Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung Siapkan Braille Corner
Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) Abiyoso Cimahi mengadakan sosialisasi Braille Corner di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Badung, Rabu (14/8).
MANGUPURA, NusaBali
Sebagai tindak lanjut kegiatan tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung akan menyiapkan layanan tambahan khusus bagi penyandang disabilitas tuna netra.
Kedatangan tim sosialisasi disambut Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Badung Ni Wayan Kristiani didampingi Kabid Rehabilitasi Sosial AA Swandewi dan perwakilan perangkat daerah terkait. Hadir pada sosialisasi kemarin sebanyak 14 orang penyandang tuna netra dari masing-masing kecamatan di Badung.
Isep Sepriyan selaku Kepala BLBI (Balai Literasi Braille Indonesia) Abiyoso Cimahi, menyampaikan teknik-teknik dasar orientasi mobilitas (O & M) dalam melakukan pendampingan terhadap disabilitas netra. Menurutnya, tujuan diberikan pembelajaran O & M bagi para penyandang tuna netra adalah agar mereka dapat bergerak sesuai dengan tujuan dalam segala lingkungan, baik yang familiar/dikenal atau tidak familiar/tidak dikenal dengan aman, efisien, menyenangkan, dan kemandirian.
“Pembelajaran O & M harus dimulai dari apa yang diketahui penyandang tuna netra menuju apa yang belum diketahui, dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dari lingkungan yang sepi ke lingkungan yang ramai,” imbuhnya.
Ni Wayan Kristiani sangat mengapresiasi Balai Literasi Braille Indonesia Abiyoso Cimahi untuk mensosialisasikan braille corner di Kabupaten Badung. Menurutnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung sudah memiliki rencana untuk mewujudkan hal tersebut yang sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Hak Penyandang Disabilitas yang harus memperoleh aksesibilitas pelayanan publik dan memperoleh informasi dalam berbagai hal termasuk informasi bahan bacaan. Dengan kedatangan dan pendampingan yang diberikan tim pusat akan menambah semangat jajaran perpustakaan dan kearsipan Badung untuk membantu disabilitas netra agar bisa membaca dan menulis.
Ni Wayan Kristiani menyatakan pihaknya tidak ingin ada jarak antara penyandang disabilitas tuna netra dengan masyarakat normal. “Sejak awal saya tergelitik berbuat sesuatu agar dapat menuntun dan membantu penyandang disabilitas untuk belajar membaca dan menulis. Untuk itu ke depan akan dibentuk braille corner pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung guna mewujudkan kesetaraan dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sensorik netra melalui literasi Braille,” kata istri Wabup Badung, ini.
Diprogramkan pula membuat kelompok belajar braille bagi tuna netra termasuk melayani perpustakaan keliling bagi tuna netra. Juga akan menggandeng anggota Pertuni yang sudah bisa membaca dan menulis untuk diajak bergabung dan diajak berkeliling sebagai motivator bagi yang lain. *asa
Kedatangan tim sosialisasi disambut Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Badung Ni Wayan Kristiani didampingi Kabid Rehabilitasi Sosial AA Swandewi dan perwakilan perangkat daerah terkait. Hadir pada sosialisasi kemarin sebanyak 14 orang penyandang tuna netra dari masing-masing kecamatan di Badung.
Isep Sepriyan selaku Kepala BLBI (Balai Literasi Braille Indonesia) Abiyoso Cimahi, menyampaikan teknik-teknik dasar orientasi mobilitas (O & M) dalam melakukan pendampingan terhadap disabilitas netra. Menurutnya, tujuan diberikan pembelajaran O & M bagi para penyandang tuna netra adalah agar mereka dapat bergerak sesuai dengan tujuan dalam segala lingkungan, baik yang familiar/dikenal atau tidak familiar/tidak dikenal dengan aman, efisien, menyenangkan, dan kemandirian.
“Pembelajaran O & M harus dimulai dari apa yang diketahui penyandang tuna netra menuju apa yang belum diketahui, dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dari lingkungan yang sepi ke lingkungan yang ramai,” imbuhnya.
Ni Wayan Kristiani sangat mengapresiasi Balai Literasi Braille Indonesia Abiyoso Cimahi untuk mensosialisasikan braille corner di Kabupaten Badung. Menurutnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung sudah memiliki rencana untuk mewujudkan hal tersebut yang sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Hak Penyandang Disabilitas yang harus memperoleh aksesibilitas pelayanan publik dan memperoleh informasi dalam berbagai hal termasuk informasi bahan bacaan. Dengan kedatangan dan pendampingan yang diberikan tim pusat akan menambah semangat jajaran perpustakaan dan kearsipan Badung untuk membantu disabilitas netra agar bisa membaca dan menulis.
Ni Wayan Kristiani menyatakan pihaknya tidak ingin ada jarak antara penyandang disabilitas tuna netra dengan masyarakat normal. “Sejak awal saya tergelitik berbuat sesuatu agar dapat menuntun dan membantu penyandang disabilitas untuk belajar membaca dan menulis. Untuk itu ke depan akan dibentuk braille corner pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung guna mewujudkan kesetaraan dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sensorik netra melalui literasi Braille,” kata istri Wabup Badung, ini.
Diprogramkan pula membuat kelompok belajar braille bagi tuna netra termasuk melayani perpustakaan keliling bagi tuna netra. Juga akan menggandeng anggota Pertuni yang sudah bisa membaca dan menulis untuk diajak bergabung dan diajak berkeliling sebagai motivator bagi yang lain. *asa
Komentar