Tas Kulit Ukir Bali Tembus Australia dan Kanada
Tas ukiran atau tatahan timbul merupakan salah satu produk kerajinan Bali yang punya prospek ekspor.
DENPASAR, NusaBali
Paling tidak dua negara yakni Australia dan Kanada yang sudah membeli, produk kerajinan tas berbahan kulit ini.
Ditatah atau diukir secara manual dengan ukiran pepatran (dedaunan) khas Bali menjadikan produk kerajinan ini khas dan orsinil. "Memang ukirannya pepatran khas Bali, " ujar Ketut Jaya Sugita, perajin tas kulit ukiran yang beralamat di Jalan Gunung Batok, Denpasar, Minggu (25/8).
Menurut Jaya Sugita, kerajinan tas ukiran timbul bermula dari kerajinan membuat sandal sejak tahun 2005. Kemudian berkembang. Tak saja sandal, tetapi kemudian tas. "Untuk pasar domestik pemasaranya menjangkau berbagai tempat, " ungkap Jaya Sugita.
Sedangkan untuk ekspor baru dua negara yakni Kanada dan Australia. Karena hand made, produksinya tidak massal. Kalau umpamanya permintaan 500 buah, sebulan bisa diselesaikan 20 sampai 30 buah tas. Sementara kebutuhan bahan baku, sejauh ini tidak ada kendala. Jika orderan banyak, bahan baku dia datangkan dari Jawa Timur dan Jawa Barat. "Kalau bahan baku tak ada masalah," ujarnya soal tas yang dibandrol Rp 1 juta sampai Rp 2 juta tersebut. *k17
Ditatah atau diukir secara manual dengan ukiran pepatran (dedaunan) khas Bali menjadikan produk kerajinan ini khas dan orsinil. "Memang ukirannya pepatran khas Bali, " ujar Ketut Jaya Sugita, perajin tas kulit ukiran yang beralamat di Jalan Gunung Batok, Denpasar, Minggu (25/8).
Menurut Jaya Sugita, kerajinan tas ukiran timbul bermula dari kerajinan membuat sandal sejak tahun 2005. Kemudian berkembang. Tak saja sandal, tetapi kemudian tas. "Untuk pasar domestik pemasaranya menjangkau berbagai tempat, " ungkap Jaya Sugita.
Sedangkan untuk ekspor baru dua negara yakni Kanada dan Australia. Karena hand made, produksinya tidak massal. Kalau umpamanya permintaan 500 buah, sebulan bisa diselesaikan 20 sampai 30 buah tas. Sementara kebutuhan bahan baku, sejauh ini tidak ada kendala. Jika orderan banyak, bahan baku dia datangkan dari Jawa Timur dan Jawa Barat. "Kalau bahan baku tak ada masalah," ujarnya soal tas yang dibandrol Rp 1 juta sampai Rp 2 juta tersebut. *k17
1
Komentar