Tanaman Karnivora Pukau Pengunjung Sanur Village Festival
Kumpulan tanaman karnivora pemakan serangga menjadi salah satu daya tarik yang ditampilkan pada Sanur Village Festival XIV.
DENPASAR, NusaBali.com
Berbeda dengan stand yang memamerkan kumpulan anggrek cantik atau tanaman buah yang menggoda, salah satu stand tanaman di greenbooth Sanur Village Festival XIV ini menampilkan kumpulan tanaman karnivora. Venus, Pinguicula, Drosera, hingga yang paling terkenal, Nepenthes alias si Kantong Semar.
Stand tanaman ini merupakan stand Tavor Bali milik Steven Limantoro, seorang pecinta tanaman yang bersama dengan Mahendra selama beberapa tahun belakangan ini berfokus untuk membudidayakan tanaman karnivora. Dan pada tahun ini, berkesempatan untuk menampilkan hasil budidaya tanaman karnivora ini di perhelatan akbar Sanur Village Festival XIV.
Tak tanggung-tanggung, terdapat tak kurang dari sepuluh jenis tanaman pemakan serangga yang ditampilkan pada pameran tanaman ini. Mulai dari genus Drosera yang pada pameran ini diwakili oleh setidaknya lima species yang berbeda, Dionaea Muscipula alias tumbuhan Venus, hingga beragam jenis tumbuhan kantong semar dengan bentuk dan ukuran kantong yang berbeda-beda. Jumlah ini bahkan hanya mewakili sedikit dari tumbuhan pemakan serangga yang dibudidayakan oleh Steven dan Mahendra.
Namun, jangan bayangkan sekumpulan tanaman besar nan menyeramkan. Aslinya, tanaman ini rata-rata berukuran mini. Bahkan tanaman venus yang selama ini terlihat menyeramkan, ternyata berukuran 15-20 cm untuk ukuran tanaman dewasa berusia 5 tahunan, dengan ukuran kelopak ‘pemakan’ serangga hanya sepanjang 2-3 cm.
Ukuran terbesar kelompok tanaman karnivora sendiri dipegang oleh tanaman Kantong Semar, yang ukurannya kira-kira setinggi 30 cm dengan ukuran kantong yang bervariasi. “Tumbuhan pemakan serangga memang rata-rata berukuran kecil. Drosera saja, misalnya, paling besar hanya berdiameter 6 cm. Tapi usia hidupnya panjang, sampai tahun-tahunan.” Ujar Mahendra.
Meski berukuran kecil, tanaman karnivora ternyata termasuk tanaman yang super sensitif sehingga perlu ekstra ketelatenan untuk membudidayakan jenis tanaman ini. Mulai dari perlunya sinar matahari yang cukup, media tanam yang tak bisa menggunakan tanah, hingga air yang tidak boleh menggunakan air biasa!
“Tumbuhan karnivora tidak bisa menggunakan tanah, media tanamnya menggunakan lumut kering khusus. Airnya juga, tidak boleh disiram dengan air kran biasa atau air apapun yang mengandung mineral, seperti air tanah dan air kemasan. Air kemasan yang diperbolehkan hanya beberapa merek tertentu saja. Paling bagus sebenarnya menggunakan air tetesan AC (Air Conditioner), jadi kita gunakan wadah untuk menampung airnya dan kita tinggal menaruh tanamannya di sana, jadi air merembes dari bawah,” lanjut Mahendra.
Adapun media tanam berupa lumut kering ini bukanlah lumut biasa, melainkan jenis lumut hutan yang khusus diimpor dari luar negeri, seperti China. “Ada yang dari China, dari negara lain juga. Dari Indonesia sebenarnya ada di Aceh, tapi lebih sering kita gunakan dari luar negeri,” terang Mahendra.
Namun tidak semua kok, tanaman karnivora ‘seribet’ itu. Kantong semar, misalnya. Tanaman asli Indonesia ini punya daya tahan yang lebih kuat dibandingkan tumbuhan karnivora jenis lain, sehingga kantong semar masih akan bertahan jika ditanam di tanah atau disiram dengan air biasa.
Untuk masalah harga, berbagai jenis tumbuhan karnivora ini dijual dengan harga bervariasi. Sebuah tanaman Drosera dijual dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 40.000, tergantung ukuran diameternya. Sementara, untuk sebuah tanaman venus dewasa harganya bisa mencapai Rp 500.000.
Stand penjual tumbuhan karnivora ini bisa dijumpai di venue Sanur Village Festival XIV yang berlokasi di Pantai Matahari Terbit, Sanur. Namun jika belum memiliki kesempatan untuk mengunjungi festival yang dilaksanakan hingga Minggu (25/8/2019) ini, peminat bisa berkunjung langsung ke kediaman Steven Limantoro di Jalan Cargo, Perum Permata Gatsu No. 11 Denpasar, atau peminat bisa juga datang ke seputaran CFD Renon pada hari minggu sambil berolahraga. *yl
1
Komentar