UVJF 2019 Wujudkan Komitmen Less Waste Event
Ubud Village Jazz Festival yang puncaknya diselenggarakan pada 16-17 Agustus 2019, mewujudkan komitmen untuk membantu program pemerintah melalui pengelolaan Less Waste Event.
GIANYAR, NusaBali.com
Ubud Village Jazz Festival, ajang yang diperuntukkan bagi pecinta musik, utamanya musik dengan genre jazz secara resmi dibuka pada Jumat (16/8/2019). Event ini diikuti oleh kurang lebih 24 group musisi jazz Indonesia dan mancanegara yang akan tampil membawakan komposisi-komposisi jazz menawan. Namun dalam pelaksanaannya, UVJF tak hanya ajang tampil bagi para seniman musik ini, namun juga menjadi ajang edukasi untuk peka terhadap isu global dan kebijakan pemerintah daerah dan pusat.
UVJF 2019 pada kali ini, misalnya. Demi memenuhi komitmen UVJF untuk peka pada isu global dan juga untuk mendukung , pada kali ini UVJF menerapkan sistem pengelolaan sampah yang bersifat Less Waste Event, alias minim pengeluaran limbah yang utamanya tentu saja, limbah plastik.
Maka tak heran, bazaar yang terdiri dari stand-stand makanan khas nusantara ini tidak menyediakan makanan atau pun minuman dalam kemasan plastik sekali pakai sebagai pembungkus. Ada pun makanan dan minuman disajikan dengan menggunakan tyrofoam atau gelas kertas sebagai wadah.
Selain itu, pemandangan unik lainnya ada pada tempat sampah yang disediakan di beberapa titik di lokasi UVJF 2019 ini. Jika pemilahan tempat sampah pada umumnya sudah cukup dengan memilah antara sampah organik dan non-organik saja, maka pada UVJF 2019 yang berlokasi di Arma Museum & Resort ini memiliki tiga pemilahan sampah yang berbeda, antara plastik, limbah berbahan dasar kertas seperti gelas kertas dan tisu, dan sampah organik.
AA. Kt. Anom Darsana, salah satu founder acara Ubud Village Jazz Festival yang telah diadakan sejak tahun 2013 ini menyatakan, bahwa pengelolaan ini merupakan bentuk dukungan dari pemerintah terhadap terselenggaranya UVJF 2019. “Untuk tahun ini kita disupport oleh pemerintah, utamanya (Kementrian) Lingkungan Hidup dan Kehutanan di mana rencana kita untuk mengurangi plastik didukung pemerintah berupa bantuan tong sampah sejumlah 30 unit yang dipilah, yang kemudian akan diolah dan dijadikan kompos,” ujarnya.
Langkah ini dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai bentuk tindak lanjut atas kekhawatiran yang disebabkan oleh menumpuknya limbah plastik yang sulit untuk ditangani. Hal ini diungkapkan dalam sambutan Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan yang diwakili oleh Wartana
“Di satu TPA sampah, tercatat bahwa ada 133 truk sampah yang harus ditimbun dalam sehari. Jumlahnya bisa mencapai 8 ton. Jika kita kalikan dalam beberapa bulan, berapa banyak sampah yang muncul dan menyebabkan gangguan-gangguan lingkungan?” paparnya.
Maka dari itu, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Wartana berharap, bahwa di UVJF 2019 ini nantinya akan membantu mengedukasi masyarakat. “Nantinya diharapkan pengunjung akan dapat memilah sampah dengan baik sesuai dengan tempat yang disediakan yang dirancang untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya, sehingga sampah yang dihasilkan pada event ini akan lebih mudah utuk dikelola,”jelasnya.*yl
1
Komentar