Cegah Semrawut Jelang Porprov, Pedagang Kaki Lima Ditata
Hindari kesan semrawut selama pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali pada 9–19 September 2019, pedagang kaki di kawasan GOR Debes Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan ditata.
TABANAN, NusaBali
Bagi yang tak terdaftar, mereka dilarang berjualan. Selain itu pedagang juga diimbau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Sekretaris KONI Tabanan I Made Nurbawa, mengatakan penataan pedagang kaki lima mempertimbangkan aspek teknis dan kebutuhan pokok penyelenggara. Berdasar pengalaman sebelumnya, saat pertandingan yang tidak bisa diantisipasi adalah suporter. “Agar tidak semrawut antara suporter dengan pedagang kaki lima, maka ditata,” ujarnya, Kamis (22/8).
Dikatakannya, selain untuk menghilangkan kesan semrawut, penataan pedagang juga dimaksudkan untuk mengurangi macet sekitaran lokasi, karena akan banyak suporter yang keluar mencari makan atau jajanan. Sehingga para pedadang sudah disiapkan tempat di selatan GOR. Pedagang tidak lagi berjualan di pinggir jalan dan trotoar. “Sudah 12 pedagang yang terdaftar, ini pedagang yang sudah sering berjualan di sekitaran GOR,” tandas Nurbawa.
Nurbawa mengungkapkan selama Porprov itu juga ada pedagang yang mendaftar lewat event organizer (EO). Mereka akan disiapkan stand di titik GOR yang belum jadi. Sehingga suasana GOR jadi lebih hidup. “Pedagang yang ingin berjualan harus mendaftar, kalau kedapatan ada yang tidak mendaftar, siap-siap ditertibkan oleh Satpol PP,” tegasnya.
Pedagang yang berjualan juga diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Sebab Porprov Bali yang digelar di Tabanan, tujuannya tidak hanya menjaring atlet, juga mengenalkan wisata di Tabanan. “Kontingen juga ikut membantu dalam pengurangan sampah plastik. Ini kami sudah terus tekankan pada seluruh kontingen,” tandas Nurbawa. *des
Sekretaris KONI Tabanan I Made Nurbawa, mengatakan penataan pedagang kaki lima mempertimbangkan aspek teknis dan kebutuhan pokok penyelenggara. Berdasar pengalaman sebelumnya, saat pertandingan yang tidak bisa diantisipasi adalah suporter. “Agar tidak semrawut antara suporter dengan pedagang kaki lima, maka ditata,” ujarnya, Kamis (22/8).
Dikatakannya, selain untuk menghilangkan kesan semrawut, penataan pedagang juga dimaksudkan untuk mengurangi macet sekitaran lokasi, karena akan banyak suporter yang keluar mencari makan atau jajanan. Sehingga para pedadang sudah disiapkan tempat di selatan GOR. Pedagang tidak lagi berjualan di pinggir jalan dan trotoar. “Sudah 12 pedagang yang terdaftar, ini pedagang yang sudah sering berjualan di sekitaran GOR,” tandas Nurbawa.
Nurbawa mengungkapkan selama Porprov itu juga ada pedagang yang mendaftar lewat event organizer (EO). Mereka akan disiapkan stand di titik GOR yang belum jadi. Sehingga suasana GOR jadi lebih hidup. “Pedagang yang ingin berjualan harus mendaftar, kalau kedapatan ada yang tidak mendaftar, siap-siap ditertibkan oleh Satpol PP,” tegasnya.
Pedagang yang berjualan juga diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Sebab Porprov Bali yang digelar di Tabanan, tujuannya tidak hanya menjaring atlet, juga mengenalkan wisata di Tabanan. “Kontingen juga ikut membantu dalam pengurangan sampah plastik. Ini kami sudah terus tekankan pada seluruh kontingen,” tandas Nurbawa. *des
1
Komentar