Bayi 15 Bulan 'Tunggui' Ayahnya yang Sudah Membusuk
Seorang pria warga Perumahan Kaliwining Asri, Dusun Bedadung Kulon, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, ditemukan meninggal dalam kondisi membusuk.
JEMBER, NusaBali
Pria bernama Fauzi (40) itu diperkirakan sudah meninggal tiga hari sebelumnya. Ironisnya, di samping mayat pria ini ada anaknya yang masih berusia sekitar 15 bulan.
Fauzi ditemukan meninggal sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu (14/8), dalam kamar. Di sisi jenazah Fauzi, kondisi anak korban lemas karena beberapa hari tidak makan dan minum.
Selanjutnya, anak korban dilarikan ke Puskesmas untuk menjalani perawatan medis. Sementara mayat korban atas permintaan keluarga, dibawa ke RSUD dr Soebandi guna autopsi. Hal itu dilakukan guna mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Informasi di lapangan, terakhir kali korban masih berkomunikasi dengan tetangga pada malam Minggu (10/8) kemarin. "Malam Minggu kemarin korban sempat ngobrol dengan tetangga," ungkap Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo.
Sejak 3 hari terakhir ini, korban tidak pernah keluar rumah dan kondisi pintu terkunci. Warga mulai curiga setelah mencium aroma busuk dari rumah Fauzi. Kecurigaan warga bukannya tanpa alasan, karena selain 3 hari tak pernah keluar rumah, lampu rumah korban kondisinya selalu hidup. Warga sempat ada yang mengetuk pintu rumah korban dan memanggilnya beberapa kali. Namun panggilan itu tidak ada jawaban.
Akhirnya, warga melaporkan hal itu ke Polsek Rambipuji. Usai menerima laporan, polisi dengan didampingi ketua RT setempat mendobrak pintu. Setelah masuk ke dalam kamar, polisi menemukan korban sudah tak bernyawa dengan kondisi tubuh hitam membusuk. Posisi korban saat ditemukan telentang di atas kasur memakai sarung.
"Anaknya yang masih berusia 15 bulan ada di dalam kamar itu. Kondisinya lemas, karena dehidrasi selama beberapa hari tidak makan dan minum," kata Sutarjo.
Atas permintaan istri korban, mayat itu dibawa ke RSD dr Soebandi Jember untuk diautopsi. Sementara anak korban, dibawa ke puskesmas dan kondisinya berangsur membaik.
Menurut petugas ini, korban hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih balita itu. "Istrinya merantau ke Malaysia sudah sekitar 5 bulanan," katanya.
Dugaan sementara, korban meninggal karena sakit. "Itu hanya dugaan awal saja meninggalnya karena sakit. Tapi kita tunggu hasil autopsi saja, karena istrinya yang meminta untuk diautopsi," pungkasnya.
Peristiwa balita selama 3 hari tunggui jenazah ayahnya menimbulkan iba di masyarakat. Apalagi saat ditemukan warga, balita berusia itu sedang menangis sembari memeluk jenazah ayahnya. Kulit jenazah yang sudah menghitam, menempel di pipi dan pakaian anaknya.
"Memprihatinkan waktu ditemukan, pak polisi yang menggendong sampai menangis. Karena anak ini 3 hari tidak makan dan minum. Untung masih hidup," kata tetangga korban, Umi Kulsum, Kamis (15/8).
Wanita yang juga berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Rambipuji itu langsung memberikan pertolongan pertama kepada balita itu. Yakni memberi asupan makanan. *
Fauzi ditemukan meninggal sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu (14/8), dalam kamar. Di sisi jenazah Fauzi, kondisi anak korban lemas karena beberapa hari tidak makan dan minum.
Selanjutnya, anak korban dilarikan ke Puskesmas untuk menjalani perawatan medis. Sementara mayat korban atas permintaan keluarga, dibawa ke RSUD dr Soebandi guna autopsi. Hal itu dilakukan guna mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Informasi di lapangan, terakhir kali korban masih berkomunikasi dengan tetangga pada malam Minggu (10/8) kemarin. "Malam Minggu kemarin korban sempat ngobrol dengan tetangga," ungkap Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo.
Sejak 3 hari terakhir ini, korban tidak pernah keluar rumah dan kondisi pintu terkunci. Warga mulai curiga setelah mencium aroma busuk dari rumah Fauzi. Kecurigaan warga bukannya tanpa alasan, karena selain 3 hari tak pernah keluar rumah, lampu rumah korban kondisinya selalu hidup. Warga sempat ada yang mengetuk pintu rumah korban dan memanggilnya beberapa kali. Namun panggilan itu tidak ada jawaban.
Akhirnya, warga melaporkan hal itu ke Polsek Rambipuji. Usai menerima laporan, polisi dengan didampingi ketua RT setempat mendobrak pintu. Setelah masuk ke dalam kamar, polisi menemukan korban sudah tak bernyawa dengan kondisi tubuh hitam membusuk. Posisi korban saat ditemukan telentang di atas kasur memakai sarung.
"Anaknya yang masih berusia 15 bulan ada di dalam kamar itu. Kondisinya lemas, karena dehidrasi selama beberapa hari tidak makan dan minum," kata Sutarjo.
Atas permintaan istri korban, mayat itu dibawa ke RSD dr Soebandi Jember untuk diautopsi. Sementara anak korban, dibawa ke puskesmas dan kondisinya berangsur membaik.
Menurut petugas ini, korban hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih balita itu. "Istrinya merantau ke Malaysia sudah sekitar 5 bulanan," katanya.
Dugaan sementara, korban meninggal karena sakit. "Itu hanya dugaan awal saja meninggalnya karena sakit. Tapi kita tunggu hasil autopsi saja, karena istrinya yang meminta untuk diautopsi," pungkasnya.
Peristiwa balita selama 3 hari tunggui jenazah ayahnya menimbulkan iba di masyarakat. Apalagi saat ditemukan warga, balita berusia itu sedang menangis sembari memeluk jenazah ayahnya. Kulit jenazah yang sudah menghitam, menempel di pipi dan pakaian anaknya.
"Memprihatinkan waktu ditemukan, pak polisi yang menggendong sampai menangis. Karena anak ini 3 hari tidak makan dan minum. Untung masih hidup," kata tetangga korban, Umi Kulsum, Kamis (15/8).
Wanita yang juga berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Rambipuji itu langsung memberikan pertolongan pertama kepada balita itu. Yakni memberi asupan makanan. *
Komentar