Buleleng Kampanyekan Songket
Pemkab Buleleng mengampanyekan songket khas dari kabupaten setempat yang dimulai saat upacara peresmian pengangkatan anggota DPRD Buleleng masa bakti 2019-2024 pada 15 Agustus lalu.
SINGARAJA, NusaBali
"Saat itu, pimpinan SKPD laki-laki menggunakan saput dan udeng songket, sedangkan pimpinan SKPD yang perempuan menggunakan kamen songket," kata Kabag Humas dan Protokol Buleleng, Ketut Suwarmawan, Selasa (29/8).
Ia menjelaskan penggunaan kain songket Buleleng dalam balutan pakaian adat pada acara pelantikan Anggota DPRD Buleleng itu merupakan instruksi langsung dari Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
"Itu dilakukan untuk menghidupkan kembali kejayaan songket Buleleng. Selain itu, instruksi tersebut dikeluarkan karena melihat Presiden Jokowi saat kunjungan ke Bali pada acara Kongres PDIP pada awal Agustus lalu menggunakan kain songket Buleleng, tepatnya kain songket dari Jinengdalem," katanya.
Menurut dia, songket merupakan kebanggaan Kabupaten Buleleng. "Kebanyakan daerah di luar Buleleng, bahkan beberapa di luar Bali, sudah mengenal songket Khas Buleleng sehingga kita sebagai orang Buleleng perlu untuk melestarikan," katanya.
Dengan penggunaan kain songket Buleleng ini, ia mengharapkan masyarakat semakin mengenal kain tenun khas Buleleng itu. "Dengan demikian, produksi kain tenun Songket Buleleng semakin meningkat, dan mampu memberikan dampak ekonomi yang baik bagi para perajin," katanya.
Humas Buleleng melaporkan kain songket yang digunakan oleh sejumlah pimpinan SKPD saat pelantikan DPRD pada 15 Agustus itu berasal dari berbagai sentra kerajinan di Buleleng. "Mulai dari songket dengan motif klasik dari Beratan, songket bahan alam dari Sinabun, sampai dengan songket dengan motif modern dari Jinengdalem, bahkan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sendiri tampak kompak memakai saput dan udeng songket yang berbahan alam dari sentra tenun di Sinabun," katanya.
Salah satu Kepala SKPD, Gede Sugiartha Widiada, mengungkapkan rasa bangganya menggunakan Songket Buleleng. Jenis kain songket yang dipakainya adalah kain songket dari Joanyar. "Ini merupakan aksi nyata untuk meningkatkan perekonomian melalui pemberdayaan kain songket, termasuk melakukan pelestarian kain khas Buleleng. Saya pakai yang dari Joanyar. Ini aksi nyata untuk produk Buleleng. Saya sangat bangga. Apalagi sempat digunakan oleh Presiden RI," katanya.
Saat pelantikan anggota DPRD Buleleng masa bakti 2019-2024 itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengucapkan selamat dan berharap Pemkab Buleleng dan anggota DPRD Buleleng yang baru dilantik itu selalu kompak dalam membangun Kabupaten Buleleng.
"Kerja sama itu dilakukan demi mewujudkan pembangunan, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat Buleleng," katanya dalam pelantikan 32 orang anggota DPRD Buleleng dengan 13 orang merupakan pendatang baru dari berbagai partai pemenang pemilu dan pimpinan DPRD Kabupaten Buleleng sementara dipegang oleh Gede Supriatna dari PDIP Perjuangan bersama Ketut Susila Umbara dari Partai Golkar. *ant
Ia menjelaskan penggunaan kain songket Buleleng dalam balutan pakaian adat pada acara pelantikan Anggota DPRD Buleleng itu merupakan instruksi langsung dari Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
"Itu dilakukan untuk menghidupkan kembali kejayaan songket Buleleng. Selain itu, instruksi tersebut dikeluarkan karena melihat Presiden Jokowi saat kunjungan ke Bali pada acara Kongres PDIP pada awal Agustus lalu menggunakan kain songket Buleleng, tepatnya kain songket dari Jinengdalem," katanya.
Menurut dia, songket merupakan kebanggaan Kabupaten Buleleng. "Kebanyakan daerah di luar Buleleng, bahkan beberapa di luar Bali, sudah mengenal songket Khas Buleleng sehingga kita sebagai orang Buleleng perlu untuk melestarikan," katanya.
Dengan penggunaan kain songket Buleleng ini, ia mengharapkan masyarakat semakin mengenal kain tenun khas Buleleng itu. "Dengan demikian, produksi kain tenun Songket Buleleng semakin meningkat, dan mampu memberikan dampak ekonomi yang baik bagi para perajin," katanya.
Humas Buleleng melaporkan kain songket yang digunakan oleh sejumlah pimpinan SKPD saat pelantikan DPRD pada 15 Agustus itu berasal dari berbagai sentra kerajinan di Buleleng. "Mulai dari songket dengan motif klasik dari Beratan, songket bahan alam dari Sinabun, sampai dengan songket dengan motif modern dari Jinengdalem, bahkan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sendiri tampak kompak memakai saput dan udeng songket yang berbahan alam dari sentra tenun di Sinabun," katanya.
Salah satu Kepala SKPD, Gede Sugiartha Widiada, mengungkapkan rasa bangganya menggunakan Songket Buleleng. Jenis kain songket yang dipakainya adalah kain songket dari Joanyar. "Ini merupakan aksi nyata untuk meningkatkan perekonomian melalui pemberdayaan kain songket, termasuk melakukan pelestarian kain khas Buleleng. Saya pakai yang dari Joanyar. Ini aksi nyata untuk produk Buleleng. Saya sangat bangga. Apalagi sempat digunakan oleh Presiden RI," katanya.
Saat pelantikan anggota DPRD Buleleng masa bakti 2019-2024 itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengucapkan selamat dan berharap Pemkab Buleleng dan anggota DPRD Buleleng yang baru dilantik itu selalu kompak dalam membangun Kabupaten Buleleng.
"Kerja sama itu dilakukan demi mewujudkan pembangunan, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat Buleleng," katanya dalam pelantikan 32 orang anggota DPRD Buleleng dengan 13 orang merupakan pendatang baru dari berbagai partai pemenang pemilu dan pimpinan DPRD Kabupaten Buleleng sementara dipegang oleh Gede Supriatna dari PDIP Perjuangan bersama Ketut Susila Umbara dari Partai Golkar. *ant
Komentar