Desa Wisata Pinge Menawarkan Keaslian Budaya Sebagai Daya Tarik Utama
Dimulai dari keindahan alam hingga tradisinya, Desa Pinge menawarkan paket komplit bagi wisatawan yang berkunjung.
TABANAN, NusaBali.com
Kabupaten Tabanan, Bali, identik dengan julukannya yang melegenda sebagai bumi lumbung padi. Tak salah memang, sebagian besar masyarakatnya bekerja di bidang pertanian. Namun, selain itu Kabupaten Tabanan juga terkenal dengan wisata desa tradisionalnya. Sebut saja, Desa Wisata Jatiluwih, Desa Wisata Nyambu, dan tentu saja, Desa Wisata Pinge.
Desa yang terletak sekitar 17 kilometer utara Kota Tabanan ini terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Desa ini dapat dicapai setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil atau motor dari kota Denpasar.
Desa Pinge, sebagai desa wisata menawarkan beragam keaslian tradisi dan keindahan bentang alam desanya sebagai daya tarik utama wisatawan.
Bentang alam desa Pinge yang terletak di ketinggian 500 mdpl membuat desa ini memiliki hawa yang sejuk. Selain menyegarkan, hawa ini juga turut membantu pertumbuhan vegetasi yang menjadi komoditas utama desa Pinge, seperti biji kakao, beras, sayur-mayur, dan tak lupa, bunga yang digunakan sebagai sarana persembahyangan bagi umat Hindu.
Sebagai desa wisata, Desa Pinge sendiri menyediakan wisata trekking lengkap dengan pemandu bagi wisatawan yang berkunjung. Selain trekking, wisatawan juga dapat melihat-lihat bagian desa lainnya dan mengamati kegiatan para penduduk, mulai dari keseharian masyarakat sebagai petani, hingga aktifitas masyarakat lainnya , seperti kegiatan memasak yang masih menggunakan sarana tradisional seperti tungku dan kayu bakar, majejahitan, hingga aktifitas industry seperti pengrajin ukiran kayu.
Bahkan, jika wisatawan datang di hari-hari tertentu, seperti pada hari raya setempat atau hari ketika seorang warga memiliki sebuah acara hajatan, wisatawan akan menyaksikan langsung tradisi mebat yang masih berlangsung sampai sekarang, di mana para warga lelaki menggelar acara memasak makanan tradisional bersama-sama. Salah satu makanan yang paling banyak dibuat dalam tradisi mebat ini, apalagi kalau bukan sate lilit khas bali.
Pada hari-hari tertentu itu pula, masyarakat dapat menyaksikan langsung tarian tradisional asli Desa Pinge, yaitu Tari Bumbung Gebyog. Berbeda dengan tarian bali pada umumnya, tarian Bumbung Gebyog memiliki pakem-pakem atau aturan ngagem yang berbeda. Selain itu, alat musiknya pun lain dari pada yang lain. Musik pada tarian bumbung gebyog menggunakan dua bilah bambu yang ditubrukkan dengan pola-pola dan ritme tertentu secara serentak oleh seluruh anggota sekaa gong.
Dengan karakteristik tarian ini yang masih asli, maka tarian ini disakralkan oleh penduduk setempat dan hanya dipertunjukkan pada hari-hari suci tertentu di mana tarian tersebut hanya boleh ditampilkan di Pura setempat saja. Namun, untuk mengobati rasa penasaran para wisatawan asing, tarian ini memiliki satu versi yang merupakan gubahan dari versi asli, sehingga bisa ditampilkan sebagai pertunjukan hiburan. Sehingga, tarian bumbung gebyog yang asli masih terjaga kesuciannya.
Tapi jangan salah, wisatawan tidak hanya bisa menyaksikan tradisi-tradisi tersebut. Wisatawan yang penasaran dengan sensasi melakukan tradisi mebat atau penasaran dengan tarian-tarian bali bisa mencoba mengikuti kelas memasak makanan tradisional maupun kelas tari bali. Selain itu, wisatawan juga bisa ikut masyarakat memetik bunga langsung dari lahan pertanian.
Wisatawan yang berencana untuk tinggal beberapa hari di desa pinge juga tak perlu khawatir lagi soal tempat menginap. Di Desa Pinge sudah terdapat warga lokal yang menyewakan rumahnya sebagai homestay. Jadi wisatawan tak perlu jauh-jauh menginap di kota. Kalau bisa berkunjung dan tinggal sejenak untuk menikmati alam yang masih asri, kenapa tidak?
Bertambah lagi kan, stok tempat untuk dikunjungi saat liburan akhir minggu atau libur panjang selanjutnya? Keindahan budaya, keasrian alam, dan keramahan penduduknya merupakan kombinasi yang pas yang menjadikan tempat ini desa wisata yang patut dikunjungi saat liburan nanti. *
1
Komentar