PLTM Muara Digerudug Warga Sambangan
Tambah Suplai Air dari Tukad Banyumala
SINGARAJA, NusaBali
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Muara, Selasa (20/8) mendapat ‘kunjungan mendadak’ oleh sekitar 20 warga Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Warga minta penjelasan soal rencana pengambilan debit air Tukad Banyumala yang selama ini dimanfaatkan untuk PAM Desa dan juga sumber air terjun Sambangan.
Rombongan dipimpin Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Giri Artha Desa Sambangan Gede Feriawan. Dia mengatakan, kedatangannya bersama warga dimaksudkan untuk mendapat penjelasan detail dari PLTM Muara terkait hal tersebut. Mereka pun mengaku khawatir jika rencana pengambilan air dari Tukad Banyumala itu akan berpengaruh pada sumber penghidupan air bersih PAM Desa Sambangan, termasuk air yang mengalir di wisata air terjun Sambangan.
“Secara teknis, kami kurang tahu mekanismenya seperti apa. Karena informasi dan sosialisasi pada warga juga belum ada,” jelas Feriawan. Setelah mendapat penjelasan pihaknya pun mengaku akan melakukan kajian dan akan merembugkan untuk keputusan dari warga tiga hari kedepan bersama dengan aparat desa.
Dari PLTM Muara, diwakili oleh Bagian Humas Nyoman Sumerta mengatakan pengambilan air dari Tukad Banyumala tak akan memengaruhi debit air yang mengalir ke bawah. Air yang mengalir dari wilayah Banjar Dinas Banjar Anyar, Desa Sambangan itu hanya dialihkan sementara untuk memutar turbin agar dapat menghasilkan listrik. Setelah itu akan dikembalikan ke aliran Tukad Banyumala kembali. Sehingga diyakinkan tidak akan mengurangi debit air yang mengalir dan mengganggu ketersediaan air di Sambangan selama ini. “Kami menjual listrik tidak menjual air. Air itu hanya untuk menambah debit air untuk menggerakkan turbin, karena musim kemarau ini suplai air dari Subak Cengana, Desa Panji debitnya terus menurun drastic, curah hujan juga rendah sehingga kami perlu menambah sumber baru,” jelas Sumerta. Dirinya pun memastikan air yang dipakai menggerakkan turbin tak akan mengalami penurunan kualitas, karena PLTM masih berkomitmen menghasilkan listrik dengan energi terbarukan.
Ditambahkan, sejauh ini PLTM yang sudah beroperasi dua tahun terakhir minimal harus menghasilkan 500 kilowatt listrik. Pada musim hujan, biasanya listrik yang dihasilkan bisa mencapai 1,5 megawatt. Namun kini di musim kemarau, listrik yang dihasilkan tinggal 700 kilowatt. Bahkan terus menunjukkan penurunan, karena debit air yang mengalir terus menurun.*k23
Rombongan dipimpin Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Giri Artha Desa Sambangan Gede Feriawan. Dia mengatakan, kedatangannya bersama warga dimaksudkan untuk mendapat penjelasan detail dari PLTM Muara terkait hal tersebut. Mereka pun mengaku khawatir jika rencana pengambilan air dari Tukad Banyumala itu akan berpengaruh pada sumber penghidupan air bersih PAM Desa Sambangan, termasuk air yang mengalir di wisata air terjun Sambangan.
“Secara teknis, kami kurang tahu mekanismenya seperti apa. Karena informasi dan sosialisasi pada warga juga belum ada,” jelas Feriawan. Setelah mendapat penjelasan pihaknya pun mengaku akan melakukan kajian dan akan merembugkan untuk keputusan dari warga tiga hari kedepan bersama dengan aparat desa.
Dari PLTM Muara, diwakili oleh Bagian Humas Nyoman Sumerta mengatakan pengambilan air dari Tukad Banyumala tak akan memengaruhi debit air yang mengalir ke bawah. Air yang mengalir dari wilayah Banjar Dinas Banjar Anyar, Desa Sambangan itu hanya dialihkan sementara untuk memutar turbin agar dapat menghasilkan listrik. Setelah itu akan dikembalikan ke aliran Tukad Banyumala kembali. Sehingga diyakinkan tidak akan mengurangi debit air yang mengalir dan mengganggu ketersediaan air di Sambangan selama ini. “Kami menjual listrik tidak menjual air. Air itu hanya untuk menambah debit air untuk menggerakkan turbin, karena musim kemarau ini suplai air dari Subak Cengana, Desa Panji debitnya terus menurun drastic, curah hujan juga rendah sehingga kami perlu menambah sumber baru,” jelas Sumerta. Dirinya pun memastikan air yang dipakai menggerakkan turbin tak akan mengalami penurunan kualitas, karena PLTM masih berkomitmen menghasilkan listrik dengan energi terbarukan.
Ditambahkan, sejauh ini PLTM yang sudah beroperasi dua tahun terakhir minimal harus menghasilkan 500 kilowatt listrik. Pada musim hujan, biasanya listrik yang dihasilkan bisa mencapai 1,5 megawatt. Namun kini di musim kemarau, listrik yang dihasilkan tinggal 700 kilowatt. Bahkan terus menunjukkan penurunan, karena debit air yang mengalir terus menurun.*k23
1
Komentar