Polisi Sambangi Siswa Papua di Jembrana
Jajaran Polres Jembrana menyambangi kalangan pelajar asal Papua di sejumlah SMA di Kabupaten Jembrana, Selasa (20/8).
NEGARA, NusaBali
Langkah ini dilakukan sebagai bagian upaya menjaga kondusitivitas wilayah hukum Polres Jembrana pasca rusuh di Manokwari, Provinsi Papua Barat, Senin (19/8), saat aksi demo untuk protes pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Tengah.
Dalam kunjungannya ke sekolah-sekolah SMA ini, jajaran Polres Jembrana sekaligus memberikan imbauan kepada pelajar asal Papua agar mereka fokus menempuh pendidikan, serta tidak sampai terprovokasi dengan isu-isu yang memicu kegaduhan di kampung halaman mereka. Imbauan ini, antara lain, dilakukan jajaran kepolisian saat mendatangi pelajar asal Papua di SMAN 2 Mendoyo kawasan Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa siang.
Melalui koordinasi dengan pihak SMAN 2 Mendoyo, kepolisian yang diwakili Kanit Intel Polsek Mendoyo, Ipda I Ketut Siardana, didampingi Bhabinkamtibmas Penyaringan mengeglar tatap muka secara langsung dengan 11 siswi asal Papua yang tengah menempuk pendidikan di sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu, Ipda Ketut Siardana juga menyampaikan jaminan keamanan untuk seluruh warga Papua di daerahnya.
Karena itu, pihaknya mengajak para siswi asal Papua di SMAN 2 Men-doyo juga selalu cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Selain itu, pihak sekolah SMAN 2 Mendoyo juga diimbau untuk berperan aktif menjaga serta membina siswa/siswi, khu-susnya yang berasal dari Papua, agar tidak mereka mudah terprovokasi dan berbuat hal-hal yang dapat mengganggu situasi Kamtibmas di wilayah hukum Polres Jembrana.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Mendoyo, I Komang Winata, mengatakan ada 11 pelajar asal Papua di sekolahnya. Mereka semuanya perempuan. Dari 11 siswi asal Papua ini, 5 orang di antaranya duduk di bangku Kelas X, 3 orang Kelas XI, dan 3 orang lagi Kelas XII SMAN 2 Mendoyo. Mereka tinggal dalam satu satu kompleks di suatu tempat kos kawasan Desa Penyaringan. “Kalau anak-anak didik kami yang berasal dari Papua, kami pastikan tidak ada yang merasa takut ataupun terpancing dengan kerusuhan di kampung halamannya,” jelas Komang Winata.
Menurut Komang Winata, selain belajar di SMAN 2 Mendoyo, ada juga beberapa siswa asal Papua yang menempuh pendidikan tersebar di SMAN 2 Negara, SMAN 1 Melaya, dan SMKN 2 Negara. “Dari koordinasi kami dengan teman-teman kepala sekolah lainnya, juga dipastikan tidak ada masalah untuk pelajar asal Papua,” tandas Winata.
Winata menyebutkan, sebelum pihak kepolisian turun memberikan imbauan kepada pelajar asal Papua di SMAN 2 Mendoyo, pihaknya sudah lebih dulu memberikan imbaun serupa kepada pmereka. Kepada para siswa lainnya, juga diimbau agar mereka tidak ikut mengungkit hal-hal menyangkut kerusuhan di Papua. Mereka diingatkan selalu menjaga keutuhan NKRI. “Selama ini, para siswi dari Papua juga kami lindungi. Mereka memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya. Semua sudah kami kondisikan sebelumnya,” ujar Winata.
Winata sendiri sempat memfasilitasi pihak kepolisian untuk mengajak para siswi Papua dan seluruh siswa lainnya di SMAN 2 Mendoyo membuat video deklarasi NKRI. Video tersebut kemudian disebar melalui media sosial, sebagai bukti keharmonisan antar sesama warga negara Indonesia.
Sementara, Kapolres Jembrana AKBP Budi P Saragih mengatakan kunjungan polisi ke sekolah-sekolah SMA dan SMK dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan terhadap para pelajar asal Papua. AKBP Budi juga mengimbau seluruh masyarakat untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi berita hoax di media sosial.
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat dan para pelajar, khususnya siswa-siswi asal Papua yang ada di Jembrana, agar merekatidak terpancing dengan aksi kerusuhan di kampung halamannya. Mari kita ciptakan situasi Kamtibmas tetap kondusif untuk menuju Indonesia maju,” jelas AKBP Budi sembari memastikan tidak ada gangguan keamanan di Jembrana pasca kerusuhan di Papua Barat. *ode
Dalam kunjungannya ke sekolah-sekolah SMA ini, jajaran Polres Jembrana sekaligus memberikan imbauan kepada pelajar asal Papua agar mereka fokus menempuh pendidikan, serta tidak sampai terprovokasi dengan isu-isu yang memicu kegaduhan di kampung halaman mereka. Imbauan ini, antara lain, dilakukan jajaran kepolisian saat mendatangi pelajar asal Papua di SMAN 2 Mendoyo kawasan Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa siang.
Melalui koordinasi dengan pihak SMAN 2 Mendoyo, kepolisian yang diwakili Kanit Intel Polsek Mendoyo, Ipda I Ketut Siardana, didampingi Bhabinkamtibmas Penyaringan mengeglar tatap muka secara langsung dengan 11 siswi asal Papua yang tengah menempuk pendidikan di sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu, Ipda Ketut Siardana juga menyampaikan jaminan keamanan untuk seluruh warga Papua di daerahnya.
Karena itu, pihaknya mengajak para siswi asal Papua di SMAN 2 Men-doyo juga selalu cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Selain itu, pihak sekolah SMAN 2 Mendoyo juga diimbau untuk berperan aktif menjaga serta membina siswa/siswi, khu-susnya yang berasal dari Papua, agar tidak mereka mudah terprovokasi dan berbuat hal-hal yang dapat mengganggu situasi Kamtibmas di wilayah hukum Polres Jembrana.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Mendoyo, I Komang Winata, mengatakan ada 11 pelajar asal Papua di sekolahnya. Mereka semuanya perempuan. Dari 11 siswi asal Papua ini, 5 orang di antaranya duduk di bangku Kelas X, 3 orang Kelas XI, dan 3 orang lagi Kelas XII SMAN 2 Mendoyo. Mereka tinggal dalam satu satu kompleks di suatu tempat kos kawasan Desa Penyaringan. “Kalau anak-anak didik kami yang berasal dari Papua, kami pastikan tidak ada yang merasa takut ataupun terpancing dengan kerusuhan di kampung halamannya,” jelas Komang Winata.
Menurut Komang Winata, selain belajar di SMAN 2 Mendoyo, ada juga beberapa siswa asal Papua yang menempuh pendidikan tersebar di SMAN 2 Negara, SMAN 1 Melaya, dan SMKN 2 Negara. “Dari koordinasi kami dengan teman-teman kepala sekolah lainnya, juga dipastikan tidak ada masalah untuk pelajar asal Papua,” tandas Winata.
Winata menyebutkan, sebelum pihak kepolisian turun memberikan imbauan kepada pelajar asal Papua di SMAN 2 Mendoyo, pihaknya sudah lebih dulu memberikan imbaun serupa kepada pmereka. Kepada para siswa lainnya, juga diimbau agar mereka tidak ikut mengungkit hal-hal menyangkut kerusuhan di Papua. Mereka diingatkan selalu menjaga keutuhan NKRI. “Selama ini, para siswi dari Papua juga kami lindungi. Mereka memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya. Semua sudah kami kondisikan sebelumnya,” ujar Winata.
Winata sendiri sempat memfasilitasi pihak kepolisian untuk mengajak para siswi Papua dan seluruh siswa lainnya di SMAN 2 Mendoyo membuat video deklarasi NKRI. Video tersebut kemudian disebar melalui media sosial, sebagai bukti keharmonisan antar sesama warga negara Indonesia.
Sementara, Kapolres Jembrana AKBP Budi P Saragih mengatakan kunjungan polisi ke sekolah-sekolah SMA dan SMK dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan terhadap para pelajar asal Papua. AKBP Budi juga mengimbau seluruh masyarakat untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi berita hoax di media sosial.
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat dan para pelajar, khususnya siswa-siswi asal Papua yang ada di Jembrana, agar merekatidak terpancing dengan aksi kerusuhan di kampung halamannya. Mari kita ciptakan situasi Kamtibmas tetap kondusif untuk menuju Indonesia maju,” jelas AKBP Budi sembari memastikan tidak ada gangguan keamanan di Jembrana pasca kerusuhan di Papua Barat. *ode
1
Komentar