NCPI Siap Bari Masukan dan Solusi Persoalan Pariwisata
Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) siap mengawal dan memberikan masukan serta solusi terkait isu strategis yang menghambat pariwisata Indonesia kepada Presiden.
DENPASAR, NusaBali
Tujuannya untuk menjaga pariwisata yang berkelanjutan, yang muara akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat
Ketua DPP Nawa Cita Pariwisata Indonesia I Gusti Kade Sutawa, mengatakan hal tersebut usai mengukuhkan DPW Nawa Cita Provinsi Bali 2019-2024 di The Inna Heritage Hotel, Denpasar, Selasa (20/8). Kata Kade Sutawa, salah satu isu strategis sekarang diantaranya menyangkut tiket pesawat. Hal ini berkaitan dengan tingkat kunjungan wisatawan yang menurun. “Adalah tidak mungkin membicarakan kemajuan pariwisata, dengan mengabaikan harga tiket pesawat yang mahal,” ujarnya. Tegasnya, mahalnya harga tiket pesawat, benar- benar berimbas pada industri pariwisata. Persoalan inilah yang akan dianalisa, kemudian dicarikan solusinya untuk disampaikan kepada Presiden Jokowi.
“Mungkin saja tiket penerbangan luar negeri murah. Tetapi wisatawan berkeliling di Indonesia menjadi lebih mahal,” ungkapnya menyebut salah satu contoh. Kondisi ini, kata dia, tentu menggangu industri pariwisata. “Persoalan tiket mahal itulah yang urgent untuk dibahas dan dicarikan solusinya,” ujarnya. “Sebagai tink tanknya pariwisata NCPI tak hanya memberi masukan, tetapi juga menawarkan solusi,” imbuhnya.
Khusus untuk di Bali, kata dia, selain tiket pesawat, persoalan atau isu lain yang urgent diantaranya infrastruktur dan persoalan sampah. Menurut Kade Sutawa, pemerataan infrastruktur atau akses, mesti dilakukan untuk mendukung keberimbangan perkembangan di Bali selatan dan Bali utara. “Dengan demikian pariwisata tidak numplek di Bali selatan saja,” ujarnya.
Selain itu, mengenai percepatan akses dari Bali barat menuju timur. Menurutnya, lalu lintas yang sering krodit di jalur utama Bali barat menuju Bali bagian timur, juga merupakan persoalan yang harus dituntaskan dengan pembangunan infrastruktur. “Kadang macet sampai 6 jam,” ujar tokoh pariwisata asal Jembrana ini. Kata dia, persoalan-persoalan inilah yang harus dtuntaskan dan dicarikan solusinya, untuk membangun pariwisata berkelanjutan.
Sementara Ketua DPW NCPI Bali, Agus Maha Usadha, mengatakan pariwisata Bali harus tetap berjalan pada karakternya yakni pariwisata budaya. Karena budaya itulah, yang membedakan Bali dengan daerah atau tempat lainnya. Bagaimana kehidupan masyarakat Bali yang akrab dengan berbagai kegiatan dan praktik agama dan adat. “Itulah yang khas dari Bali, sehingga tetap menarik wisatawan,” katanya.
Untuk itu, kepentingan stakeholder kepariwisataan, tegas Agus Maha Usadha, harus sesuai dengan daya dukung Bali. Daya dukung tersebut diantaranya bagaimana dengan perkembangan infrastruktur yang mesti memadai.Terkait itu, dia menyebut kemacetan atau krodit lalin yang sering terjadi, merupakan persoalan yang mesti mendapat atensi. Termasuk juga masalah sampah. “Kedepan persoalan air juga harus mendapat perhatian. Karena bukan tidak mungkin menjadi persoalan nanti,” ujarnya. Agus Maha Usadha juga menyinggung kunjungan wisatawan Bali yang berdasarkan data BPS mengalami penurunan belakangan ini. Padahal biasanya, kunjungan wisatawan ke Bali meningkat. “Karena itu harus ada upaya-upaya konkret dari pemerintah dengan melibatkan komponen pariwisata, untuk memulihkan kunjungan wisatawan,” ujarnya. *k17
Ketua DPP Nawa Cita Pariwisata Indonesia I Gusti Kade Sutawa, mengatakan hal tersebut usai mengukuhkan DPW Nawa Cita Provinsi Bali 2019-2024 di The Inna Heritage Hotel, Denpasar, Selasa (20/8). Kata Kade Sutawa, salah satu isu strategis sekarang diantaranya menyangkut tiket pesawat. Hal ini berkaitan dengan tingkat kunjungan wisatawan yang menurun. “Adalah tidak mungkin membicarakan kemajuan pariwisata, dengan mengabaikan harga tiket pesawat yang mahal,” ujarnya. Tegasnya, mahalnya harga tiket pesawat, benar- benar berimbas pada industri pariwisata. Persoalan inilah yang akan dianalisa, kemudian dicarikan solusinya untuk disampaikan kepada Presiden Jokowi.
“Mungkin saja tiket penerbangan luar negeri murah. Tetapi wisatawan berkeliling di Indonesia menjadi lebih mahal,” ungkapnya menyebut salah satu contoh. Kondisi ini, kata dia, tentu menggangu industri pariwisata. “Persoalan tiket mahal itulah yang urgent untuk dibahas dan dicarikan solusinya,” ujarnya. “Sebagai tink tanknya pariwisata NCPI tak hanya memberi masukan, tetapi juga menawarkan solusi,” imbuhnya.
Khusus untuk di Bali, kata dia, selain tiket pesawat, persoalan atau isu lain yang urgent diantaranya infrastruktur dan persoalan sampah. Menurut Kade Sutawa, pemerataan infrastruktur atau akses, mesti dilakukan untuk mendukung keberimbangan perkembangan di Bali selatan dan Bali utara. “Dengan demikian pariwisata tidak numplek di Bali selatan saja,” ujarnya.
Selain itu, mengenai percepatan akses dari Bali barat menuju timur. Menurutnya, lalu lintas yang sering krodit di jalur utama Bali barat menuju Bali bagian timur, juga merupakan persoalan yang harus dituntaskan dengan pembangunan infrastruktur. “Kadang macet sampai 6 jam,” ujar tokoh pariwisata asal Jembrana ini. Kata dia, persoalan-persoalan inilah yang harus dtuntaskan dan dicarikan solusinya, untuk membangun pariwisata berkelanjutan.
Sementara Ketua DPW NCPI Bali, Agus Maha Usadha, mengatakan pariwisata Bali harus tetap berjalan pada karakternya yakni pariwisata budaya. Karena budaya itulah, yang membedakan Bali dengan daerah atau tempat lainnya. Bagaimana kehidupan masyarakat Bali yang akrab dengan berbagai kegiatan dan praktik agama dan adat. “Itulah yang khas dari Bali, sehingga tetap menarik wisatawan,” katanya.
Untuk itu, kepentingan stakeholder kepariwisataan, tegas Agus Maha Usadha, harus sesuai dengan daya dukung Bali. Daya dukung tersebut diantaranya bagaimana dengan perkembangan infrastruktur yang mesti memadai.Terkait itu, dia menyebut kemacetan atau krodit lalin yang sering terjadi, merupakan persoalan yang mesti mendapat atensi. Termasuk juga masalah sampah. “Kedepan persoalan air juga harus mendapat perhatian. Karena bukan tidak mungkin menjadi persoalan nanti,” ujarnya. Agus Maha Usadha juga menyinggung kunjungan wisatawan Bali yang berdasarkan data BPS mengalami penurunan belakangan ini. Padahal biasanya, kunjungan wisatawan ke Bali meningkat. “Karena itu harus ada upaya-upaya konkret dari pemerintah dengan melibatkan komponen pariwisata, untuk memulihkan kunjungan wisatawan,” ujarnya. *k17
1
Komentar