Bendungan Karet Robek, Pasokan Air Terganggu
Penyaluran air baku dari Sumber Pengolahan Air Minum (SPAM) Tukad Penet menuju pelanggan yang berada di kawasan Denpasar Barat terganggu karena bendungan karet (rubber dam) yang berada di Tukad Penet robek.
DENPASAR, NusaBali
Penanganan dianggap lamban karena robeknya bendungan karet tersebut terhitung sejak Minggu (18/8) lalu. Namun, baru bisa dilakukan perbaikan pada Selasa (20/8).
Akibat robeknya bendungan itu, menyebabkan sungai mengering. Otomatis pengolahan air langsung terhenti karena kurangnya pasokan air yang ditampung. Hal itu menyebabkan pengaliran air dari SPAM Tukad Penet menuju kawasan Denpasar Barat juga harus terhenti sementara.
Dengan kondisi tersebut Perumda yang diwakili Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Denpasar, I Putu Yasa langsung mendatangi SPAM Tukad Penet untuk memastikan perbaikan tersebut. Ternyata perbaikan itu belum dilakukan dengan alasan masih menunggu teknisi dan maping kerusakan bendungan karet. "Karet bendung yang robek sejak tanggal 18 Agustus 2019 lalu. Kami mengalami gangguan air di Denpasar Barat bagia selatan, alasannya teknisi belum ada kemarin" jelas Putu Yasa, Selasa (20/8)
Menurut Putu Yasa, pihaknya melihat perbaikan yang dilakukan pihak UPTD PAM Provinsi Bali lamban. Apalagi perbaikan baru dilakukan tiga hari setelah mengalami kerusakan. Bukan hanya kekurangan pasokan air untuk pengaliran ke warga Denpasar Barat. Namun kali ini harus stop produksi karena Tukad Penet mengering.
Dengan kondisi tersebut pihaknya harus berupaya menyediakan tangki air untuk disalurkan ke masyarakat selama perbaikan berlangsung. Jika terus tidak bisa produksi pihaknya juga berinisiatif untuk kembali mengambil air di IPA Blusung, namun khawatirnya akan berimbas lebih luas lagi ke Denpasar Utara dan Denpasar bagian tengah. "Ini penanganannya lamban, imbasnya kami yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Tadi (Selasa kemarin) saja belum mulai perbaikannya apalagi diperkirakan selesainya tiga hari. Terpaksa kami sediakan tangki air untuk warga," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi lambannya perbaikan, pihak Perumda meminta permakluman kepada masyarakat dan menghimbau jika memerlukan air agar menghubungi nomor operator Perumda di (0361) 240749 agar segera ditindaklanjuti dan dibawakan air. "Kami minta untuk masyarakat jika kekurangan air agar menghubungi operator kami selama masa perbaikan," ujarnya.
Sementara, Kepala UPTD PAM Provinsi Bali, Raden Agung Sumarsono mengatakan, pihaknya masih berusaha untuk melakikan perbaikan secepat mungkin. Sebelumnya, pihaknya baru bisa mendatangkan teknisi bendungan karet dari Surabaya pada Senin (19/8) dan satu-satunya teknisi di Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga harus melakukan maping kerusakan untuk mengetahui material perbaikan yang dilakukan, sehingga perbaikan baru bisa dilakukan Selasa (20/8). "Ini kami mendatangkan teknisi dari Surabaya, dan maping kerusakan. Apalagi karet tersebut bukan bocor namun robek, yang membutuhkan waktu lebih banyak. Targetnya sih tiga hari selesai," jelasnya. *mis
Akibat robeknya bendungan itu, menyebabkan sungai mengering. Otomatis pengolahan air langsung terhenti karena kurangnya pasokan air yang ditampung. Hal itu menyebabkan pengaliran air dari SPAM Tukad Penet menuju kawasan Denpasar Barat juga harus terhenti sementara.
Dengan kondisi tersebut Perumda yang diwakili Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Denpasar, I Putu Yasa langsung mendatangi SPAM Tukad Penet untuk memastikan perbaikan tersebut. Ternyata perbaikan itu belum dilakukan dengan alasan masih menunggu teknisi dan maping kerusakan bendungan karet. "Karet bendung yang robek sejak tanggal 18 Agustus 2019 lalu. Kami mengalami gangguan air di Denpasar Barat bagia selatan, alasannya teknisi belum ada kemarin" jelas Putu Yasa, Selasa (20/8)
Menurut Putu Yasa, pihaknya melihat perbaikan yang dilakukan pihak UPTD PAM Provinsi Bali lamban. Apalagi perbaikan baru dilakukan tiga hari setelah mengalami kerusakan. Bukan hanya kekurangan pasokan air untuk pengaliran ke warga Denpasar Barat. Namun kali ini harus stop produksi karena Tukad Penet mengering.
Dengan kondisi tersebut pihaknya harus berupaya menyediakan tangki air untuk disalurkan ke masyarakat selama perbaikan berlangsung. Jika terus tidak bisa produksi pihaknya juga berinisiatif untuk kembali mengambil air di IPA Blusung, namun khawatirnya akan berimbas lebih luas lagi ke Denpasar Utara dan Denpasar bagian tengah. "Ini penanganannya lamban, imbasnya kami yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Tadi (Selasa kemarin) saja belum mulai perbaikannya apalagi diperkirakan selesainya tiga hari. Terpaksa kami sediakan tangki air untuk warga," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi lambannya perbaikan, pihak Perumda meminta permakluman kepada masyarakat dan menghimbau jika memerlukan air agar menghubungi nomor operator Perumda di (0361) 240749 agar segera ditindaklanjuti dan dibawakan air. "Kami minta untuk masyarakat jika kekurangan air agar menghubungi operator kami selama masa perbaikan," ujarnya.
Sementara, Kepala UPTD PAM Provinsi Bali, Raden Agung Sumarsono mengatakan, pihaknya masih berusaha untuk melakikan perbaikan secepat mungkin. Sebelumnya, pihaknya baru bisa mendatangkan teknisi bendungan karet dari Surabaya pada Senin (19/8) dan satu-satunya teknisi di Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga harus melakukan maping kerusakan untuk mengetahui material perbaikan yang dilakukan, sehingga perbaikan baru bisa dilakukan Selasa (20/8). "Ini kami mendatangkan teknisi dari Surabaya, dan maping kerusakan. Apalagi karet tersebut bukan bocor namun robek, yang membutuhkan waktu lebih banyak. Targetnya sih tiga hari selesai," jelasnya. *mis
Komentar