Jembatan Tukad Junggul Batal Dibangun
Pembangunan jembatan Tukad Junggul di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem batal dibangun.
AMLAPURA, NusaBali
Pembangunan ini rencananya menggunakan dana PHR (Pajak Hotel dan Restoran) dari Pemkab Badung dengan anggaran Rp 1,5 miliar. Namun dana PHR Pemkab Badung tak kunjung cair.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengatakan kendati dana PHR Badung cair bulan September 2019, pembangunan jembatan di Tukad Junggul tidak mungkin dikerjakan. Alasannya, pembangunan harus melalui proses tender minimal berlangsung sebulan. Belum lagi menunggu ada sanggahan, selanjutnya realisasinya waktunya mepet, apalagi memasuki musim hujan. Setiap turun hujan, Tukad Junggul langganan banjir.
Tukad Junggul di kawasan rawan bencana (KRB III). Saat hujan di lereng Gunung Agung, air bah mengalir dan warga di Banjar Temukus kesulitan melintas. “Pembangunan jembatan di Tukad Junggul batal terealisasi, hambatannya baik secara teknis maupun non teknis,” ungkap Sutirtayasa, Minggu (18/8). Dinas PUPR berupaya membangun jembatan itu di tahun 2020 dengan melakukan tender lebih awal agar terhindar dari musim hujan.
Plh Sekda Karangasem, I Made Sujana Erawan membenarkan belum ada realisasi hibah bantuan PHR dari Pemkab Badung. “SK belum turun, berarti hibah bantuan itu belum terealisasi,” kata Sujana Erawan. Dikatakan, di Banjar Temukus ada dua sungai, memerlukan dua jembatan masing-masing di Tukad Junggul dan Tukad Dedari. Tukad Junggul menghubungkan Objek Wisata Edelweiss ke pemukiman Banjar Temukus. Sedangkan Tukad Dedari menghubungkan warga dari Banjar Temukus menuju Pura Tunggul Besi.
Warga yang hendak ke Pura Tunggul Besi melintas menggunakan jembatan darurat dari bambu. Saat hujan turun sering terjadi banjir besar, warga waswas melintas di jembatan bambu. Kelian Banjar Temukus, I Wayan Sudiana, mengakui di Tukad Junggul sering banjir. “Warga sangat berharap ada jembatan untuk memudahkan melintas terutama di musim hujan,” katanya. *k16
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengatakan kendati dana PHR Badung cair bulan September 2019, pembangunan jembatan di Tukad Junggul tidak mungkin dikerjakan. Alasannya, pembangunan harus melalui proses tender minimal berlangsung sebulan. Belum lagi menunggu ada sanggahan, selanjutnya realisasinya waktunya mepet, apalagi memasuki musim hujan. Setiap turun hujan, Tukad Junggul langganan banjir.
Tukad Junggul di kawasan rawan bencana (KRB III). Saat hujan di lereng Gunung Agung, air bah mengalir dan warga di Banjar Temukus kesulitan melintas. “Pembangunan jembatan di Tukad Junggul batal terealisasi, hambatannya baik secara teknis maupun non teknis,” ungkap Sutirtayasa, Minggu (18/8). Dinas PUPR berupaya membangun jembatan itu di tahun 2020 dengan melakukan tender lebih awal agar terhindar dari musim hujan.
Plh Sekda Karangasem, I Made Sujana Erawan membenarkan belum ada realisasi hibah bantuan PHR dari Pemkab Badung. “SK belum turun, berarti hibah bantuan itu belum terealisasi,” kata Sujana Erawan. Dikatakan, di Banjar Temukus ada dua sungai, memerlukan dua jembatan masing-masing di Tukad Junggul dan Tukad Dedari. Tukad Junggul menghubungkan Objek Wisata Edelweiss ke pemukiman Banjar Temukus. Sedangkan Tukad Dedari menghubungkan warga dari Banjar Temukus menuju Pura Tunggul Besi.
Warga yang hendak ke Pura Tunggul Besi melintas menggunakan jembatan darurat dari bambu. Saat hujan turun sering terjadi banjir besar, warga waswas melintas di jembatan bambu. Kelian Banjar Temukus, I Wayan Sudiana, mengakui di Tukad Junggul sering banjir. “Warga sangat berharap ada jembatan untuk memudahkan melintas terutama di musim hujan,” katanya. *k16
Komentar