Sarang Walet Diupayakan Tembus China
Potensi pasar di China besar. Ketatnya protokol ekspor ke China yang kini berupaya ditembus oleh sarang wallet dari Bali.
DENPASAR, NusaBali
Bali tidak hanya terkenal dengan komoditas kerajinan atau handicraft, tekstil, buah-buahan atau produk hortikultura sebagai komoditas ekspor. Tetapi juga ada komoditas lain yang tak kalah seksi, yakni, sarang walet.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Putu Terunanegara mengatakan sarang walet merupakan merupakan salah satu komoditas ekspor dari Bali. Beberapa negara di kawasan Asia menjadi tujuan ekspor sarang walet. Di antaranya Hongkong, Australia, dan Singapura. "Hanya ke China yang belum," papar Terunanegara didampingi Kasi Karantina Hewan Gde Widiarsa Putra, Senin (19/8).
Belum berhasilnya ekspor sarang walet ke China, karena ketatnya protokol ekspor ke negeri Tirai Bambu tersebut. Tidak hanya dokumennya yang harus lengkap, namun rumah atau tempat budidaya sarang walet harus teregistrasi. "Memang agak ketat protokolnya untuk ke China ini, " ujarnya.
Padahal, menurut Terunanegara banyak wisatawan China yang datang berwisata ke Bali, yang berminat membeli sarang walet dalam bentuk tentengan kecil. Namun pihak China tidak membolehkan. Semua harus teregistrasi, plus dengan huruf China.
Pihak karantina mengaku sedang melakukan upaya penjajagan dan lobi, agar persyaratan protokol ekspor sarang walet bisa diperlonggar. "Sehingga dalam bentuk tentengan bisa dibawa wisatawan," tambah Widiarsa Putra.
Sumber atau asal sarang walet yang diekspor dari Bali, berasal dari beberapa tempat produksi sarang walet. Untuk di Bali antara lain dari Buleleng. Sedang dari luar daerah di antaranya NTB dan NTT. Juga sarang walet dari Kalimantan dan Sumatera banyak diekspor melalui Bali.
Sebelumnya Sutikno, salah seorang eksportir sarang walet menyatakan produksi sarang walet cukup melimpah. Hongkong dan Singapura, merupakan dua pasar tujuan ekspor. "Salah satunya digunakan untuk sup," ujar Sutikno tentang manfaat sarang walet. Dari pantauan harga sarang walet cukup fantastis. Per kilogramnya bisa tembus Rp 30 juta. *k17
Bali tidak hanya terkenal dengan komoditas kerajinan atau handicraft, tekstil, buah-buahan atau produk hortikultura sebagai komoditas ekspor. Tetapi juga ada komoditas lain yang tak kalah seksi, yakni, sarang walet.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Putu Terunanegara mengatakan sarang walet merupakan merupakan salah satu komoditas ekspor dari Bali. Beberapa negara di kawasan Asia menjadi tujuan ekspor sarang walet. Di antaranya Hongkong, Australia, dan Singapura. "Hanya ke China yang belum," papar Terunanegara didampingi Kasi Karantina Hewan Gde Widiarsa Putra, Senin (19/8).
Belum berhasilnya ekspor sarang walet ke China, karena ketatnya protokol ekspor ke negeri Tirai Bambu tersebut. Tidak hanya dokumennya yang harus lengkap, namun rumah atau tempat budidaya sarang walet harus teregistrasi. "Memang agak ketat protokolnya untuk ke China ini, " ujarnya.
Padahal, menurut Terunanegara banyak wisatawan China yang datang berwisata ke Bali, yang berminat membeli sarang walet dalam bentuk tentengan kecil. Namun pihak China tidak membolehkan. Semua harus teregistrasi, plus dengan huruf China.
Pihak karantina mengaku sedang melakukan upaya penjajagan dan lobi, agar persyaratan protokol ekspor sarang walet bisa diperlonggar. "Sehingga dalam bentuk tentengan bisa dibawa wisatawan," tambah Widiarsa Putra.
Sumber atau asal sarang walet yang diekspor dari Bali, berasal dari beberapa tempat produksi sarang walet. Untuk di Bali antara lain dari Buleleng. Sedang dari luar daerah di antaranya NTB dan NTT. Juga sarang walet dari Kalimantan dan Sumatera banyak diekspor melalui Bali.
Sebelumnya Sutikno, salah seorang eksportir sarang walet menyatakan produksi sarang walet cukup melimpah. Hongkong dan Singapura, merupakan dua pasar tujuan ekspor. "Salah satunya digunakan untuk sup," ujar Sutikno tentang manfaat sarang walet. Dari pantauan harga sarang walet cukup fantastis. Per kilogramnya bisa tembus Rp 30 juta. *k17
1
Komentar