Dimeriahkan Atraksi Tari Rejang Kesari 400 Penari
Selain atraksi kolosal ‘Tari Rejang Kesari 400 Penari’, dalam Festival Jatiluwih III 2019 juga akan dipentaskan kolaborasi antara Sanggar Gong yang terdiri dari unsur petani dengan musisi jazz Wayan Balawan
Persiapan Festival Jatiluwih III, 20-22 September 2019, Terus Dikebut
TABANAN, NusaBali
Festival Jatiluwih III 2019 akan digelar di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, 20-22 September 2019 mendatang. Panitia sedang genjot persiapan Festival Jatiluwih III, termasuk mempersiapkan atraksi kolosal ‘Tari Rejang Kesari 400 Penari’, yang akan dipentaskan saat acara pembukaan festival nanti.
Hingga saat itu, persiapan Festival Jatiluwih III dari panitia yang dihandle Karang Taruna Desa Jatiluwih sudah mencapai sekitar 80 persen. “Persiapan sudah mencapai kisaran 60-80 persen. Sekarang tengah masuk tahap pembuatan stand festival, termasuk stand kuliner. Meskipun festival baru digelar 3 minggu, tapi kami sengaja start persiapan lebih awal biar panitia dari Karang Taruna Desa Jatiluwih tidak dikejar-kejar waktu," ungkap Manajer DTW Jatiluwih, I Nyoman Sutirtayasa, Minggu (25/8).
Nyoman Sutirtayasa menyebutkan, selain membangun stand festival dan persiapan lainnya, saat ini juga tengah dipersiapkan atraksi kolosal ‘Tari Rejang Kesari 400 Penari’. Atraksi kolosal ini akan melibatkan 400 penari Rejang Kesari. Mereka diambil sebanyak 150 orang dari Desa Jatiluwih dan 250 orang lagi diambil dari ibu-ibu PKK wilayah Kecamatan Penebel.
"Jumlah penari sebanyak 400 orang itu sebetulnya tidak ada filosofinya. Kami libatkan 400 penari dewasa, biar acaranya meriah. Para penari Rejang Kesari mencapai ratusan orang itu dikoordinasikan langsung oleh Ibu Camat (istri dari Camat Penebel, I Gusti Ayu Supartiwi, Red)," papar Sutirtayasa.
Disebutkan, saat acara pembukaan Festival Jatiluwih III 2019 nanti, para penari Rejang Kesari berjumlah 400 orang akan akan menari berjejer di sekitar jalan menuju acara yang dipusatkan di Amphitheatre D'uma Jatiluwih. Amphitheatre D’uma ini berada di tengah persawahan pada jarak sekitar 1 kilometer dari jalan utama DTW Jatiluwih.
Sedangkan Koordinator Tim Pelatih Tari Rejang Kesari untuk Festival Jatiluwih III 2019, I Gusti Putu Ardita, mengatakan Rejang Kesari adalah tarian khusus persembahan bagi Dewi Sri, manifestasi lambang kesuburan. Karena DTW Jatiluwih sebagai daerah agraris, maka sangat tepat mementaskan Tari Rejang Kesari untuk memohon kesuburan dan kerahayuan jagat.
"Rejang Kesari ini diciptakan setelah penciptaanya memohon taksu di Pura Ulun Danu, sebagai khayangan dari Ulun Carik atau Pura Bedugul," jelas Ardita saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.
Tari Rejang Kesari sendiri adalah tarian baru yang diciptakan oleh Ida Ayu Made Diasrini. Kesari itu artinya sakti dari Kesawa (Dewa Wisnu), yakni Dewi Sri dalam manifestasinya sebagai dewi kesuburan. Menurut Ardita, selain 400 penari dari ibu-ibu PKK, juga disiapkan 50 penari remaja untuk Festival Jatiluwih III 2019 tersebut.
Penari Rejang Kesari mengenakan busana kebaya kuning, kain (kamben) kuning, dan selendang putih. Untuk tata rias rambut, ada bedanya antara penari remaja dan ibu-ibu PKK. Untuk penari yang sudah berumah tangga (ibu PKK) memakai sanggul biasa, dengan dilengkapi untaian padi 5 untai, diikat benang tridatu dan bunga sandat sebagai filosofi hijau tanaman padi. Sedangkan penari remaja memakai pusung oncer dengan dilengkapi untaian padi 5 ikat, menggunakan benang tridatu dan bungai sandat sebangai lambang hijaunya padi.
Ardita menyebutkan, atraksi kolosal Tari Rejang Kesari 400 Penari akan menari di sektor timur Patung Dewi Sri atau pertigaan jalur tracking DTW Jatiluwih. "Nanti 50 penari remaja akan berada di depan membentuk kelompok kecil, diikuti oleh penari ib-ibu PKK di belakangnya," tandas Ardita.
Selain atraksi kolosal ‘Rejang Kesari 400 Penari’, dalam Festival Jatiluwih III 2019 juga akan dipentaskan kolaborasi antara Sanggar Gong yang terdiri dari unsur petani dengan musisi jazz I Wayan Balawan. Menurut Manajer DTW Jatiluwih, Nyoman Sutirtayasa, Wayan Balawan akan mewakili seniman Bali yang sudah Go In-ternational.
Sutiryasa menyebutkan, Festival Jatiluwih III 2019 menelan anggaran cukup besar. Pihak manajemen DTW Jatiluwih mengeluarkan anggaran Rp 200 hingga Rp 300 juta, sementara Pemkab Tabanan Tabanan membantu Rp 120 juta. Selain itu, ada bantuan darei pusat berupa spanduk dan lainnya. Pihaknya juga menggali dari sponsor untuk hadiah-hadiah.
Festival Jatiluwih III 2019 sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak Juni 2019 lalu, diawali dengan acara anak-anak muda memanen padi menggunakan alat tradisional yang disebut 'anggapan'. Kemudian, dilaksanakan permainan tradisional yang melibatkan anak-anak SD.
Pada 20-22 Juli 2019, digelar acara kemah budaya tentang pertanian, yang melibatkan para siswa SMA/SMK se-Tabanan. Selanjutnya, digelar kegiatan Pemilihan Duta Hijau Bali, 18 Agustus 2019. Keluar sebagai pemenang dalam ajang Duta Hijau Bali, masing-masing I Gusti Putu Putra Mahardika (pria) dan Maria Nindi Dewi (wanita), kedianya dari Kabupaten Badung.
Terkait digelarnya Festival Jatiluwih III 2019, didah dipasang Patung Dewi Sri di DTW Jatiluwih. Patung Dewi Sri berbahan bambu yang menjulang tinggi ini dibuat oleh seniman asal Gianyar, I Gusti Arya Udianata. Patung Dewi Sri dipasang di center point kawasan Subak Jatiluwih, 7 Juli 2019 lalu. Patung Dewi Sri dipasang menghadap ke utara. Sebelumnya, patung ini diangkut dari Gianyar menggunakan truk, 6 Juli 2019. *des
Komentar