Kontainer Dinas LH Keropos Namum Tetap Difungsikan
Armada pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan kondisinya memprihatinkan.
TABANAN, NusaBali
Di tengah beban berat menanggulangi sampah, banyak armada yang sudah keropos tetapi masih dioperasionalkan. Karena apabila armada yang sudah keropos itu tidak dioperasionalkan, akan mengacaukan sistem pengangkutan sampah yang sudah terjadwal.
Sesuai data, saat ini Dinas LH Tabanan memiliki 11 dump truck. Dari jumlah itu 1 dump truck masuk bengkel, sementara 4 unit rusak, dan 5 unit masih beroperasi. Keempat truk yang rusak ini masih digunakan untuk mengangkut sampah karena hanya keropos di bagian kontainer.
Saat ini Dinas DLH mempunyai 21 unit kontainer. Dari jumlah itu 9 unit rusak. Sebanyak 5 unit sedang proses perbaikan dan 4 kontainer yang rusak keropos di bagian bedag (wadah) masih digunakan.
Bahkan ada satu kontainer yang kategori rusak berat dan mendapat julukan Transformers (judul film Hollywood tentang mobil dan truk yang berubah wujud menjadi robot, Red), tetap masih digunakan. Kondisi itu sempat viral di media sosial dan menjadi bahan perbincangan netizen yang miris melihat kondisi tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia mengatakan armada yang dimiliki memang ada yang rusak. Rata-rata kerusakan terjadi di bagian bedag yang keropos. Ini disebabkan karena sampah mengandung zat besi yang memicu karat. “Memang ada yang rusak, namun masih kami gunakan. Rata-rata rusaknya karena keropos,” ujarnya, Rabu (21/8).
Menurut Subagia, khusus kontainer yang jadi perbincangan itu (Transformer) memang milik Pemkab Tabanan yang masih dioperasionalkan. Jika ada 1 kontainer rusak kategori berat alias tidak bisa digunakan, maka sistem pengangkutan sampah menjadi kacau. Maka dari itu kontainer yang rusak seperti keropos dan ada yang ditambal menggunakan papan di bagian bedag masih tetap dioperasionalkan.
“Kalau masuk standar kami memerlukan 35 kontainer, sekarang baru memiliki 21 kontainer dan 2 kontainer bantuan dari DTW Ulun Danu Beratan dan DTW Tanah Lot. Jadi total baru ada 23 kontainer, kurang lagi 12 kontainer,” tegasnya.
Dijelaskannya, kontainer yang masih berfungsi ditempatkan di tempat yang sudah ditentukan. Seperti di Pasar Tabanan, Pasar Kerambitan, dan Pasar Baturiti. Apabila kontainer itu sudah penuh, akan diangkut gunakan truk amrol. Biasanya pengakutan kontainer dilakukan 2 kali sehari. “Idealnya 1 amrol memiliki 5 kontainer, sekarang masih kurang. Harga kontainer juga mencapai Rp 40 juta per unit,” aku Subagia.
Dinas LH Tabanan tetap mencari celah bantuan untuk menambah armada demi pengangkutan sampah agar tak menuai permasalahan. “Tahun 2020 kami akan usulkan 10 armada lewat DAK (dana alokasi khusus) dari pusat. Dan mudah-mudahan bisa terealisasi,” harapnya.
Tak hanya itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu peduli terhadap lingkungan dan sampah keluarga. Jangan sampai mempunyai pemikiran bahwa sampah hanya urusan pemerintah. Diharapkan sampah yang akan dibuang telah dipilah. *des
Sesuai data, saat ini Dinas LH Tabanan memiliki 11 dump truck. Dari jumlah itu 1 dump truck masuk bengkel, sementara 4 unit rusak, dan 5 unit masih beroperasi. Keempat truk yang rusak ini masih digunakan untuk mengangkut sampah karena hanya keropos di bagian kontainer.
Saat ini Dinas DLH mempunyai 21 unit kontainer. Dari jumlah itu 9 unit rusak. Sebanyak 5 unit sedang proses perbaikan dan 4 kontainer yang rusak keropos di bagian bedag (wadah) masih digunakan.
Bahkan ada satu kontainer yang kategori rusak berat dan mendapat julukan Transformers (judul film Hollywood tentang mobil dan truk yang berubah wujud menjadi robot, Red), tetap masih digunakan. Kondisi itu sempat viral di media sosial dan menjadi bahan perbincangan netizen yang miris melihat kondisi tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia mengatakan armada yang dimiliki memang ada yang rusak. Rata-rata kerusakan terjadi di bagian bedag yang keropos. Ini disebabkan karena sampah mengandung zat besi yang memicu karat. “Memang ada yang rusak, namun masih kami gunakan. Rata-rata rusaknya karena keropos,” ujarnya, Rabu (21/8).
Menurut Subagia, khusus kontainer yang jadi perbincangan itu (Transformer) memang milik Pemkab Tabanan yang masih dioperasionalkan. Jika ada 1 kontainer rusak kategori berat alias tidak bisa digunakan, maka sistem pengangkutan sampah menjadi kacau. Maka dari itu kontainer yang rusak seperti keropos dan ada yang ditambal menggunakan papan di bagian bedag masih tetap dioperasionalkan.
“Kalau masuk standar kami memerlukan 35 kontainer, sekarang baru memiliki 21 kontainer dan 2 kontainer bantuan dari DTW Ulun Danu Beratan dan DTW Tanah Lot. Jadi total baru ada 23 kontainer, kurang lagi 12 kontainer,” tegasnya.
Dijelaskannya, kontainer yang masih berfungsi ditempatkan di tempat yang sudah ditentukan. Seperti di Pasar Tabanan, Pasar Kerambitan, dan Pasar Baturiti. Apabila kontainer itu sudah penuh, akan diangkut gunakan truk amrol. Biasanya pengakutan kontainer dilakukan 2 kali sehari. “Idealnya 1 amrol memiliki 5 kontainer, sekarang masih kurang. Harga kontainer juga mencapai Rp 40 juta per unit,” aku Subagia.
Dinas LH Tabanan tetap mencari celah bantuan untuk menambah armada demi pengangkutan sampah agar tak menuai permasalahan. “Tahun 2020 kami akan usulkan 10 armada lewat DAK (dana alokasi khusus) dari pusat. Dan mudah-mudahan bisa terealisasi,” harapnya.
Tak hanya itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu peduli terhadap lingkungan dan sampah keluarga. Jangan sampai mempunyai pemikiran bahwa sampah hanya urusan pemerintah. Diharapkan sampah yang akan dibuang telah dipilah. *des
Komentar