Perbaikan Gedung Dimulai, Anggaran Capai Rp 279 Juta
Tim Disdikpora Badung Tinjau SDN 1 Ungasan, Kuta Selatan
MANGUPURA, NusaBali
Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, yang mengalami kerusakan akibat diguncang gempa pada Selasa (16/7) lalu, akhirnya akan diperbaiki. Rencananya, proyek perbaikan dimulai, Rabu (21/8), dan ditargetkan rampung dalam dua bulan ke depan. Untuk perbaikan itu, Pemkab Badung menggelontorkan anggaran sebesar Rp 279.000.000.
Kepala Bidang Gedung dan Sarana Disdikpora Kabupaten Badung I Putu Robby Widya Arsana, menuturkan bahwa timnya turun ke lapangan bersama konsultan proyek untuk melakukan pemantauan ke SDN 1 Ungasan yang terletak di Jalan Bali Cliff, Ungasan, Kuta Selatan. Hal ini dilakukan agar pihak konsultan dalam hal ini CV Tiara Bali Utama memeriksa sebelum dilakukan pengerjaan yang rencananya dimulai pada Rabu (21/8) hari ini. Dalam proses perbaikan sekolah itu, pihaknya berharap pihak ketiga yakni CV Tiara Bali Utama menuntaskan pekerjaan dalam rentang waktu dua bulan. “Untuk hari ini (kemarin) kami lakukan pengecekan sebelum pengerjaan. Kami ajak juga konsultan agar melihat kondisi di lapangan serta gedung yang nantinya akan dikerjakan,” ungkap Widya Arsana saat ditemui sejumlah wartawan, Selasa (20/8) siang.
Diakuinya, dalam pengerjaan SDN 1 Ungasan yang terdampak gempa bumi itu, Pemkab Badung menganggarkan dana sebesar Rp 279 juta untuk perbaikan atap, plafon, serta konstruksi pada bagian ruangan guru dan ruang kelas. Dalam penanganan ini, pihaknya akan memperbaiki bangunan yang mengalami kerusakan, agar secepatnya kegiatan belajar mengajar sebanyak 317 orang murid di sekolah tersebut kembali berjalan dengan baik.
“Karena ini masuk penanganan darurat, makanya kami perbaiki dahulu yang mengalami kerusakan. Tentu harapannya agar kegiatan belajar mengajar kembali seperti sediakala,” kata Widya Arsana.
Bahkan Widya Arsana langsung menginstruksikan ke konsultan untuk langsung melakukan pengerjaan. Pasalnya, segala bentuk keperluan di lapangkan dan juga anggaran sudah siap. Sehingga, dia mengharapkan agar segera mulai dilakukan pengerjaan. “Gambar sudah siap, anggaran sudah siap, saya instruksikan besok (hari ini) sudah mulai kerja dan harus selesai dalam dua bulan. Berani nggak? Kalau tidak berani, akan saya ganti,” tandasnya kepada konsultan proyek dari CV Tiara Bali Utama.
Ditanyai soal sorotan dari Komite Sekolah soal lambannya penanganan sekolah itu, Widya Arsana menampik hal itu. Pasalnya, ada beberapa prosedur yang harus dilalui, apalagi ini menyangkut penggunaan uang negara. Sehingga harus hati-hati dan memilah agar di kemudian hari tidak menjadi masalah baru.
“Kalau dibilang lamban tidak benar. Sekarang saya jelaskan, semua harus melalui proses. Karena menggunakan uang negara. Makanya begitu datang dari LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) saya langsung memilah mana yang harus dikerjakan. Karena jika yang tidak termasuk fase darurat dikerjakan akan salah. Jadi proses ini harus dipahami, kami harus hati-hati dan tidak mau salah langkah,” urainya.
Di lokasi yang sama, konsultan proyek dari CV Tiara Bali Utama I Wayan Parta, menanggapi tantangan pengerjaan secepatnya, menyatakan siap dan akan menyelesaikan sesuai target yang ditetapkan. Dari pengecekan yang dilakukan ada beberapa perbaikan yang akan dilakukan, di antaranya perbaikan genting, plafon, serta konstruksi. “Kalau waktu dua bulan cukup untuk menyelesaikannya. Setelah saya cek yang perlu diperbaiki untuk gedung lantai II itu pada bagian genting dan plafonnya ada yang jebol. Sedangkan untuk ruang guru dan ruang kelas, konstruksinya harus diperbaiki,” imbuhnya.
Akibat gedung sekolah rusak, sebanyak 317 murid SDN I Ungasan, saat ini mengikuti kegiatan belajar mengajar di dua sekolah berbeda, SDN 3 dan SDN 4 Ungasan. Pihak Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Badung membagi murid dengan kategori tertentu. Untuk murid kelas I hingga kelas IV, difokuskan di SDN 3 Ungasan dengan menggunakan 7 ruangan. Sementara, untuk kelas V dan VI difokuskan di SDN 4 Ungasan dengan menggunakan 4 ruangan. Terkait jam belajar, seluruh murid SDN 1 Ungasan mulai belajar dari pukul 12.30 Wita dan pulang pukul 18.00 Wita.
Kepala Sekolah SDN 4 Ungasan Ni Made Sriyani, mengemukakan pihaknya mengatur jadwal yang baik agar tidak ada yang dikorbankan dalam proses belajar mengajar. Untuk di SDN 4, murid yang berasal dari SDN 1 menggunakan ruangan kelas I dan II. Sehingga, untuk murid kelas I dan II SDN 4 hanya mengikuti proses belajar hingga pukul 12.00 Wita, kemudian siang hingga sore, ruang kelas dipakai murid dari SDN 1.
“Kalau yang di sini (SDN 4 Ungasan) ada 4 ruangan yang digunakan. Untuk kelas V menggunakan dua ruang, masing-masing berisi 25 murid. Sementara untuk kelas VI masing-masing 33 dan 34 murid,” bebernya saat ditemui di SDN 4 Ungasan, Rabu (7/8) siang.
Diakuinya, sebelum adanya penggunaan ruangan oleh SDN 1 Ungasan, murid kelas I dan II di SDN 4 sekolah hingga pukul 13.15 Wita. Namun, setelah mendapat arahan dan koordinasi dengan pihak Disdikpora Badung, disepakati murid kelas I dan II belajar hingga pukul 12.00 Wita.
“Kalau keseluruhan murid (SDN 1 Ungasan) yang ada di sini sebanyak 117 siswa. Kalau di SDN 3 kemungkinan besar lebih karena ada 7 rombongan belajar di sana,” katanya.
Ditanyai terkait jangka waktu, dia juga tidak bisa memastikan. Pasalnya, untuk membangun atau merenovasi sekolah itu memerlukan waktu lama. Sehingga besar kemungkinan bahwa murid SDN 1 akan tetap melakukan aktivitas belajar mengajar alias nebeng ruangan hingga sekolah selesai diperbaiki. *dar
Kepala Bidang Gedung dan Sarana Disdikpora Kabupaten Badung I Putu Robby Widya Arsana, menuturkan bahwa timnya turun ke lapangan bersama konsultan proyek untuk melakukan pemantauan ke SDN 1 Ungasan yang terletak di Jalan Bali Cliff, Ungasan, Kuta Selatan. Hal ini dilakukan agar pihak konsultan dalam hal ini CV Tiara Bali Utama memeriksa sebelum dilakukan pengerjaan yang rencananya dimulai pada Rabu (21/8) hari ini. Dalam proses perbaikan sekolah itu, pihaknya berharap pihak ketiga yakni CV Tiara Bali Utama menuntaskan pekerjaan dalam rentang waktu dua bulan. “Untuk hari ini (kemarin) kami lakukan pengecekan sebelum pengerjaan. Kami ajak juga konsultan agar melihat kondisi di lapangan serta gedung yang nantinya akan dikerjakan,” ungkap Widya Arsana saat ditemui sejumlah wartawan, Selasa (20/8) siang.
Diakuinya, dalam pengerjaan SDN 1 Ungasan yang terdampak gempa bumi itu, Pemkab Badung menganggarkan dana sebesar Rp 279 juta untuk perbaikan atap, plafon, serta konstruksi pada bagian ruangan guru dan ruang kelas. Dalam penanganan ini, pihaknya akan memperbaiki bangunan yang mengalami kerusakan, agar secepatnya kegiatan belajar mengajar sebanyak 317 orang murid di sekolah tersebut kembali berjalan dengan baik.
“Karena ini masuk penanganan darurat, makanya kami perbaiki dahulu yang mengalami kerusakan. Tentu harapannya agar kegiatan belajar mengajar kembali seperti sediakala,” kata Widya Arsana.
Bahkan Widya Arsana langsung menginstruksikan ke konsultan untuk langsung melakukan pengerjaan. Pasalnya, segala bentuk keperluan di lapangkan dan juga anggaran sudah siap. Sehingga, dia mengharapkan agar segera mulai dilakukan pengerjaan. “Gambar sudah siap, anggaran sudah siap, saya instruksikan besok (hari ini) sudah mulai kerja dan harus selesai dalam dua bulan. Berani nggak? Kalau tidak berani, akan saya ganti,” tandasnya kepada konsultan proyek dari CV Tiara Bali Utama.
Ditanyai soal sorotan dari Komite Sekolah soal lambannya penanganan sekolah itu, Widya Arsana menampik hal itu. Pasalnya, ada beberapa prosedur yang harus dilalui, apalagi ini menyangkut penggunaan uang negara. Sehingga harus hati-hati dan memilah agar di kemudian hari tidak menjadi masalah baru.
“Kalau dibilang lamban tidak benar. Sekarang saya jelaskan, semua harus melalui proses. Karena menggunakan uang negara. Makanya begitu datang dari LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) saya langsung memilah mana yang harus dikerjakan. Karena jika yang tidak termasuk fase darurat dikerjakan akan salah. Jadi proses ini harus dipahami, kami harus hati-hati dan tidak mau salah langkah,” urainya.
Di lokasi yang sama, konsultan proyek dari CV Tiara Bali Utama I Wayan Parta, menanggapi tantangan pengerjaan secepatnya, menyatakan siap dan akan menyelesaikan sesuai target yang ditetapkan. Dari pengecekan yang dilakukan ada beberapa perbaikan yang akan dilakukan, di antaranya perbaikan genting, plafon, serta konstruksi. “Kalau waktu dua bulan cukup untuk menyelesaikannya. Setelah saya cek yang perlu diperbaiki untuk gedung lantai II itu pada bagian genting dan plafonnya ada yang jebol. Sedangkan untuk ruang guru dan ruang kelas, konstruksinya harus diperbaiki,” imbuhnya.
Akibat gedung sekolah rusak, sebanyak 317 murid SDN I Ungasan, saat ini mengikuti kegiatan belajar mengajar di dua sekolah berbeda, SDN 3 dan SDN 4 Ungasan. Pihak Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Badung membagi murid dengan kategori tertentu. Untuk murid kelas I hingga kelas IV, difokuskan di SDN 3 Ungasan dengan menggunakan 7 ruangan. Sementara, untuk kelas V dan VI difokuskan di SDN 4 Ungasan dengan menggunakan 4 ruangan. Terkait jam belajar, seluruh murid SDN 1 Ungasan mulai belajar dari pukul 12.30 Wita dan pulang pukul 18.00 Wita.
Kepala Sekolah SDN 4 Ungasan Ni Made Sriyani, mengemukakan pihaknya mengatur jadwal yang baik agar tidak ada yang dikorbankan dalam proses belajar mengajar. Untuk di SDN 4, murid yang berasal dari SDN 1 menggunakan ruangan kelas I dan II. Sehingga, untuk murid kelas I dan II SDN 4 hanya mengikuti proses belajar hingga pukul 12.00 Wita, kemudian siang hingga sore, ruang kelas dipakai murid dari SDN 1.
“Kalau yang di sini (SDN 4 Ungasan) ada 4 ruangan yang digunakan. Untuk kelas V menggunakan dua ruang, masing-masing berisi 25 murid. Sementara untuk kelas VI masing-masing 33 dan 34 murid,” bebernya saat ditemui di SDN 4 Ungasan, Rabu (7/8) siang.
Diakuinya, sebelum adanya penggunaan ruangan oleh SDN 1 Ungasan, murid kelas I dan II di SDN 4 sekolah hingga pukul 13.15 Wita. Namun, setelah mendapat arahan dan koordinasi dengan pihak Disdikpora Badung, disepakati murid kelas I dan II belajar hingga pukul 12.00 Wita.
“Kalau keseluruhan murid (SDN 1 Ungasan) yang ada di sini sebanyak 117 siswa. Kalau di SDN 3 kemungkinan besar lebih karena ada 7 rombongan belajar di sana,” katanya.
Ditanyai terkait jangka waktu, dia juga tidak bisa memastikan. Pasalnya, untuk membangun atau merenovasi sekolah itu memerlukan waktu lama. Sehingga besar kemungkinan bahwa murid SDN 1 akan tetap melakukan aktivitas belajar mengajar alias nebeng ruangan hingga sekolah selesai diperbaiki. *dar
Komentar