Berharap Lansia Makin Diperhatikan
“Jangan pernah melalaikan pengelingsir (lansia, red). Karena beliau adalah penghubung antara kita dengan Hyang Widhi” (Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster)
YWS Bali Peringati HUT ke-31
DENPASAR, NusaBali
Suasana penuh kegembiraan dan tingkah lucu para lansia mengiringi perayaan peringatan HUT ke-31 Yayasan Wreda Sejahtera (YWS) Bali di Wantilan DPRD Bali, Kamis (22/8). Dengan adanya Perda Nomor 11 Tahun 2018 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia), YWS berharap kehidupan lansia di Bali bisa semakin diperhatikan. Sebab menurut Ketua YWS Bali, Prof LK Suryani, berdasarkan penelitiannya selama ini, sebanyak 34 persen keluarga merasa beban mengurus lansia.
“Yang mengenaskan adalah 34 persen dari keluarga merasa beban mengurus lansia. Ini menggelitik perasaan saya, kenapa seperti itu? Terakhir, waktu kami berkunjung ke sebuah keluarga, sepasang pasutri pensiunan pegawai negeri berumur 70 tahun yang harus mengurus ibunya yang berusia 95 tahun. Lalu saya tanya anak-anaknya kemana? Bapak itu menjawab, katanya punya anak tapi merasa seperti tidak punya anak, karena tidak ada yang membantu. Inilah yang menggerakkan saya untuk membentuk YWS,” cerita Prof LK Suryani.
Lebih lanjut Prof Suryani menceritakan bahwa YWS Bali didirikan tahun 1988. Kala itu, hanya beberapa lansia saja yang mendukung. Tidak mudah memang agar yayasan ini tetap eksis. YWS Bali berupaya mendekati orang-orang pemerintahan. Pendekatan pun ada yang berujung tidak mulus, seperti sempat tidak diizinkan menggunakan wantilan DPRD Bali karena dianggap mengeluarkan biaya yang banyak. Hingga sekarang diperbolehkan, namun dengan syarat harus mengirim surat untuk bisa dipakai.
Meski banyak aral melintang, namun YWS kini cukup berbahagia mengingat Perda Kesejahteraan Lansia di Bali telah disahkan. YWS Bali berharap, cita-cita 31 tahun yang lalu yakni Graha Wreda Bali Sejahtera bisa terwujud. Graha wredha atau rumah singgah bagi lansia nantinya berfungsi sebagai pusat kegiatan dan komunikasi lansia, sementara rumah singgah dijadikan tempat penitipan atau transit perawatan lansia secara sementara. Kesejahteraan lain yang pula diatur ialah terkait jaminan prioritas berupa layanan kesehatan hingga layanan pekerjaan bagi lansia yang masih produktif.
“Di sanalah nantinya kami akan berkiprah, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk membina masyarakat terutama anak muda dan dewasa,” kata Prof Suryani sembari meminta Ny Putri Suastini Koster mau menjadi Bunda Lansia.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menerima permintaan YWS Bali untuk menjadi Bunda Lansia. Ini juga menjadi kesempatan pertama kalinya untuk bertatap muka secara langsung dengan lansia di Bali. Canda tawa pun dihadirkan oleh Ny Suastini Koster yang membuat lansia tertawa riuh. Menurutnya, lansia sebagai pengelingsir jangan sampai dilupakan. Karena tanpa doa tulus dari pengelingsir, jalan ke depan mungkin tidak mulus. “Jangan pernah melalaikan pengelingsir (lansia, red). Karena beliau adalah penghubung antara kita dengan Hyang Widhi. Tanpa doa tulus dari pengelingsir, jalan ke depan mungkin tidak mulus untuk kita lalui. Ketika dalam perjalanan kita menemukan kegelapan, di sana kita meminta pencerahan kepada nak lingsir. Tidak akan tenang hidup kita bila durhaka pada orangtua,” ungkapnya.
Sebagai anak, lanjut Suastini Koster, mempunyai tugas bagaimana agar orangtua bisa menikmati sisa usia mereka dengan bahagia. Lansia bukan malah dipinggirkan dan tidak dipedulikan. “Itu salah besar, bisa tercela bagi mereka yang menelantarkan orang tuanya yang telah lanjut usia. Mereka bersusah payah membesarkan kita. Ketika mereka sudah lanjut usia dan tidak produktif dan dapat beraktifitas lagi, maka saat itulah kita sebagai anak wajib merawat mereka,” pesannya.
Dalam hal kesejahteraan lansia, menurut Suastini Koster, peran pemerintah jelas harus ada. Dengan adanya Perda Kesejahteraan Lansia yang sudah disahkan, dia berharap YWS Bali ikut serta mendiskusikan bagaimana perjalanan perda ini ke depan. “Bapak-ibu serta ketua YWS mungkin bisa mendiskusikan bagaimana ke depan untuk mewadahi kesejahteraan dan kebahagiaan lansia menjadi semakin paripurna,” imbuh Suastini Koster.
Suasana perayaan HUT YWS ke-31 kemarin berlangsung hangat dan penuh canda tawa. Selain Ny Suastini Koster, perayaan HUT YWS dihadiri pula oleh Ketua I TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Hariyani Sukawati, Asisten Administrasi Umum Sekda Provinsi Bali, I Wayan Suarjana, mantan Gubernur Bali yang juga anggota DPD Provinsi Bali terpilih Made Mangku Pastika serta undangan lainnya. Perayaan semakin meriah dengan penampilan lansia masing-masing kabupaten/kota di Bali. Mulai dari menari janger hingga paduan suara, ada saja tingkah mereka yang suasana jadi riang gembira. *ind
1
Komentar