1.130 Layangan Hiasi Pantai Mertasari
Sebanyak 1.130 layang-layang meriahkan Tanjung Mel Kite Festival ke-11 di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Selatan Minggu (25/8).
DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan lomba selama 2 hari yakni 24-25 Agustus 2019 dan mengangkat tema ‘Segara Bayu Embasin Prakanti’. Ketua Pelangi Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira mengatakan, event ini merupakan upaya dalam melestarikan tradisi melayangan yang sudah membudaya. Layang-layang tradisional Bali yang sudah diakui internasional memiliki ciri khas keunikan baik bentuk, proses pembuatan maupun filosofi yang terkandung di dalamnya serta telah menjadi predikat ‘Best of The Best’.
Hal itulah yang membuat Tanjung Mel Kite Festival ini dapat kembali digelar setiap tahunnya. "Ini merupakan poros pelestarian budaya, selain juga untuk menyatukan kembali masyarakat terutama pecinta layang-layang agar tetap menjaga persaudaraan antar sesama orang Bali. Sehingga hal-hal yang dapat membuat perpecahan bisa dihindari," ungkap Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Lebih lanjut Mariyana Wandhira mengatakan, Denpasar Kite Festival tahun ini diikuti 1.130 layang-layang tradisional dari seluruh penjuru Bali. Dari kegiatan ini pihaknya memberikan ruang kepada layang-layang Bali dengan tetap menguatkan sikut-sikut atau ukuran layang-layang yang telah diwariskan dari setiap kabupaten/kota.
Kriteria penilaian berkaitan dengan keindahan layang-layang saat terbang, keserasian warna, guangan, dan jegjeg tali. Layang-layang yang dilombakan meliputi, layang tradisional yakni Bebean, Janggan, Pecukan, dan Janggan Buntut dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa.
“Layang-layang tidak hanya sebagai bentuk hobi semata, namun saat ini layang-layang dengan berbagai bentuk dan kreatifitasnya telah menjadi mata pencaharian dan nilai tambah pariwisata Bli. Denga antusiasme masyarakat pihaknya ingin pemerintah tetap memfasilitasi festival layang-layang di Bali terutama pecinta layangan agar tetap diberikan ruang dan tempat yang sudah sering digunakan yakni Pantai Mertasari,” ujarnya. *mis
Hal itulah yang membuat Tanjung Mel Kite Festival ini dapat kembali digelar setiap tahunnya. "Ini merupakan poros pelestarian budaya, selain juga untuk menyatukan kembali masyarakat terutama pecinta layang-layang agar tetap menjaga persaudaraan antar sesama orang Bali. Sehingga hal-hal yang dapat membuat perpecahan bisa dihindari," ungkap Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Lebih lanjut Mariyana Wandhira mengatakan, Denpasar Kite Festival tahun ini diikuti 1.130 layang-layang tradisional dari seluruh penjuru Bali. Dari kegiatan ini pihaknya memberikan ruang kepada layang-layang Bali dengan tetap menguatkan sikut-sikut atau ukuran layang-layang yang telah diwariskan dari setiap kabupaten/kota.
Kriteria penilaian berkaitan dengan keindahan layang-layang saat terbang, keserasian warna, guangan, dan jegjeg tali. Layang-layang yang dilombakan meliputi, layang tradisional yakni Bebean, Janggan, Pecukan, dan Janggan Buntut dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa.
“Layang-layang tidak hanya sebagai bentuk hobi semata, namun saat ini layang-layang dengan berbagai bentuk dan kreatifitasnya telah menjadi mata pencaharian dan nilai tambah pariwisata Bli. Denga antusiasme masyarakat pihaknya ingin pemerintah tetap memfasilitasi festival layang-layang di Bali terutama pecinta layangan agar tetap diberikan ruang dan tempat yang sudah sering digunakan yakni Pantai Mertasari,” ujarnya. *mis
Komentar