kekompakan tiap regu yang beranggotakan enam orang. Perwakilan tiap regu wajib mempresentasikan hasil olahannya. Dewan juri mencoba setiap jenis masakan peserta untuk menentukan nilai.
Camat Karangasem, Cokorda Alit Surya Prabawa mengatakan, lomba mebat bertujuan melestarikan budaya Bali yang telah mentradisi turun temurun. “Menang kalah tetap bersyukur yang diakhiri magibung,” jelas Cokorda Alit Surya Prabawa. Para pemenang nantinya dapat trofi dan piagam yang dibagikan seusai apel HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Lapangan Kikopang, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem, Sabtu (17/8).
Perbekel Seraya Tengah I Wayan Patra Suarsa dan Perbekel Seraya Timur I Wayan Pertu mengatakan, lomba mebat sebagai ajang studi banding cara mebat dari masing-masing desa dan kelurahan. Kapolsek Karangasem Kompol I Nengah Berata mengatakan, regu Polsek Karangasem pesertanya paling unik, merupakan kumpulan tukang mebat yang sehari-hari anggota polisi dari beberapa desa. “Kami persatukan beberapa tukang ngebat dari beberapa desa, ternyata hasil olahannya dinyatakan yang terbaik mengalahkan juara bertahan Desa Bugbug,” jelas Kompol Berata. *k16
1
Komentar